ilustrasi Toba marah kepada Samosir (youtube.com/Dongeng Kita)
Toba yang bekerja sejak pagi hari sudah sangat lapar, dia langsung membuka bekal makanan yang dibawa oleh Samosir. Setelah dibuka, Toba sangat terkejut karena makan siangnya tinggal sisa sedikit saja. Kemudian, Samosir menjelaskan bahwa saat di perjalanan menuju ladang dia sangat lapar dan akhirnya memakan bekal makanan yang dipersiapkan untuk ayahnya. Toba pun sangat marah dan memaki Samosir dengan berkata, “Dasar anak keturunan ikan.”
Samosir yang mendengarkan perkataan Toba pun sangat terkejut. Dia berlari pulang ke rumah sambil menangis. Ketika sampai di rumah, Samosir bercerita tentang perkataan yang dilontarkan oleh Toba kepadanya, di mana dia disebut sebagai anak dari keturunan ikan.
Ibu Samosir sangat bersedih dan kecewa, karena Toba telah melanggar janjinya. Dalam beberapa saat, Samosir dan ibunya menghilang. Lalu, secara cepat tanah yang dipijak oleh mereka menyemburkan air dengan sangat deras, hingga membuat daratan dipenuhi oleh air. Semakin lama, semburan air semakin membesar dan membuat permukaan daratan tergenang air, hingga membentuk sebuah danau. Danau tersebutlah yang saat ini diberi nama danau Toba. Lalu, terdapat sebuah pulau kecil di tengah danau yang disebut Pulau Samosir.
Legenda danau Toba penuh dengan pesan moral yang berguna untuk manusia menjalani kehidupannya. Pertama, sebagai seorang anak, hendaknya berbakti kepada orangtua. Kedua, manusia tidak boleh serakah dan mengambil hak orang lain. Ketiga, sebagai manusia harus belajar agar mampu mengendalikan emosinya, sehingga perkataan dan tindakannya gak akan melukai perasaan orang lain. Keempat, ketika sudah berjanji, maka berusahalah untuk menepati.