Ilustrasi merenung (unsplash.com/alexey turenkov)
Bagi mahasiswa yang merantau, semester pertama sering kali penuh tantangan emosional. Salah satu yang paling berkesan adalah menghadapi rasa rindu rumah. Jauh dari keluarga membuat mahasiswa belajar mandiri sekaligus mengelola perasaan.
“Di bulan pertama kuliah, saya merasa sangat rindu rumah. Biasanya setiap hari bertemu keluarga, tetapi kini saya harus tinggal di kos dengan suasana yang benar-benar baru. Malam hari sering kali terasa sepi.”
“Rasa rindu itu semakin terasa ketika melihat teman-teman lain bisa pulang ke rumah setiap akhir pekan. Saya hanya bisa menelepon orangtua dan menceritakan kegiatan sehari-hari. Walaupun sederhana, percakapan itu selalu menenangkan.”
“Untuk mengalihkan rasa rindu, saya mencoba lebih aktif berinteraksi dengan teman kos. Kami sering masak bersama atau menonton film di kamar. Kebersamaan itu sedikit banyak membuat suasana lebih hangat.”
“Seiring waktu, saya mulai terbiasa dengan kehidupan di perantauan. Walaupun tetap rindu keluarga, saya belajar menjadi lebih mandiri dan kuat menghadapi hari-hari di kampus.”
“Pengalaman ini mengajarkan bahwa rindu bukanlah kelemahan, tetapi tanda kasih sayang. Semester pertama menjadi masa belajar untuk menyeimbangkan perasaan dengan tanggung jawab sebagai mahasiswa.”
Pengalaman di semester pertama memang selalu memberikan cerita unik yang sulit dilupakan. Dari setiap proses belajar, tantangan, hingga kebahagiaan kecil yang ditemui sehari-hari, semuanya meninggalkan jejak yang membentuk karakter mahasiswa baru.