Pada Acara Seminar Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan
Jakarta, 22 April 2016
Yang terhormat:
- Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Pusat;
- Ketua KPK atau yang mewakili;
- Para Undangan yang berbahagia.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua,
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, kita bisa berkumpul di sini pada acara Seminar Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan.
Seminar ini mengambil tema "Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan" sangat tepat untuk dijadikan materi diskusi pada kesempatan ini. Tema ini sangat terkait dengan pola pengasuhan dalam keluarga yang kualitasnya harus ditingkatkan di setiap keluarga.
Ibu dan Bapak yang berbahagia,
Peran orang tua dalam pengasuhan anak pada masa tumbuh kembangnya sangat penting. Dalam hal ini ibu memegang peranan penting dalam pengasuhan anak usia dini karena ibu sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak di samping ayah. Bersama dengan peran ayah, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengembangkan nilai-nilai luhur sehingga anak dapat berkembang sebagai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Anak merupakan potensi dari kelangsungan bangsa. Bila anak berkualitas akan menghasilkan bangsa yang berkualitas. Jumlah anak Indonesia mencapai sepertiga dari total penduduk Indonesia, yaitu sekitar 87 juta anak merupakan potensi sumber daya manusia
yang tidak boleh disia-siakan. Keluarga, masyarakat dan pemerintah wajib untuk memenuhi hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak Anak. Namun disamping hak tersebut terdapat pula sebuah tanggung jawab. Hal ini telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 19 yang menyebutkan bahwa, "Setiap anak berkewajiban untuk:
- menghormati orang tua, wali dan guru;
- mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman;
- mencintai tanah air, bangsa dan negara;
- menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
- melaksanakan etika dan akhlak yang mulia".
Dengan adanya keseimbangan antara pemenuhan hak dan terlatihnya rasa tanggung jawab pada anak, diharapkan kita memiliki generasi masa depan yang tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi generasi masa kini dan masa depan yang cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual, yang mampu merespon berbagai perkembangan zaman secara cerdas pula.
Sebagai orang tua, ibu dan ayah, diharuskan untuk dapat mengembangkan nilai-nilai luhur tersebut. Semua orang tua tentu sepakat akan pentingnya pengasuhan anak, namun kemampuan orang tua dalam pengasuhan anak sangat beragam. Pada kenyataannya, masih banyak orang tua tanpa "persiapan" dan pemahaman yang tepat berkaitan dengan pola pengasuhan anak, karena memang tidak ada kursus ataupun pelatihan tentang bagaimana menjadi orang tua, sehingga menjadi orang tua biasanya masing-masing belajar dari cara orang tua sendiri di dalam mendidik dan mengasuh anak, atau belajar dari orang lain dan /atau media yang ada.
Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa menjadi orang tua adalah sesuatu yang alami, tanpa perlu persiapan sehingga ada anggapan siapapun yang memasuki jenjang perkawinan pasti akan mampu dan memiliki keterampilan dalam pengasuhan anak dan kebanyakan orang tua beranggapan bahwa keterampilan untuk mengasuh anak akan dengan sendirinya dimiliki jika waktunya datang, padahal pengetahuan dan keterampilan ini harus dipelajari serta dipahami oleh setiap calon orang tua.
Oleh karenanya, kita perlu melakukan perubahan pola pikir (mindset) bahwa ibu dan ayah harus dipersiapkan dan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang perkembangan anak usia dini, tahapan tumbuh kembang anak, pola pengasuhan yang baik, serta hak-hak dan kewajiban anak . Dengan pola pengasuhan yang tepat dan efektif maka anak Indonesia akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, didukung oleh karakter yang baik pula sehingga pada akhirnya akan berkontribusi dalam pembangunan karakter bangsa yang baik pula.
Saya ingin meyakinkan kita semua, bahwa jika perempuan lebih maju, lebih besar perannya di planet ini, maka dunia akan lebih sejahtera. Kita harus memahami bahwa menyelamatkan satu perempuan Indonesia berarti menyelamatkan bangsa Indonesia.
Marilah kita bersama-sama membangun keluarga Indonesia agar lebih kuat, lebih berkualitas. Upaya ini bukan tanggung jawab sesuatu pihak saja, melainkan tanggung jawab kita semua. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk itu, maka marilah kita gabungkan kekuatan kita. Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan. Selamat mengikuti kegiatan ini, mudah-mudahan dapat mengambil manfaat yang sebaik-baiknya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Yohana Susana Yembise
(Sumber: kemenpppa.go.id/Yohana Susana Yembise)
Itulah tadi beberapa contoh kata-kata sambutan yang bisa jadi referensi. Tentunya sekarang kamu sudah gak bingung apa yang harus diucapkan saat membuka sebuah acara ya.