Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melakukan tes skolastik (pexels.com/Andy Barbour)

Intinya sih...

  • Latihan soal skolastik LPDP 2025 sangat penting untuk mempersiapkan diri

  • Soal-soal kemampuan verbal mengukur pemahaman makna kata, kalimat, dan logika bahasa

  • Kemampuan numerik menguji logika matematika dasar seperti aritmetika, aljabar, rasio, persentase, dan pola bilangan

Jika kamu sedang mempersiapkan diri untuk seleksi beasiswa LPDP 2025, tahapan penting yang harus kamu taklukkan adalah tes skolastik. Agar kamu bisa melakukan tes ini dengan baik, kamu perlu mempelajarinya jauh-jauh hari. Nah, artikel ini, kamu akan menemukan 40 contoh soal skolastik LPDP 2025 lengkap dengan jawaban dan pembahasannya.

Tes ini mengukur kemampuan berpikir logis, verbal, numerik, dan spasial kamu secara objektif. Mari mulai pelajari setiap bagian soal agar kamu lebih siap menghadapi ujian sebenarnya!


1. 10 contoh soal kemampuan verbal

ilustrasi melakukan tes skolastik (pexels.com/Andy Barbour)

Kemampuan verbal sangat penting dalam seleksi LPDP karena mengukur cara kamu memahami makna kata, kalimat, dan hubungan antar ide dalam teks. Biasanya, soal terdiri dari sinonim, antonim, analogi, ide pokok, hingga kemampuan memahami logika bahasa. Latihan secara rutin di bagian ini dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatanmu dalam membaca soal.

1. Sinonim dari kata "ekspansif" adalah...

a. Eksklusif
b. Meluas
c. Mengurangi
d. Selektif

Jawaban: b. Meluas
Pembahasan: Ekspansif berasal dari kata expand (meluas, berkembang). Sinonim terdekatnya adalah meluas.


2. Antonim dari kata "akurat" adalah...

a. Tepat
b. Cermat
c. Kasar
d. Salah

Jawaban: d. Salah
Pembahasan: "Akurat" berarti benar dan tepat. Lawannya adalah “salah”, bukan hanya “kasar”.

3. Analogi: matahari : panas = kulkas : ...

a. Suhu
b. Dingin
c. Es
d. Lampu

Jawaban: b. Dingin
Pembahasan: Matahari menghasilkan panas, kulkas menghasilkan dingin. Hubungan sebab-akibat.

4. Manakah dari kalimat berikut yang termasuk pleonasme (kata yang mubazir)?

a. Ia masuk ke dalam rumah.
b. Mereka duduk di kursi.
c. Saya membaca buku baru.
d. Dia sedang tidur siang.

Jawaban: a. Ia masuk ke dalam rumah.
Pembahasan: “Masuk” sudah bermakna “ke dalam”, jadi frasa itu berlebihan (pleonasme).

5. Sinonim dari kata "kontradiksi" adalah...

a. Penyangkalan
b. Penegasan
c. Kesesuaian
d. Persetujuan

Jawaban: a. Penyangkalan
Pembahasan: “Kontradiksi” berarti pertentangan atau penyangkalan terhadap sesuatu.

6. Kalimat mana yang merupakan kalimat efektif?

a. Saya akan mencoba untuk belajar.
b. Dia adalah seorang siswa yang pintar sekali.
c. Ayah membeli sayur dan buah di pasar.
d. Dalam rangka untuk mempersiapkan ujian, saya belajar keras.

Jawaban: c. Ayah membeli sayur dan buah di pasar.
Pembahasan: Kalimat ini jelas, lugas, dan tidak boros kata. Efektif secara struktur.

7. Kalimat tidak efektif di bawah ini adalah...

a. Kami berencana akan pergi besok.
b. Saya suka makan buah.
c. Dia menonton televisi di kamar.
d. Mereka bermain di taman sore hari.

Jawaban: a. Kami berencana akan pergi besok.
Pembahasan: “Berencana” dan “akan” berlebihan. Pilihan efektif: Kami akan pergi besok atau Kami berencana pergi besok.

8. Antonim dari kata "abstrak" adalah...

a. Rumit
b. Logis
c. Konkrit
d. Nyata

Jawaban: c. Konkrit
Pembahasan: “Abstrak” berarti tidak berwujud nyata, lawannya adalah “konkrit”.

9. Kalimat manakah yang mengandung makna ganda (ambigu)?

a. Ibu melihat anak dengan kacamata.
b. Saya sedang membaca buku.
c. Mereka pergi ke Bandung naik kereta.
d. Dia menulis dengan pensil merah.

Jawaban: a. Ibu melihat anak dengan kacamata.
Pembahasan: Tidak jelas siapa yang memakai kaca mata — ibu atau anak?

10. Bacalah kalimat berikut:

"Setelah memenangkan lomba debat nasional, Rina menjadi lebih percaya diri."
Apa ide pokok dari kalimat tersebut?

Jawaban: Kemenangan Rina dalam lomba membuatnya lebih percaya diri.
Pembahasan: Kalimat menyatakan hubungan sebab (menang lomba) dan akibat (percaya diri). Fokus utama adalah perubahan sikap Rina karena keberhasilannya.

2. 10 contoh soal penalaran logis

ilustrasi melakukan tes skolastik (pexels.com/RDNE Stock project)

Penalaran logis mengukur kemampuan kamu dalam menyusun, memahami, dan mengevaluasi argumen atau pola berpikir yang runtut. Soal-soal di bagian ini biasanya berbentuk silogisme, pernyataan-kesimpulan, sebab-akibat, hingga logika perbandingan. Kemampuan ini sangat penting karena banyak keputusan dalam studi maupun kerja bergantung pada penalaran yang masuk akal dan objektif.

Berikut 10 soal tambahan penalaran logis lengkap dengan jawaban dan pembahasannya:

1. Premis: Semua programmer suka kopi.
Premis: Dani adalah programmer.
Kesimpulan: ...

Jawaban: Dani suka kopi.
Pembahasan: Karena Dani termasuk dalam kelompok “semua programmer” dan semua programmer suka kopi, maka kesimpulan valid.

2. Jika tidak ada siswa yang telat berarti semua siswa datang tepat waktu.
Hari ini, beberapa siswa tidak datang tepat waktu.
Kesimpulan: ...

Jawaban: Ada siswa yang telat.
Pembahasan: Logikanya: “Tidak datang tepat waktu” = telat, maka pernyataan menunjukkan kebalikannya.

3. Semua A adalah B. Sebagian C adalah B. Maka...
a. Semua C adalah A
b. Semua B adalah C
c. Tidak ada hubungan pasti antara A dan C
d. Semua A adalah C

Jawaban: c. Tidak ada hubungan pasti antara A dan C
Pembahasan: Hubungan antara A dan C tidak dijelaskan secara langsung oleh premis.

4. Jika hujan, maka tanah basah.
Tanah basah.
Kesimpulan: Maka hujan.
Apakah kesimpulan ini valid?

Jawaban: Tidak valid.
Pembahasan: Ini adalah kesalahan logika affirming the consequent. Tanah bisa basah karena hal lain.


5. Pernyataan: Semua atlet profesional disiplin.
Doni adalah atlet, tapi bukan profesional.
Kesimpulan: Doni tidak disiplin.
Validkah?

Jawaban: Tidak valid.
Pembahasan: Pernyataan hanya berlaku untuk atlet profesional. Doni bisa saja disiplin, tapi itu tidak dijelaskan oleh premis.

6. Semua dosen bisa mengajar. Sebagian dosen menulis buku.
Kesimpulan yang tepat adalah...

Jawaban: Semua dosen bisa mengajar.
Pembahasan: Hanya ini yang bisa disimpulkan secara langsung dari premis.

7. Jika harga BBM naik, maka harga kebutuhan pokok naik.
Sekarang, harga kebutuhan pokok tidak naik.
Kesimpulan: ...

Jawaban: Harga BBM tidak naik.
Pembahasan: Ini adalah implikasi logis (modus tollens): jika A → B, dan B tidak terjadi, maka A juga tidak terjadi.

8. Premis 1: Jika saya belajar, saya lulus.
Premis 2: Saya tidak lulus.
Kesimpulan: ...

Jawaban: Saya tidak belajar.
Pembahasan: Logika modus tollens. Tidak lulus → berarti tidak belajar.

9. Semua X adalah Y.
Tidak semua Y adalah Z.
Kesimpulan: ...

a. Semua X adalah Z
b. Sebagian Y bukan Z
c. X bukan Z
d. Semua Y adalah X

Jawaban: b. Sebagian Y bukan Z
Pembahasan: Kalimat kedua menyatakan sebagian Y bukan Z, dan itu bisa disimpulkan langsung.

10. Jika kucing diberi makan, maka dia tidak mengeong.
Kucing masih mengeong.
Kesimpulan: ...

Jawaban: Kucing belum diberi makan.
Pembahasan: Karena hasil (tidak mengeong) tidak terjadi, maka sebab (diberi makan) juga belum terjadi. Ini juga modus tollens.

3. 10 contoh soal kemampuan numerik

ilustrasi melakukan tes skolastik (pexels.com/RDNE Stock project)

Kemampuan numerik pada tes skolastik LPDP 2025 menguji logika matematika dasar seperti aritmetika, aljabar, rasio, persentase, dan pola bilangan. Tes ini tidak mengukur kemampuan berhitung rumit, tapi lebih kepada pemahaman konsep dasar dan ketelitian dalam menyelesaikan soal berbasis angka. Dalam waktu terbatas, kemampuan berpikir cepat dan sistematis sangat dibutuhkan.

Berikut ini 10 contoh soal numerik yang bisa kamu gunakan untuk latihan, lengkap dengan jawaban dan pembahasannya:

1. Berapa hasil dari:
15+24÷6x2

Jawaban: 23
Pembahasan:
Sesuai urutan operasi (operational hierarchy):
24 ÷ 6 = 4
4 × 2 = 8
15 + 8 = 23

2. Jika 60 persen dari sebuah angka adalah 48, maka berapa angka tersebut?

Jawaban: 80
Pembahasan:
60 persen x X = 48 →
0.6x = 48 →
x = 48 ÷ 0.6 = 80

3. Rata-rata dari 6, 9, 12, dan 15 adalah...

Jawaban: 10.5
Pembahasan:
Jumlah = 6 + 9 + 12 + 15 = 42
Banyak data = 4
Rata-rata = 42 ÷ 4 = 10.5

4. Sebuah toko memberi diskon 20 persen dari harga Rp250.000. Berapa harga setelah diskon?

Jawaban: Rp200.000
Pembahasan:
20 persen × 250.000 = 50.000
Harga akhir = 250.000 - 50.000 = 200.000

5. Sebuah bilangan jika dikalikan 5 hasilnya 135. Berapa bilangan tersebut?

Jawaban: 27
Pembahasan:
x × 5 = 135 →
x = 135 ÷ 5 = 27

6. Jika ⅔ dari suatu angka adalah 18, maka angka tersebut adalah...

Jawaban: 27
Pembahasan:
(2/3) × x = 18 →
x = 18 ÷ (2/3) = 18 × (3/2) = 27

7. Selisih antara ¾ dari 80 dan ⅗ dari 100 adalah...

Jawaban: 0
Pembahasan:
¾ × 80 = 60
⅗ × 100 = 60
Selisih = 60 - 60 = 0

8. Jika harga sebuah barang naik 25 persen dari Rp480.000, berapa harga barunya?

Jawaban: Rp600.000
Pembahasan:
25% × 480.000 = 120.000
Harga baru = 480.000 + 120.000 = 600.000

9. Bentuk paling sederhana dari pecahan 56/84 adalah...

Jawaban: 2/3
Pembahasan:
56 dan 84 bisa dibagi 28 →
56 ÷ 28 = 2, 84 ÷ 28 = 3 →
Pecahan sederhana = 2/3

10. Andi membeli 3 buku dengan harga masing-masing Rp45.000 dan membayar dengan uang Rp200.000. Berapa kembalian Andi?

Jawaban: Rp65.000
Pembahasan:
Total belanja = 3 × 45.000 = 135.000
Kembalian = 200.000 - 135.000 = 65.000

4. 10 contoh soal penalaran spasial

ilustrasi melakukan tes skolastik (pexels.com/RDNE Stock project)

Penalaran spasial dalam tes skolastik LPDP 2025 menguji kemampuan kamu dalam memahami bentuk, orientasi, rotasi, dan hubungan antar objek secara visual. Meskipun tidak semua soal disajikan dalam bentuk gambar, pemahaman pola spasial tetap bisa dilatih melalui soal logika visual dan urutan bentuk. Tes ini penting karena menunjukkan bagaimana kamu memproses informasi non-verbal secara logis dan sistematis.

Berikut adalah 10 contoh soal penalaran spasial lengkap dengan jawaban dan pembahasannya. Walau tanpa visual, pola-pola ini dapat melatih logika bentuk:


1. Jika suatu kubus memiliki 6 sisi yang berbeda warna dan sisi merah berseberangan dengan sisi biru, maka sisi yang berseberangan dengan sisi hijau adalah...

a. Kuning
b. Putih
c. Hitam
d. Merah

Jawaban: a. Kuning
Pembahasan: Dalam sebuah kubus, tiap sisi berpasangan saling berseberangan. Jika merah berseberangan dengan biru, dan hijau tidak berseberangan dengan keduanya, maka pasangan hijau adalah kuning (asumsi standar posisi simetris 3 pasang sisi).


2. Sebuah bangun datar berpola: persegi → segitiga → lingkaran → persegi → segitiga → ...
Bentuk selanjutnya adalah...?

a. Persegi
b. Segitiga
c. Lingkaran
d. Trapesium

Jawaban: c. Lingkaran
Pembahasan: Pola bentuk berulang setiap 3: persegi → segitiga → lingkaran → ulang. Maka urutan ke-6 adalah lingkaran.

3. Jika sebuah panah berputar searah jarum jam 90 derajat setiap detik, maka dalam 6 detik, arah panah akan menghadap...?

a. Kanan
b. Kiri
c. Atas
d. Bawah

Jawaban: d. Bawah
Pembahasan: 6 detik × 90 derajat = 540 derajat.
540 derajat - 360 derajat (1 putaran penuh)= 180 derajat.
berarti, panah yang semula ke atas → 180 derajat = ke bawah.

4. Bentuk manakah yang berbeda pola urutannya?

a. A-B-A-B-A
b. X-Y-Z-X-Y
c. M-N-O-M-N
d. 1-2-3-1-2

Jawaban: a. A-B-A-B-A
Pembahasan: Semua pola lainnya terdiri dari 3 elemen berulang. Pilihan A hanya 2 elemen, jadi berbeda.

5. Jika suatu bentuk dilipat menjadi kubus, sisi mana yang tidak mungkin bersebelahan dengan sisi bawah?

a. Atas
b. Kiri
c. Kanan
d. Depan

Jawaban: a. Atas
Pembahasan: Dalam kubus, sisi atas selalu berlawanan (bukan bersebelahan) dengan sisi bawah.


6. Urutan rotasi 90 derajat searah jarum jam dari bentuk "L" akan menghasilkan bentuk seperti...?

a. ⅃
b. ∟
c. ┗
d. ⊥

Jawaban: c. ┗
Pembahasan: Rotasi "L" 90 derajat menghasilkan bentuk seperti ┗, yaitu kaki vertikal menjadi horizontal ke kiri, dan horizontal ke bawah.

7. Jika huruf “F” diputar 180 derajat, bentuknya menjadi...?

a. Masih F
b. Mirip ƒ
c. Bentuk terbalik dari F
d. Tidak berubah

Jawaban: c. Bentuk terbalik dari F
Pembahasan: Rotasi 180 derajat mengubah orientasi ke arah bawah dan belakang. Huruf “F” jadi terbalik dan terbalik arah.


8. Polanya: ● ◯ ● ◯ ● ◯ ... Bentuk ke-9 adalah...?

a. ●
b. ◯
c. Tidak bisa ditentukan
d. ◯◯

Jawaban: a. ●
Pembahasan: Pola berulang 2 bentuk. Ganjil = ●, genap = ◯. Posisi ke-9 = ganjil → ●

9. Sebuah bentuk bergeser ke kanan 2 satuan setiap detik. Di mana posisi bentuk itu setelah 5 detik jika awalnya di titik 0?

a. 5
b. 10
c. 12
d. 15

Jawaban: b. 10
Pembahasan: 2 × 5 detik = 10


10. Jika bentuk persegi dirotasi 270 derajat searah jarum jam, maka akan menghadap arah...

a. Kanan
b. Atas
c. Kiri
d. Bawah

Jawaban: c. Kiri
Pembahasan: 270° searah jarum jam = rotasi 3 × 90°
Arah semula: atas → kanan → bawah → kiri

Mempelajari contoh-contoh soal skolastik LPDP 2025 ini jadi langkah cerdas untuk memperbesar peluang lolos ke tahap berikutnya, lho. Dengan latihan yang tepat dan strategi pengerjaan yang efisien, kamu bisa meningkatkan performa secara signifikan. Jangan lupa juga untuk mengecek informasi resmi dari LPDP secara berkala agar tidak ketinggalan update.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team