Ilustrasi pidato (pexels.com/Henri Mathieu-Saint-Laurent)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para ustaz, ustazah, para kiai dan nyai yang kami cintai, serta teman-teman santri hebat, pejuang masa depan bangsa, selamat pagi dan selamat Hari Santri Nasional 2025!
Alhamdulillah, hari ini kita berkumpul dengan penuh semangat di momentum yang istimewa, Hari Santri Nasional. Hari di mana kita mengenang perjuangan para ulama dan santri yang tidak hanya belajar di pondok, tapi juga berjuang di medan perang, di jalan ilmu, dan di setiap detik perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Teman-teman, kalau kita flashback ke masa lalu, santri bukan cuma duduk mengaji dan menulis di papan tulis. Santri adalah mereka yang ikut turun ke jalan, berani angkat suara, bahkan mengangkat senjata demi tegaknya kemerdekaan bangsa. Resolusi Jihad yang dicetuskan KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 adalah bukti nyata bahwa santri punya peran besar dalam mengawal Indonesia menuju kemerdekaan sejati.
Nah, sekarang pertanyaannya, setelah Indonesia merdeka, apa peran santri hari ini? Apakah cukup berhenti di mengenang? Tentu tidak! Tema Hari Santri tahun ini, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, mengingatkan kita bahwa perjuangan belum selesai. Kita tak lagi berperang melawan penjajah, tapi kita berjuang melawan kemalasan, kebodohan, dan ketertinggalan.
Santri kekinian harus 'melek' teknologi, kritis berpikir, dan berani berinovasi. Dunia digital bukan ancaman, tapi peluang. Kita bisa berdakwah lewat konten kreatif, menebar ilmu lewat media sosial, bahkan membangun startup berbasis nilai-nilai Islam. Bayangkan kalau generasi santri mampu memimpin di dunia teknologi, ekonomi, dan pendidikan, betapa hebatnya peradaban yang bisa kita wujudkan!
Teman-teman, mengawal Indonesia merdeka artinya menjaga nilai-nilai yang dulu diperjuangkan oleh para kiai. Kejujuran, kerja keras, cinta tanah air, dan semangat gotong royong. Nilai-nilai itu harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal kecil. Disiplin di pondok, menghormati guru, belajar sungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah ketika gagal. Dari kebiasaan-kebiasaan kecil itulah, lahir karakter besar yang bisa membawa bangsa ini menuju peradaban dunia.
Kita semua tahu, dunia sekarang butuh pemimpin yang punya integritas, cerdas, dan berakhlak. Siapa yang lebih siap daripada kita, para santri? Kita terbiasa hidup sederhana, belajar ikhlas, dan tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual. Tinggal bagaimana kita upgrade diri agar relevan dengan zaman, menguasai bahasa asing, belajar teknologi, memahami isu global, tapi tetap berpegang pada ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Jadi, teman-teman, jangan pernah remehkan status kita sebagai santri. Dari pesantren, lahir generasi yang bisa menulis sejarah baru dunia. Kita bukan sekadar “penjaga masa lalu”, tapi juga “pembawa masa depan”. Mari buktikan bahwa santri Indonesia siap bersaing, siap memimpin, dan siap membawa Indonesia menuju peradaban dunia yang maju, beradab, dan berakhlak mulia.
Terakhir, saya ingin mengajak kita semua terus belajar tanpa lelah, berjuang tanpa pamrih, dan berdoa tanpa henti. Jadilah santri yang berpikir global tapi berhati lokal, yang melangkah dengan ilmu, tapi tetap bersujud dengan taat. Karena di tangan kita, masa depan Indonesia akan terus hidup, merdeka, dan bermartabat.
Dirgahayu Hari Santri Nasional 2025! Santri kuat, Indonesia hebat! Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nah, itulah contoh teks pidato Hari Santri Nasional 2025 yang bisa kamu gunakan sesuai acara dan audiens, dari mulai formal dan informal. Semoga menginspirasi, ya!