Perbedaan Membaca Intensif dan Ekstensif, Kamu Tim yang Mana?

Simak juga manfaat dari keduanya

Membaca merupakan kegiatan positif dan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), membaca adalah proses melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Membaca dapat mendatangkan banyak manfaat, mulai dari menambah wawasan, memperkaya kosa kata, meningkatkan keterampilan berbicara, hingga membantu mengubah cara pandang kita agar dapat melihat dan menilai sesuatu tidak hanya dari satu sisi. Perlu diketahui, kegiatan membaca dibagi menjadi dua metode, yakni membaca intensif dan membaca ekstensif.

Pada artikel ini, akan dibahas mengenai pengertian serta perbedaan membaca intensif dan ekstensif. Berikut ulasannya!

1. Apa yang dimaksud dengan membaca intensif?

Perbedaan Membaca Intensif dan Ekstensif, Kamu Tim yang Mana?ilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Dikutip e-book MEMBACA Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa oleh Prof. DR. Henry Guntur Tarigan (2021), membaca intensif adalah membaca secara saksama, teliti, dan terperinci terhadap bahan bacaan yang pendek. Sedangkan, menurut modul Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif dalam Pembelajaran yang diakses melalui laman resmi Direktorat SMP, membaca intensif merupakan kegiatan membaca suatu teks bacaan yang dilakukan secara mendalam.

Tujuan dari metode membaca intensif sendiri agar para pembaca bisa memahami informasi bacaan dengan benar, mengasah kemampuan membacanya, dan mampu berpikir secara kritis. Pada praktiknya, metode ini mengharuskan seseorang untuk membaca satu pilihan bacaan yang sudah disediakan. Selain itu, membaca dengan metode ini juga biasanya memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari 500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit).

2. Apa yang dimaksud dengan membaca ekstensif?

Perbedaan Membaca Intensif dan Ekstensif, Kamu Tim yang Mana?ilustrasi membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sedangkan, membaca ekstensif menurut Prof. DR. Henry Guntur Tarigan dalam e-book MEMBACA Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (2021) adalah membaca secara luas. Maksudnya, individu dapat membaca teks bacaan sebanyak mungkin dalam waktu yang lebih singkat.

Berdasarkan modul Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif dalam Pembelajaran yang diakses melalui situs resmi Direktorat SMP, dijelaskan bahwa membaca ekstensif merupakan kegiatan membaca sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini, individu dibebaskan memilih bahan bacaan yang sesuai dengan minat mereka serta tidak ditentukan berapa banyak bacaan yang harus dibacanya.

Tujuan dari metode membaca ekstensif adalah untuk menumbuhkan ketertarikan membaca dengan memahami isi bacaan yang penting-penting secara cepat. Di sisi lain, metode ini juga berguna untuk mewujudkan cara membaca secara efisien.

Baca Juga: 11 Kebiasaan Membaca yang Merusak Buku, Segera Ubah!

3. Apa saja perbedaan membaca intensif dan ekstensif?

Perbedaan Membaca Intensif dan Ekstensif, Kamu Tim yang Mana?ilustrasi seseorang membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Masih dikutip laman resmi Direktorat SMP, terdapat perbedaan yang signifikan di antara membaca intensif dan eksteansif jika dilihat dari segi strategi untuk meningkatkan kecakapan dan memperkuat literasi. Berikut beberapa strategi membaca intensif:

  • Strategi memprediksi isi bacaan

Strategi ini akan membantu pembaca untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki, sehingga pembaca dapat menggabungkan materi yang telah diketahui dengan materi baru dalam suatu bacaan.

  • Strategi gambar dengan keterangan

Strategi ini dilakukan dengan cara melihat dan menuangkan isi bacaan ke dalam sebuah gambar atau ilustrasi yang disertai dengan tulisan sebagai penjelasannya.

  • Strategi Kosakata

Strategi kosa kata dapat diterapkan saat prabaca dan pascabaca. Pada saat prabaca, akan mengaktifkan skemata untuk mengetahui sejauh mana pembaca mengetahui istilah sulit atau memahami topik bahasan. Sedangkan, bila diterapkan pada pascabaca dapat menggunakan frayer model untuk mengetahui seberapa paham pembaca terhadap istilah sulit atau konsep tertentu.

  • Strategi membaca dialogis

Sesuai namanya, strategi ini diterapkan melalui proses dialog, yaitu melibatkan guru dan siswa. Guru sebagai fasilitator, berperan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait teks bacaan yang telah dibacanya, mulai dari menanyakan definisi suatu istilah sampai meminta siswa untuk menceritakan kembali isi teks tersebut. Pada strategi ini, seorang guru akan menilai apakah siswa tersebut benar-benar memahami teks yang sudah dibacanya atau tidak.

Adapun beberapa strategi membaca ekstensif, di antaranya sebagai berikut:

1. Sumber bacaan

Sumber bacaan dianggap sebagai salah satu yang dapat memengaruhi minat baca seseorang. Sumber bacaan juga dibagi menjadi beberapa kategori, yakni teks fiksi, teks informasi, teks berjenjang, teks tidak berjenjang, dan genre bacaan.

Teks fiksi cukup sering direkomendasikan sebagai salah satu sumber bacaan menarik yang mampu meningkatkan minat baca seseorang karena di dalamnya memuat unsur hiburan. Teks berjenjang dibuat untuk mengakomodasi keterampilan pembaca yang beragam, dilihat dari panjang cerita, kompleksitas struktur, bahasa, serta diksi yang digunakan.

Sedangkan, teks tidak berjenjang meliputi novel, artikel, cerita pendek, majalah, dan lain sebagainya. Terakhir, teks berdasarkan genre, artinya pembaca dapat memilih jenis genre bacaan sesuai ketertarikan masing-masing, misalnya horor, komedi, romansa, fantasi, dan lain-lain.

2. Teknik memilih bacaan

Teknik The Five Finger Rule (TFFR) merupakan teknik memilih bacaan yang sering digunakan dalam membaca ekstensif. Teknik ini cukup sederhana dan mudah diingat, di mana seorang guru mengajak peserta didik membuka sebuah halaman pada buku terpilih, sampai mereka menemukan teks bacaan yang cocok.

Saat membaca, peserta didik juga diminta untuk menghitung kosa kata yang sulit. Jika mereka menemukan lima kosa kata yang sulit dalam 1 halaman, maka peserta didik diminta untuk mencari bahan bacaan lain yang setidaknya memiliki maksimal 3 kosa kata sulit dalam suatu halaman.

4. Manfaat membaca intensif dan ekstensif

Perbedaan Membaca Intensif dan Ekstensif, Kamu Tim yang Mana?ilustrasi gemar membaca (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Mengutip modul Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif dalam Pembelajaran yang diakses melalui situs resmi Direktorat SMP, ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dari menerapkan metode membaca intensif, seperti mampu memahami teks bacaan dengan baik, dapat mengekstrak informasi, dan lebih mudah dalam menjawab pertanyaan pada suatu bacaan.

Sementara itu, bila kamu menerapkan metode membaca ekstensif, beberapa manfaat yang bisa diperoleh, yakni minat baca akan semakin berkembang, mampu membaca dengan kecepatan yang sesuai, dan bisa menemukan esensi membaca bagi diri sendiri. Dalam jangka panjang, membaca ekstensif juga dapat memajukan budaya literasi, sehingga aktivitas membaca bukan lagi suatu keharusan, melainkan sebagai kebiasaan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama atau sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memahami isi bacaan dengan benar. Sedangkan, membaca ekstensif merupakan kegiatan membaca sebanyak-banyaknya yang dilakukan dalam waktu singkat untuk mengetahui informasi bacaan atau untuk kesenangan.

Dengan menerapkan gaya membaca secara intensif dan ekstensif, diharapkan minat baca akan semakin meningkat. Kalau kamu lebih suka membaca dengan metode intensif atau ekstensif, nih?

Baca Juga: 5 Manfaat Membaca Novel, Cocok untuk Mengatasi Kesepian

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya