MVP: Definisi, Tujuan, hingga Cara Membuatnya

Cocok buat tes "ombak"!

MVP adalah teknik pengembangan produk dengan fitur-fitur dasar untuk memuaskan pengguna awal. Nantinya, fitur akhir yang lengkap baru akan dirancang dan dikembangkan setelah mempertimbangkan umpan balik dari pengguna awal produk tadi.

Istilah MVP merujuk pada Minimum Viable Product yang umumnya dijadikan sebagai inti dari strategi eksperimen bagi produk yang dikeluarkan oleh perusahaan rintisan (startup). MVP ini berpotensi membuka jalan bagi keberhasilan produk jika berfokus pada kebutuhan pelanggan dan rangkaian fitur utamanya. 

Apakah kamu penasaran dengan MVP ini? Yuk, simak lebih lanjut untuk memahami definisi, tujuan, karakteristik, dan cara membuat MVP yang baik agar produk bisnismu optimal!

1. Definisi MVP

MVP: Definisi, Tujuan, hingga Cara Membuatnyailustrasi bermain video game (unsplash.com/Sam Pak)

Tidak ada bisnis yang mau mengeluarkan uang untuk sebuah produk yang tidak memiliki pasar. Oleh karenanya, MVP hadir sebagai jawaban untuk pengembangan produk yang inovatif tapi tetap efisien.

Dilansir Technopedia, MVP adalah bentuk pertama dari sebuah produk yang dapat dirilis entitas bisnis kepada penggunanya. Produk ini umumnya menyediakan fungsionalitas inti tanpa fitur tambahan apa pun. 

Kamu dapat menggunakan MVP untuk menilai bagaimana perasaan pelanggan terhadap ide produk yang dirancang oleh bisnismu. Jika ide tersebut memiliki potensi, kamu dapat memanfaat ulasan pelanggan untuk mengembangkan versi produk berikutnya ke dalam bentuk yang lebih optimal.

Beberapa contoh MVP antara lain adalah prototipe perangkat lunak, video demonstrasi produk, versi dasar dari sebuah video game, desain produk, hingga landing page.

2. Tujuan MVP

MVP: Definisi, Tujuan, hingga Cara MembuatnyaIlustrasi pengguna sosial media Instagram (pexels.com/cottonbro)

Tujuan utama membangun MVP adalah untuk meluncurkan produk dengan cepat, yang diperoleh dari perencanaan ide yang sudah matang, dengan anggaran yang jauh lebih rendah. Solusi dari pengembangan MVP memungkinkan bisnis mengumpulkan umpan balik untuk produk dan memasukkannya ke dalam iterasi produk di masa mendatang. 

Adapun melansir Product Plan, sebuah bisnis mungkin memilih untuk mengembangkan dan merilis MVP dengan tujuan sebagai berikut:

  • Menguji ide dengan pengalaman pengguna asli sebelum menganggarkan biaya besar untuk pengembangan produk secara keseluruhan.
  • Mempelajari apa yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan target pasar bisnis.
  • Membantu meminimalkan waktu dan sumber daya yang dicurahkan untuk membangun produk yang tidak berhasil.

3. Karakteristik MVP

MVP: Definisi, Tujuan, hingga Cara MembuatnyaIlustrasi startup (pexels.com/RODNAE Productions)

Dilansir Master Class, karakteristik MVP adalah sebagai berikut:

  • Berisi esensi dari ide produk: MVP perlu menampilkan serangkaian fitur inti dasar dari ide produk bisnismu. Jika MVP terlalu umum, bisnismu berpotensi menerima umpan balik yang tidak dapat diandalkan. 
  • Produksi berbiaya rendah: Idealnya, MVP tidak mahal untuk dibuat, yang mana sangat cocok bagi startup yang biasanya memiliki modal kerja yang terbatas. 
  • Bernilai: MVP yang baik harus memberi beberapa wawasan tentang produk dan nilai yang menguntungkan bagi pengguna. Oleh karenanya, saat mengembangkan MVP, penting untuk mempertimbangkan target pasar dan potensi masalah yang dapat diatasi oleh produk.
  • Ruang untuk pengembangan ulang: MVP harus berfungsi sebagai titik awal yang baik untuk pengembangan produk bisnismu. Ini akan berguna sebagai basis pengguna yang lebih luas.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn

dm-player

4. Cara Membuat MVP

MVP: Definisi, Tujuan, hingga Cara MembuatnyaIlustrasi riset (Pixabay.com)

Umumnya, pembuatan MVP tidak memiliki perbedaan besar dari pengembangan produk perangkat lunak. Keduanya memiliki langkah yang kurang lebih sama, tapi dengan kecepatan dan tujuan yang berbeda. Merujuk laman Net Solutions, tahapan membuat MVP adalah sebagai berikut:

  • Lakukan riset pasar:

Mulailah dengan menganalisis pasar, mengidentifikasi target audiens, serta menghitung ukuran pasar yang ingin dituju. Makin banyak informasi yang dimiliki, maka makin tinggi pula peluang keberhasilannya. Pastikan juga untuk mengawasi kompetitor, guna mengetahui bagaimana ide produk bisnismu bisa lebih menonjol.

  • Perkuat nilai tambah produk:

Nilai apa yang ditawarkan produk baru ini kepada para pengguna? Apa manfaatnya bagi mereka? Mengapa mereka harus membeli produk tersebut? Jawaban dari pertanyan-pertanyaan ini nantinya bisa membantu kamu dalam mendefinisikan nilai jual produk.

Sebagai MVP, produk harus menawarkan nilai kepada pengguna dalam tingkatan yang paling dasar. Kamu bisa memulai langkah ini dengan mengidentifikasi profil pengguna dan menyusun MVP berdasarkan kebutuhan mereka.

  • Petakan alur pengguna:

Proses desain produk adalah tahapan MVP yang cukup krusial. Bisnis perlu melihat produk dari sudut pandang pengguna, mulai dari membuka aplikasi hingga proses akhir, seperti dalam melakukan pembelian maupun pengiriman. Dengan kata lain, bisnis harus mendesain produk dengan cara yang nyaman bagi penggunanya. 

  • Prioritaskan Fitur-fitur MVP:

Pada tahap ini, prioritaskan semua fitur yang akan didukung oleh MVP. Kamu dapat mengategorikan fitur MVP ke dalam kelompok prioritas tinggi, menengah, dan rendah. Setelahnya, penting untuk mengatur fitur-fitur tersebut ke dalam backlog produk sesuai dengan tingkat prioritasnya.

  • Jalankan MVP:

Inilah tahapan di mana bisnismu sudah siap meluncurkan MVP. Ingatlah bahwa kualitas MVP tidak lebih rendah dari produk akhir. Jadi, pastikan MVP bisnismu mudah digunakan, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, ya.

5. Kekurangan MVP

MVP: Definisi, Tujuan, hingga Cara MembuatnyaIlustrasi startup (Pexels/Startup Stock Photos)

Saat merancang MVP, kamu mungkin akan menemui kesulitan dalam menentukan fitur mana yang cukup penting untuk dimasukkan ke dalam produk awal. Jika kamu memasukkan terlalu banyak fitur, pengembangannya akan memakan banyak waktu dan juga biaya. Namun, jika hanya memiliki sedikit fitur, produk bisnismu mungkin tidak akan menyelesaikan masalah pelanggan secara memadai.

Kekurangan lain dalam MVP adalah membuat perlindungan informasi hak kekayaan intelektual menjadi kompleks. Hal ini terjadi karena MVP memungkinkan pesaing bisnis untuk melihat apa yang kamu buat, dan karena idenya cukup sederhana, kompetitor dapat memodifikasinya ke dalam versi produk bisnis yang mereka jalankan.

Meskipun terlihat besar, MVP adalah bagian kecil dalam perjalanan produk bisnis. MVP memungkinkan bisnismu untuk memvalidasi ide dengan murah dan cepat, mendapatkan umpan balik dari pengguna secara nyata, serta menjadi bukti kuat bahwa gagasan ide produk telah dianggap berhasil bagi para pemangku kepentingan dan juga investor. Jadi bagaimana, kamu sudah siap menjalankannya?

Baca Juga: 5 Plus Minus Bekerja di Perusahaan Startup, Berani Coba?

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya