Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ipbmag.ipb.ac.id
ipbmag.ipb.ac.id

Ketika terjadi banyak konflik di atas lahan pertanian, harga produk pertanian meroket, dan berjuta masalah pertanian lainnya terjadi, banyak orang akan melirik anak IPB. Hal itu karena universitas IPB punya kepanjangan Institut Pertanian Bogor. Mereka akan membatin "Wajar banyak masalah pertanian di negeri ini, alumninya saja nggak ada yang jadi petani dan peduli pertanian".

Hanya karena nama kampusnya pertanian, semua 'diharuskan' jadi petani.

IPB populer dengan kepanjangan (sindiran) Institut Publisistik Bogor atau Institut Perbankan Bogor karena alumninya banyak yang bekerja menjadi media dan bank. Banyak orang menganggap ini tidak benar, harusnya alumni kampus pertanian ya jadi petani, bukan malah bekerja di bidang lain.

Padahal jurusan dan fakultas di IPB banyak, bukan hanya pertanian saja.

Jurusan dan fakultas di IPB sebenarnya bukan hanya pertanian saja, fakultas pertanian hanya salah satunya. Jurusan dan fakultasnya beragam dari mulai pertanian hingga ekonomi dan manajemen. Sebagai bagian dari IPB, semua mahasiswa memang belajar sedikit mengenai dasar pertanian. Tapi hanya secara akademis, bukan praktik, berbeda dengan mereka yang memang jurusan pertanian.

Lagipula peduli terhadap pertanian tak harus dengan jadi petani kan?

Peduli terhadap pertanian dan mendukung kemajuan pertanian tak harus menjadi petani. Berbagai macam profesi di luar sana banyak juga kok yang berkaitan dengan pertanian dan anak IPB bisa menyisipkan kepedulian dan dukungannya di sana. Misalnya mereka yang bekerja sebagai banker, bisa membuat program berupa kredit untuk pertanian.

Lucunya ketika ada masalah dengan pertanian, selalu ditanya "alumni IPB kemana?"

Default Image IDN

Sindiran semacam ini pasti sudah sering didengar oleh telinga para alumni IPB. Mereka dianggap 'bersalah' atas apa yang terjadi pada dunia pertanian Indonesia yang memang sekarang sulit regenerasinya dan banyak permasalahan lainnya.

Kalau masalahnya teknologi, kesenian, dan lainnya, institut sebelah tidak dibawa-bawa namanya.

Default Image IDN

Ketika tidak ada yang bisa menyiapkan bibit cabai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mahasiswa pertanian yang dilirik. Tapi ketika sampai detik ini negeri kita belum bisa membuat berbagai produk elektronik sendiri, kenapa mahasiswa teknologi tak disentuh?

Bukannya gengsi jadi petani, tapi menjadi petani tak semudah yang dibayangkan.

Default Image IDN

Menjadi petani tak semudah lulus kemudian melamar pekerjaan sebagai petani. Kita tahu bahwa lahan pertanian sudah semakin sempit, adapula yang mendapat tuntutan dari orang tua untuk bekerja kantoran. Dan banyak yang belum siap dengan dunia pertanian yang "high risk, high revenue".

Ini memang dilematis, jika ditanya pasti semua alumni IPB ingin pertanian Indonesia maju. Tapi jika diharuskan jadi petani, beberapa pasti menjawab "tak semudah itu".

Editorial Team