7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu Perempuan

Ini daftarnya selain Convenience Store Woman

Kemunculan penulis-penulis perempuan mengubah banyak hal dalam pasar buku Jepang. Dominasi karya tulis yang sarat male gaze dan penghakiman pada perempuan mulai tergeser dengan ide-ide pemberdayaan dan kritik terhadap patriarki.

Merangkum tulisan David McNeill berjudul Mind the Gender Gap: Kawakami Mieko, Murata Sayaka, Feminism and Literature in Japan dalam Asia-Pacific Journal, kemunculan penulis beraliran feminis di Jepang dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, tekanan sosial yang besar terhadap perempuan Jepang untuk tetap melakoni peran-peran tradisional, seperti reproduksi dan mengurus anggota keluarga. Kedua, penggambaran karakter perempuan dalam produk budaya Jepang yang menekankan fungsi seksual mereka, menjadikannya jadi pemeran pendukung serta sosok yang harus selalu berkorban. 

Kehadiran buku-buku dari penulis perempuan yang mengusung feminisme pun jadi angin segar. Termasuk untuk para pembaca yang ingin melihat sisi lain Jepang. Untuk memudahkanmu memahami isu-isu perempuan Jepang, coba tujuh buku fiksi Jepang berikut. Meski halamannya tipis, kritiknya mengena dan jelas tak bertele-tele. Tamatkan dalam hitungan hari bahkan jam.

Baca Juga: 5 Buku Feminis Tulisan Chimamanda Ngozi Adichie

1. The Lonesome Bodybuilder

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanThe Lonesome Bodybuilder (instagram.com/softskullpress)

Bukan novela, The Lonesome Bodybuilder adalah buku kumpulan cerpen Yukiko Motoya yang mengambil topik-topik seputar liberasi. Dengan unsur magis dan surealis, beberapa cerpennya mungkin akan bikin kamu tercengang tak percaya. 

Judul buku ini diambil dari salah satu cerpen yang berkisah soal seorang istri yang menemukan kebebasan dan kepercayaan diri setelah rutin pergi ke gym dan membentuk tubuhnya. Sejak itu, ia tak lagi ambil pusing dengan penerimaan suaminya yang gila kerja. 

2. Mild Vertigo

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanMild Fertigo (instagram.com/ndpublishing)

Masih berkutat soal peran tradisional istri di Jepang, Mild Vertigo memperkenalkanmu pada ibu rumah tangga bernama Natsumi. Ia tinggal di sebuah apartemen di Tokyo bersama suami dan dua anak laki-lakinya.

Rutinitasnya monoton dan terkesan membosankan, tetapi Kanai berhasil menciptakan elemen sinematik yang bakal mengingatkanmu pada film-film feminis karya Chantal Akerman. Hal menarik lain dari Mild Vertigo adalah penggunaan kata ganti orang pertama yang membuat pergolakan batin Natsumi terasa natural dan menohok. 

3. The Hole

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanThe Hole (instagram.com/charmingbookcovers)

The Hole karya Hiroko Oyamada juga berlakonkan seorang ibu rumah tangga. Ia adalah Asa yang pindah ke pedesaan mengikuti tuntutan pekerjaan suaminya. Tak hanya harus beradaptasi dengan lingkungan barunya, ia harus hidup berdekatan dengan mertuanya.

Asa pun tak pelak mulai merasakan kesepian dan terisolasi. Hingga satu hari saat melakukan aktivitas hariannya, ia terperosok dalam sebuah lubang yang membawanya ke dimensi lain. Pertanyaaannya, apakah lubang itu nyata atau hanya halusinasinya? 

dm-player

Baca Juga: 6 Subgenre Buku Fiksi yang Bisa Jadi Alternatif Bacaanmu

4. Weasels in the Attic

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanWeasels in the Attic (instagram.com/grantabooks)

Weasels in the Attic adalah kumpulan beberapa cerita yang saling berkaitan. Dalam bukunya ini Oyamada kembali mengusung isu feminisme, secara spesifik pada aspek peran gender dalam rumah tangga, kesuburan, hingga maskulinitas toksik. Tebalnya kurang dari 100 halaman, tetapi sanggup bikin pembacanya ikut berkontemplasi. 

5. Where the Wild Ladies Are

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanWhere the Wild Ladies Are (instagram.com/softskullpress)

Where the Wild Ladies Are juga berupa kumpulan cerpen. Ceritanya fokus pada ide-ide feminisme dan kritik terhadap patriarki. Menariknya, Aoko Matsuda menggunakan karakter-karakter mistis untuk menyampaikan pesannya.

Kamu akan diajak berkenalan dengan beberapa hantu perempuan yang menuntut dan menyindir segala tekanan yang dibebankan pada perempuan, baik dalam ranah domestik maupun publik. 

6. Diary of a Void

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanDiary of a Void (instagram.com/harvillsecker)

Satire serupa juga disampaikan Emi Yagi dalam novel Diary of a Void. Ia menyampaikan kritik pedasnya pada patriarki di Jepang lewat sosok Shibata, pegawai perempuan satu-satunya di divisinya bekerja. Status gendernya itu membuatnya dapat tugas-tugas menyebalkan. Untuk menghindar, ia pun nekat berpura-pura hamil. Namun, selama "hamil" ia ternyata masih menemukan penghakiman pada perempuan yang tiada habisnya. 

7. All the Lovers in the Night

7 Buku Fiksi Jepang Tipis yang Angkat Isu PerempuanAll the Lovers in the Night (instagra.com/picadorbooks)

Selain Breasts and Eggs, Mieko Kawakami juga punya All the Lovers in the Night yang lebih cocok disebut novela karena jumlah halamannya yang tipis. Novel ini mengikuti keseharian seorang editor lepas yang bekerja jarak jauh dan otomatis hampir tak punya kehidupan sosial. 

Seiring kamu membalik halamannya, sosok editor lepas ini menunjukkan beberapa keganjilan yang ternyata berkaitan erat dengan masa lalunya. Isu pelecehan seksual di ranah personal dan profesional jadi salah satu aspek penting yang diangkat Kawakami di sini. 

Novel tentang perempuan yang ditulis perempuan seolah jadi tren baru di dunia sastra. Jepang jadi salah satu yang mengamini dan menyuburkannya. Patut buat dicoba untuk menyeimbangkan perspektifmu. 

Baca Juga: 5 Buku Nonfiksi yang Rilis di Bulan September 2023, Inspiratif!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya