5 Novel yang Ditulis dari Perspektif Lansia, Kontemplatif

Kaya akan pesan kehidupan!

Dengan pengalamannya, seorang lansia bisa jadi guru kehidupan untuk siapa saja. Namun, tidak semua orang berkesempatan untuk belajar langsung dari mereka. Itu berkaitan dengan persepsi negatif yang menyelimuti lansia. Mulai dari anggapan bahwa mereka kolot dan penggerutu hingga pengalaman masa lalu mereka yang tak relevan dengan tantangan masa kini.

Sudah mengalami sendiri asam garam kehidupan, perspektif mereka seyogianya menarik dan patut didengar. Sebagai solusi, kamu bisa mencoba mendengar sudut pandang mereka lewat buku atau film. Seperti yang bisa ditemukan dalam lima novel berikut. Ditulis dengan sudut pandang lansia, kelimanya amat kontemplatif. Kaya pesan kehidupan yang bisa kamu petik dan serapi selama masih ada waktu.

1. The Last Children of Tokyo

5 Novel yang Ditulis dari Perspektif Lansia, KontemplatifThe Last Children of Tokyo (instagram.com/portobellobooks)

The Last Children of Tokyo ditulis dari perspektif seorang pria berusia 100 tahun yang khawatir dengan masa depan cucunya. Tokyo dalam novel ini diceritakan baru saja mengalami sebuah bencana dahsyat akibat ulah manusia. Fenomena ini membuatnya pesimis cucunya bisa hidup hingga usia dewasa. Novel ini bergenre distopia, tetapi relevan dengan kenyataan krisis iklim saat ini.

2. Tokyo Ueno Station

5 Novel yang Ditulis dari Perspektif Lansia, KontemplatifTokyo Ueno Station (instagram.com/tiltedaxisbooks)

Masih dari Jepang, kali ini dunia coba digambarkan lewat perspektif seorang lansia yang baru saja meninggal. Ia mencoba menceritakan kehidupannya yang berat sejak muda, bahkan pada sisa hidupnya ia harus jadi tunawisma. Kazu, sang lakon, mendeskripsikan dengan jelas perasaan-perasaan terbuang yang banyak dirasakan lansia ketika mereka tak lagi produktif. Sedih dan menghantui.

Baca Juga: Concerning My Daughter, Novel Korea yang Menyoal Konflik Antargenerasi

3. Concerning My Daughter

dm-player
5 Novel yang Ditulis dari Perspektif Lansia, KontemplatifConcerning My Daughter (instagram.com/picadorbooks)

Perasaan-perasaan terbuang juga dirasakan narator utama dalam novel sastra Korea, Concerning My Daughter. Kim Hye Jin menggunakan sudut pandang seorang ibu paruh baya yang bekerja di sebuah panti jompo. Tak hanya interaksinya dengan penghuni panti saja yang bikin terenyuh, tetapi juga caranya melihat pilihan hidup putrinya. Ini salah satu novel yang patut dibaca seorang anak untuk paham perspektif orangtua.

4.  The Housekeeper and the Professor

5 Novel yang Ditulis dari Perspektif Lansia, KontemplatifThe Housekeeper and the Professor (instagram.com/vintagebooks)

Narator dalam buku ini adalah seorang asisten rumah tangga (ART) yang bekerja untuk seorang profesor lansia dengan disabilitas fisik. Lewat sang profesor, narator kita belajar banyak hal dan menemukan koneksi. Menariknya, Ogawa tidak memilih jalan cerita klise dengan membuat mereka jatuh cinta atau membentuk hubungan layaknya ayah dan anak. Keduanya benar-benar hanya menemukan koneksi dan kenyamanan sebagai teman. Hubungan platonik macam ini ternyata menghangatkan hati.

5. I Went to See My Father

5 Novel yang Ditulis dari Perspektif Lansia, KontemplatifI Went to See My Father (instagram.com/astrahousebooks)

Setelah sukses dengan Please Look After My Mom, Kyung Sook Shin kembali mengangkat tema serupa di novel terbarunya, I Went to See My Father. Lakonnya Hon, seorang ibu yang baru saja kehilangan putrinya karena kecelakaan. Ia kemudian pulang ke rumah orangtuanya untuk menjalankan baktinya pada sang ayah.

Awalnya masih egois dan terjerembab dalam rasa dukanya sendiri, Hon justru menemukan kepingan-kepingan masa lalu sang ayah yang mengubah persepsinya soal pria lansia itu. Shin kembali menuai pujian berkat novel ini.

Ada banyak cara belajar dan menambah pengalaman. Berbincang atau berinteraksi dengan sebanyak-banyaknya orang memang ampuh untuk itu. Menariknya, membaca buku juga bisa memberimu akses yang sama untuk memahami dan belajar dari pengalaman orang lain, termasuk para lansia yang sering dianggap remeh dan diabaikan.

Baca Juga: 5 Novel Kontemplatif untuk Penggemar Toko Kelontong Namiya

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya