6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!

Peluang kerjanya tinggi

Jurusan sosiologi sering kali menjadi korban stereotip yang kurang tepat. Banyak orang berpikir bahwa studi yang melibatkan masyarakat ini kurang penting karena hanya berupa analisis teori tanpa aplikasi praktis yang signifikan. Tidak sedikit juga yang menganggap bahwa lulusan sosiologi kesulitan menemukan karier yang stabil dan menguntungkan.

Namun kenyataannya, jurusan sosiologi menjadi sumber pengetahuan yang dinamis dan bermanfaat bagi masyarakat. Jurusan ini juga membuka peluang karier yang beragam. Berikut ini beberapa stereotip tentang jurusan sosiologi dan mengungkap betapa relevannya studi ini dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin kompleks.

Baca Juga: 5 Skill Penting yang Wajib Dikuasai Mahasiswa Sosiologi

1. Lulusan sosiologi sulit mendapatkan karier yang stabil

6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Salah satu stereotip yang paling umum adalah bahwa lulusan sosiologi kesulitan menemukan pekerjaan yang stabil. Stereotip ini mungkin berkembang karena orang mengira sosiologi hanya berfokus pada teori dan analisis sosial. Namun, lulusan sosiologi memiliki keterampilan yang sangat bisa digunakan di berbagai bidang.

Lulusan sosiologi dapat bekerja sebagai manajer sumber daya manusia di perusahaan swasta, peneliti pasar di BUMN, atau bahkan bekerja sebagai pegawai pemerintahan. Semua pekerjaan ini menawarkan peluang untuk karier yang stabil dan berkelanjutan. 

2. Sosiologi hanya mempelajari teori tanpa aplikasi praktis

6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!ilustrasi belajar di kelas (pexels.com/fauxels)

Meskipun studi teori menjadi bagian penting dari jurusan sosiologi, mahasiswa juga dilatih untuk menerapkan konsep-konsep ini dalam pengaplikasiannya di kehidupan nyata. Mereka belajar melakukan penelitian lapangan, menganalisis data, dan mengidentifikasi solusi terkait masalah sosial yang ada.

Studi sosiologi mencakup pemahaman teori sosial yang mendalam untuk diterapkan kepada masyarakat. Misalnya, seorang sosiolog menggunan teori konflik sosial untuk memahami dinamika dalam perusahaan di mana mereka bekerja. Mereka dapat membantu perusahaan mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.

3. Lulusan sosiologi tidak menghasilkan pendapatan yang tinggi

6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!ilustrasi orang bekerja (pexels.com/fauxels)

Ada persepsi bahwa pekerjaan di bidang sosiologi tidak dibayar dengan baik. Namun nyatanya, banyak lulusan sosiologi mendapatkan penghasilan yang kompetitif. Selain itu, beberapa pekerjaan di bidang ini memberikan peluang pertumbuhan karier yang signifikan.

Lulusan sosiologi memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan tinggi, terutama dengan pengalaman dan keterampilan yang diperoleh selama studi mereka. Tidak sedikit alumni sosiologi yang bekerja sebagai konsultan manajemen atau analis riset di perusahaan bonafide.

dm-player

Baca Juga: 5 Alasan Jurusan Sosiologi Sangat Dibutuhkan oleh Masyarakat

4. Sosiologi tidak menghasilkan keterampilan yang berharga

6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!ilustrasi orang belajar (pexels.com/tranmautritas)

Studi sosiologi sangat membantu pengembangan keterampilan penting, seperti analisis kritis dan problem solving. Keterampilan ini sangat berharga di berbagai bidang, termasuk sektor bisnis, pemerintahan, dan pendidikan.

Mahasiswa sosiologi terbiasa melakukan penelitian, sehingga menuntut mereka untuk selalu menganalisa dengan kritis. Skill ini juga yang membuat banyak lulusan sosiologi bekerja sebagai jurnalis atau wartawan yang melaporkan tentang isu-isu sosial.

5. Jurusan ini hanya untuk mereka yang ingin menjadi sosiolog

6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!ilustrasi membaca data (pexels.com/Anna Shvets)

Jurusan sosiologi membuka banyak peluang karier tidak hanya menjadi sosiolog saja. Keterampilan yang didapatkan dari jurusan ini dapat diterapkan di berbagai bidang. Lulusan sosiologi dapat bekerja di banyak sektor, termasuk pemerintah, media, dan perusahaan swasta.

Tentu salah besar jika menganggap jurusan ini hanya terbuka untuk mereka yang ingin menjadi sosiolog. Kamu tidak harus bekerja sebagai sosiolog untuk mengaplikasikan keterampilan dari cabang ilmu yang mempelajari masyarakat ini.

6. Sosiologi hanya memahami masalah sosial

6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!ilustrasi ketrampilan analisis (pexels.com/Shvets Production)

Studi sosiologi tidak hanya belajar untuk memahami masalah sosial, tetapi juga tentang mengidentifikasi solusi. Sosiolog mempelajari bagaimana masyarakat berfungsi dan bagaimana perubahan sosial dapat dipengaruhi.

Lulusan sosiologi memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Mereka tidak hanya memahami masalah sosial, tetapi juga berusaha untuk mengatasi masalah ini melalui tindakan nyata.

Sosiologi termasuk salah satu jurusan yang tidak lepas dari stereotip yang salah. Lulusan sosiologi memiliki keterampilan yang sangat berguna untuk diterapkan dalam berbagai bidang dan pekerjaan. Sosiologi bukan hanya tentang memahami masyarakat, tetapi juga tentang berpartisipasi dalam membentuk dan memperbaiki masyarakat.

Baca Juga: 5 Keunikan Ilmu Sosiologi yang Membedakannya dengan Jurusan Lain

Emma Kaes Photo Verified Writer Emma Kaes

Welcome to my alter ego

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya