4 Alasan untuk Tidak Menyunting saat Menulis Draf 

Jangan gabungkan penulisan draf dengan penyuntingan!

Banyak penulis kerap merumuskan draf sebelum membuat sebuah tulisan. Jika kamu sedang membaca artikel ini, ada kemungkinan kamu juga termasuk salah satu dari penulis-penulis itu. Memang, draf dianggap dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis. Baik untuk tulisan fiksi maupun non fiksi, penulisan draf dianggap sebagai salah satu tahap krusial yang dapat memudahkan proses menulis dan mematangkan tulisan.

Draf pada dasarnya dibuat sebagai coret-coretan pertama. Karenanya, draf tidak seharusnya berbentuk sempurna. Namun, ada banyak penulis masih tergoda untuk melakukan penyuntingan dalam tahap penulisan draf. Padahal kegiatan itu dipandang bisa merugikan penulis sendiri. Yuk, ketahui alasan-alasan kenapa kita sebaiknya tidak menyunting ketika sedang menulis draf awal!

1. Menghindari kebingungan

4 Alasan untuk Tidak Menyunting saat Menulis Draf ilustrasi seseorang sedih (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Tujuan utama dibuatnya draf adalah untuk menuangkan semua ide yang ada di pikiran. Kamu didorong untuk menulis semua hal yang terpikir tanpa adanya jeda. Ketika proses penulisan draf sedang berjalan, kamu tidak boleh diganggu oleh pikiran-pikiran lain.

Kalau kamu menulis draf sambil menyunting, berarti kamu sudah menyalahi tujuan utama dibuatnya draf. Kamu melakukan dua hal secara bersamaan, yaitu menuangkan pikiran dan menyunting. Tidak adanya perbedaan waktu yang jelas antara kapan harus menuangkan pikiran dan kapan harus menyunting bisa membuatmu menjadi kebingungan sendiri. Akhirnya, pikiranmu jadi tidak terfokus ke satu pekerjaan dan hasil pekerjaan menulis draf menjadi tidak maksimal.

2. Menghindari writer’s block

4 Alasan untuk Tidak Menyunting saat Menulis Draf ilustrasi kelelahan (pexels.com/Edward Jenner)

Kamu pasti sudah pernah berhadapan dengan musuh bebuyutan setiap penulis, yaitu writer’s block. Masalah ini pernah dialami semua penulis dan dapat dipicu oleh alasan yang berbeda-beda. Beberapa penulis mendapatkan writer’s block karena tidak memiliki inspirasi tulisan. Writer’s block juga bisa disebabkan sifat perfeksionisme penulis.

Itulah mengapa penulisan draf sering dianggap dapat membantu penulis menghilangkan writer’s block. Dengan menulis draf, kamu didorong untuk mengeluarkan semua isi pikiran tanpa peduli dengan kesempurnaan. Karenanya, jika kamu mengedit sambil menulis draf, maka akan ada kemungkinan kamu bisa tersedot pada sifat perfeksionisme dan justru mengalami writer’s block.

Baca Juga: 6 Alasan Editor Butuh Waktu Lama untuk Menyunting Artikel

3. Mempercepat proses menulis

4 Alasan untuk Tidak Menyunting saat Menulis Draf ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Menulis adalah proses yang panjang. Dalam perjalanan menghasilkan sebuah tulisan, setiap tahapannya punya waktunya sendiri-sendiri. Akan ada waktu di mana kamu harus menulis draf, membuat tulisan kasar, menyunting tulisan kasar tersebut, kemudian menerbitkannya.

Menggabungkan dua proses dalam waktu bersamaan mungkin terlihat sebagai cara menghemat waktu. Padahal, trik itu justru bisa memberikan efek sebaliknya. Jika kamu menulis draf sambil menyunting tulisan, waktu yang kamu habiskan untuk menulis draf akan menjadi lebih lama dibandingkan kalau kamu membuat draf tanpa menyunting. Selain itu, kamu juga tetap akan menghabiskan waktu menyunting lagi ketika tulisan kasarmu sudah selesai. Dengan menulis draf sambil menyunting, kamu akan melakukan penyuntingan lebih dari yang dibutuhkan.

4. Menjaga antusiasme terhadap tulisan

4 Alasan untuk Tidak Menyunting saat Menulis Draf ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu pasti pernah merasakan serunya menulis ketika sedang terhanyut dengan apa yang kamu tuangkan ke kertas. Rasanya waktu seperti terhenti, ide mengalir lancar, dan hal yang paling penting bagimu hanyalah tulisanmu. Dalam Bahasa Inggris, keseruan itu disebut dengan istilah being in the zone.

Penulisan draf mengharapkan kamu untuk be in the zone. Membuat draf harus menjadi salah satu bagian paling menyenangkan dalam menulis. Karenanya, kamu tidak perlu dipusingkan dengan kerapian tata bahasa, typo, atau kesempurnaan alur tulisan. Dengan menghiraukan semua hal itu, kamu dapat menjaga antusiasme terhadap tulisan dan proses menulis akan terasa lebih menyenangkan.

Pembuatan draf dan penyuntingan adalah dua kegiatan penting dalam proses menghasilkan tulisan. Namun, itu bukan berarti kedua kegiatan itu bisa dilakukan dalam satu waktu. Hindarilah menyunting draf, karena jika tidak, kamu bisa menjadi kebingungan karena harus multitasking, mengalami writer’s block, hingga kehilangan antusiasme dalam menulis.

Baca Juga: Membuat Draf Artikel dengan Four-Draft Method, Penulis Harus Tahu! 

Helmi Elena Photo Verified Writer Helmi Elena

Writer | Reader | Cat lover Yuk, mengobrol dengan saya di Instagram @coffeeandgraphite

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya