7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesia

Mulai dari frasa preposisional hingga frasa numeralia

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna, serta tidak memenuhi fungsi subjek-predikat. Jika sudah memenuhi fungsi predikat, maka itu disebut klausa. Hati-hati dalam membedakan frasa dan kata majemuk, ya. Meski serupa, frasa dan kata majemuk adalah dua hal yang berbeda. Kata majemuk membentuk makna baru (gabungan morfologis), sedangkan frasa adalah gabungan siktaksis.

Frasa memiliki beberapa kategori yang diklasifikasikan berdasarkan persamaan distribusi, kategori kata yang menjadi unsur inti, kedudukan, serta makna. Berikut merupakan tujuh jenis frasa bahasa Indonesia berdasarkan unsur inti.

1. Frasa preposisional

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/anntarazevich)

Sesuai dengan namanya, frasa preposisional ditandai dengan preposisi atau kata depan yang menyatakan tempat. Singkatnya, preposisi berkedudukan sebagai unsur utama, sedangkan unsur keduanya dapat berupa nomina, pronomina, atau adjektiva. Jadi, bila kamu menemukan kata depan (preposisi) diikuti beberapa kata (bukan klausa), bentuk tersebut dinamakan frasa preposisional.

Kalau masih bingung dengan kategori frasa preposisional, kamu bisa mengamati beberapa contoh berikut: dari Semarang, dalam negeri, di sekolah. Bentuk "di" merupakan preposisi, dan "sekolah" berkategori nomina, sehingga di sekolah termasuk jenis frasa preposisional.

2. Frasa verbal

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/shamia-casiano-183672)

Frasa verbal merupakan gabungan dua kata atau lebih yang memiliki unsur inti berkategori kata kerja. Oleh karena itu, frasa satu ini ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verbal termasuk dalam kategori frasa endosentrik atributif, yakni hubungan antarunsur tidak setara: unsur inti bersifat wajib dan unsur tambahan bersifat opsional.

Beberapa contoh frasa verbal yang bisa menambah pemahaman kamu, misalnya: sudah pergi, sedang bersiap-siap, baru bangun. Kata pergi, bersiap-siap, dan bangun merupakan bentuk kata kerja dan berkedudukan sebagai unsur inti. Dengan demikian, tiga frasa tersebut termasuk jenis frasa verbal.

3. Frasa adjektival

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/shamia-casiano-183672)

Frasa adjektiva sering pula disebut frasa sifat. Hal ini karena ia memiliki unsur inti berupa kata sifat (adjektiva) dan unsur tambahan berupa adverbia. Adverbia berfungsi memberi keterangan pada kata lain, seperti: amat, sangat, terlalu, nian, sekali, dan sebagainya.

Berikut merupakan contoh frasa adjektiva: amat mahal, sangat besar, cantik nian. Bentuk amat, sangat, dan nian termasuk adverbia, berfungsi menerangkan kata sifat mahal, besar, dan cantik yang berkedudukan sebagai unsur inti. 

Baca Juga: 5 Idiom Bahasa Indonesia dengan Nama Warna, Tahu Berputih Tulang?

4. Adverbia

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/fuzzy-rescue-1957579)
dm-player

Kategori adverbia biasanya berkedudukan sebagai atribut tambahan karena fungsinya sebagai kata keterangan. Namun, terdapat konstruksi frasa yang terdiri dari dua unsur inti berupa adverbia.

Bentuk tersebut dinamakan frasa adverbial. Contoh frasa adverbial ialah kurang lebih. Bentuk kurang dan lebih menduduki kategori kata keterangan atau adverbia, sehingga gabungan keduanya membentuk frasa adverbial.

5. Frasa nominal

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/vie-studio)

Gabungan sintaksis dua kata atau lebih dengan nomina sebagai unsur inti disebut frasa nominal. Nomina berfungsi menyatakan segala hal yang dibendakan, misal: rumah, stasiun, kucing, manusia, apel, dan lain sebagainya.

Frasa nominal dapat memiliki atribut berkategori pronomina, adjektiva, dan adverbia. Contohnya, rumah dan pekarangan, guru maupun siswa, ibu Lia, dan sepatu saya

6. Frasa pronominal

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/vie-studio)

Frasa pronominal adalah konstruksi frasa dengan unsur inti berupa pronomina, yakni kata ganti yang menggantikan nomina. Pronomina dapat diklasifikasi menjadi pronomina persona, kepunyaan, penunjuk, penghubung, kata ganti tanya, dan kata ganti tidak tentu. Kata saya, kamu, dan dia merupakan contoh pronomina persona.

Perhatikan contoh frasa pronominal yang dicetak tebal di bawah ini:

  • Saya ini sudah tua
  • Aku dan dia suka mengobrol
  • Kamu itu teman saya
  • Kami bertanya tentang apa dan siapa tokoh di balik semua ini

7. Frasa numeralia

7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesiailustrasi frasa (pexels.com/gabby-k)

Terbentuk dari kata bilangan yang menyatakan jumlah, frasa numeralia berunsur inti kata berkategori numeralia. Numeralia terbagi menjadi kata bilangan kardinal dan tak takrif. Numeralia kardinal terdiri dari kata bilangan penuh, kata bilangan pecahan, kata bilangan gugus, dan kata bilangan tingkat.

Frasa numeralia memiliki kata bantu sebagai unsur tambahan, seperti: buah, ikat, lembar, ekor, dan lain-lain. Perhatikan contoh ini, ya!

  • Tiga buah sepeda terparkir di garasi
  • Satu perempat gula dibeli Ibu
  • Satu lusin pensil sudah terjual
  • Dua sosok bayangan terekam kamera

Dalam kaidah linguistik bahasa Indonesia, memang ada beragam jenis frasa yang yang sebaiknya kita ketahui. Dengan memahaminya, kita bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan lebih baik.

Baca Juga: 10 Penulisan Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah

Himatul Aliyah Photo Verified Writer Himatul Aliyah

Anak mbarep yang lahir otodidak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya