Meski terlahir sebagai orang Indonesia, akan tetapi kita harus tetap belajar memahami Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Oleh karena itu, dalam mengemban masa studi 9 tahun pasti kita akan menemui pelajaran Bahasa Indonesia.
Salah satu yang dipelajari dalam mata pelajaran ini biasanya terkait dengan penulisan huruf kapital dalam sebuah kalimat. Nah, jika kamu salah seorang yang masih bingung kapan harus menggunakan huruf kapital dengan benar, yuk simak ulasan berikut ini.
Hal pertama ini pasti sudah sangat jelas dan banyak diketahui oleh semua orang. Ya, huruf kapital wajib digunakan pada huruf pertama dalam setiap awal kalimat. Contoh:
"Mama sedang memasak telur rebus."
Huruf kapital juga harus digunakan sebagai huruf pertama dalam unsur nama seseorang, termasuk dengan julukan. Misalnya:
"Adit Hermanto" atau "Jenderal Sudirman".
Penggunaan huruf kapital juga berlaku dalam kalimat petikan langsung atau kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Biasanya, kalimat ini berisi hal yang sama persis dengan apa yang diucapkan oleh orang tersebut. Contoh:
Kemarin sore Dika bertanya kepada Adit, "Kapan kita akan pergi ke taman bermain?"
Kamu pasti sudah tahu jika terdapat beberapa orang yang memiliki unsur gelar tertentu, seperti kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, atau akademik dalam padanan namanya. Selain itu, hal tersebut juga kerap dipakai sebagai sapaan formal atau khusus. Berikut ini beberapa contohnya:
"Sultan Hamengkubuwono X", "S.H (Sarjana Hukum)", K.H (Kiai Haji)", dan sebagainya.
Dalam menulis unsur jabatan atau pangkat dalam sebuah nama, kamu juga harus menggunakan huruf kapital. Selain itu, identitas seperti nama instansi atau nama tempat yang dipakai sebagai pengganti nama seseorang juga dijadikan kapital pada huruf awalnya. Contoh:
"Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan" atau "Gubernur DKI Jakarta".
Seperti yang diketahui, penggunaan huruf kapital juga berlaku bagi nama tempat atau lokasi geografi. Misalnya, Sungai Ciliwung, Pulau Jawa, dan sebagainya.
Hanya saja, penggunaan huruf kapital tersebut tidak berlaku bagi nama tempat atau nama geografi yang dipakai sebagai pelengkap. Contoh: "jeruk bali" dan "mandi di sungai"
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada setiap kata termasuk judul buku, karangan, artikel, makalah, nama majalah, dan surat kabar. Contohnya:
"Aku menemukan sebuah novel berjudul Surat Kecil untuk Tuhan."
Penggunaan huruf kapital juga berlaku ketik kamu menulis nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen. Namun, untuk penulisan kata tugas dalam nama-nama terkait, seperti ke, di, dari, yang, dan untuk, tetap ditulis dengan huruf kecil. Contoh penggunaannya:
"Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia."
Dalam menulis nama bangsa, suka bangsa, dan bahasa juga diperlukan huruf kapital dalam setiap huruf pertamanya. Misalnya; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Suku Dayak, dan sebagainya.
Penulisan tahun, bulan, serta hari besar pun turut diperlukan huruf kapital. Contoh: Januari, Hijriah, Jumat, dan Natal.
Hal terakhir yang wajib ditulis dengan huruf kapital dalam huruf pertamanya adalah penulisan nama agama, kitab suci, dan Tuhan. Ini juga berlaku bagi sebutan dan kata ganti untuk Tuhan itu sendiri. Misalnya; Islam, Al-Qur'an, Kristen, Allah, Tuhan, dan Yesus.
Sekarang kamu sudah tahu kan kapan waktu yang tepat untuk memakai huruf kapital ketika menulis dalam Bahasa Indonesia. Jadi, jangan sampai salah dalam hal menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia, ya!