10 Istilah Lain Hujan dalam Bahasa Sunda Berdasarkan Intensitasnya

Hujan adalah salah-satu fenomena alam yang terjadi untuk kebutuhan siklus air alami di Bumi. Menurut BMKG, musim hujan di Indonesia biasanya terjadi pada bulan Oktober akhir hingga bulan April. Intensitas curah hujan sangat bervariasi, dimulai dari hujan ringan hingga hujan deras.
Dalam bahasa Sunda, istilah hujan sangat beragam tergantung pada intensitas hujan yang terjadi. Penasaran apa saja? Yuk, langsung saja kita cek.
1. Ngecrek merupakan sebutan untuk hujan ringan yang berlangsung sangat lama. Biasanya terjadi sepanjang malam sampai pagi hari

2. Miripis adalah hujan gerimis yang biasa terjadi, tidak terlalu deras

3. Muruhpuy biasanya dipakai untuk menyebut hujan ringan yang disertai kabut. Temperatur udara pada saat muruhpuy cenderung sangat dingin

4. Pras-pris sebutan untuk hujan yang terjadi secara tidak konsisten. Sedikit-sedikit hujan, sedikit-sedikit reda

5. Cluk-clak adalah kondisi langit yang menjatuhkan air hujan sedikit demi sedikit ketika akan terjadi hujan deras

6. Hujan poyan adalah hujan yang disertai sinar matahari yang cerah. Biasanya terjadi secara tidak terduga

7. Hujan luluwukan artinya hujan lokal yang hanya terjadi di suatu daerah, sedangkan daerah lain cerah

8. Usum ngigih adalah musim hujan yang terus menerus dengan intensitas curah hujan yang cukup deras

9. Dor dar gelap merupakan hujan deras disertai petir dan angin kencang. Keadaan langit saat dor dar gelap cenderung gelap dan mencekam

10. Ngagebret biasanya dipakai untuk menyebut hujan yang menimbulkan banjir dalam durasi waktu yang singkat

Itulah beberapa istilah lain hujan dalam bahasa Sunda yang diklasifikasikan berdasarkan intensitas curah hujan yang terjadi. Sudah bukan rahasia lagi jika bahasa Sunda memiliki istilah-istilah beragam untuk satu objek atau kejadian. Jadi, bukan sekadar hujan, ya!
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.