11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?

Setiap prosesnya punya makna masing-masing

Bagi banyak orang, pernikahan jadi salah satu momen kehidupan yang berarti dan sangat bermakna. Pernikahan di Indonesia sendiri dikenal akan kekayaan budaya dan prosesi yang berbeda sesuai masing-masing suku. Bali pun jadi salah satu suku dengan kekayaan budaya yang menarik banyak orang, termasuk masyarakat dari mancanegara.

Pernikahan adat Bali jadi salah satu tradisi yang penuh dengan simbolisme dan ritual yang mencerminkan budaya serta kepercayaan masyarakatnya. Rangkaian pernikahan adat Bali biasanya terdiri dari beberapa tahap yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Yuk, ketahui apa saja prosesi dan makna dalam pernikahan adat Bali berikut ini!

1. Mengenal apa itu Pawiwahan

11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?ilustrasi pengantin adat Bali. (pexels.com/Brian photography)

Bagi masyarakat Bali, prosesi pernikahan adat juga dikenal dengan nama 'Pawiwahan'. Dilansir sebuah jurnal berjudul Upacara Pawiwahan dalam Agama Hindu yang ditulis oleh Luh Sukma Ningsih, Pawiwahan adalah upacara yang merangkul seluruh proses pernikahan, mulai dari persiapan hingga upacara resmi.

Dalam tradisi Bali, pawiwahan adalah ikatan suci yang menggambarkan komitmen seumur hidup antara suami dan istri, serta ikatan sosial paling kuat yang ada di antara laki-laki dan perempuan. Upacara merupakan momen penting di mana kedua mempelai secara simbolis bersatu sebagai suami dan istri. Pawiwahan memiliki peran penting dalam pernikahan tradisional Bali, yang bukan hanya sekadar acara formal untuk mengikat ikatan pernikahan antara dua individu, tetapi juga merupakan perayaan budaya yang melibatkan seluruh masyarakat dan memiliki makna yang mendalam.

Baca Juga: 16 Inspirasi Buket Bunga Pernikahan Paling Kreatif, Ada Bunga Kapas!

2. Rangkaian prosesi pernikahan adat Bali

11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?ilustrasi pengantin adat Bali. (pexels.com/Bali Home Wedding)

Rangkaian pernikahan adat Bali menurut para ahli terdiri dari beberapa prosesi yang masing-masing memiliki makna filosofis dan tujuan untuk memperkuat kesungguhan dan kesatuan pasangan. Berikut adalah penjelasan umum tentang tahapan-tahapan pernikahan adat Bali berdasarkan berbagai sumber dan jurnal para ahli:

  1. Mesedek: Acara pertama pada adat pernikahan Bali adalah prosesi Mesedek. Pada acara tersebut, kedua orang tua dari mempelai pria mendatangi rumah mempelai perempuan untuk memperkenalkan diri. Mesedek juga dilakukan untuk meminang perempuan dan bersungguh-sungguh ingin menjadi pasangan hidupnya.
  2. Madewasa Ayu: Usai keluarga mempelai perempuan menerima lamaran, akan dilakukan penentuan hari dan tanggal baik untuk menggelar acara pernikahan. Pemilihan waktu yang baik diyakini sebagai cara untuk mendapatkan pernikahan yang berkah, lancar, dan tanpa kesialan. Sulinggih merupakan seorang ahli yang biasanya akan memberikan nasihat kapan hari baik untuk melangsungkan pernikahan.
  3. Ngekeb: Prosesi Ngekeb serupa dengan prosesi siraman pada pernikahan adat Jawa, tetapi di Bali, mempelai perempuan akan terlebih dahulu dilulur dengan ramuan yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga dan beras yang telah ditumbuk halus, serta air merang untuk keramas
  4. Ngungkab lawang: Upacara ini dilakukan dengan penjemputan perempuan oleh pria dan dipertemukan untuk menjalani sembilan rangkaian acara meliputi Pejati dan suci alit, Peras pengambean, Caru ayam brumbun asoroh, Bayekawonan, Prayascita, Pangulapan, Segehan panca warna, Segehan seliwang atanding, dan Segehan agung.
  5. Medagang-dagangan: Upacara selanjutnya adalah medagang-dagangan yang dalam bahasa daerah Bali berarti berdagang. Dalam proses ini mempelai perempuan dan pria diminta untuk melakukan tawar-menawar tentang barang dagangan hingga mencapai tahap pembayaran.
  6. Upacara makala-kala: Prosesi ini memiliki nama lain yaitu bhuta saksi/pertiwi saksi, yakni membakar tetimpug atau tiga bambu di atas tungku bata untuk membangun benteng perlindungan dari marabahaya.
  7. Metegen-tegenan dan suun-suunan: Dalam tahapannya, metegen-tegenan akan dipikul mempelai pria, sedangkan suun-suunan dijunjung mempelai perempuan. Keduanya berjalan mengelilingi api suci yang disebut dengan sanggah surya searah jarum jam sebanyak tujuh kali.
  8. Majauman: Dalam tahap ini, rangkaian upacara telah selesai dan waktunya bagi keluarga mempelai pria kembali melakukan kunjungan resmi ke rumah mempelai perempuan. Majauman bertujuan untuk memberitahukan Hyang Guru dan leluhur tentang perkawinan mereka serta memohon perlindungan agar terhindar dari marabahaya.
  9. Natab Pawetonan: Natab pawetonan merupakan sebuah ritual yang dilakukan pada sistem perkawinan mepadik. Ritual ini dilakukan di atas tempat tidur dengan cara menyerahkan seserahan berupa barang bernilai seperti perhiasan dan pakaian oleh mempelai pria kepada ibu dari mempelai perempuan.
  10. Bekal (Tadtadan): Tahapan ini dilakukan dengan cara memberikan seperangkat perhiasan atau pakaian ibadah dari ibu kepada anak perempuannya. Upacara ini melambangkan sebuah harapan sang anak akan selalu mengingat jasa-jasa ibunya yang telah berjuang dalam melahirkan dan menjaganya.
  11. Mejaya-jaya: Upacara mejaya-jaya merupakan acara adat pernikahan bali terakhir. Upacara ini dilaksanakan setelah pasangan pengantin telah sah menjadi suami istri. Upacara ini melambangkan harapan agar selalu diberi kemudahan dan bimbingan dari para Sanghyang Pramesti Guru. Setelah upacara mejaya-jaya, kedua pengantin tidak diperbolehkan keluar/bepergian selama tiga hari berturut-turut dan wajib tinggal di rumah untuk melakukan kewajibannya sebagai suami istri.

3. Pakaian khusus prosesi pernikahan adat Bali

11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?ilustrasi pengantin adat Bali. (unsplash.com/Putu Sudana)

Dalam pernikahan adat Bali, pakaian pengantin pria dan perempuan memiliki ciri khas dan makna khusus yang mencerminkan filosofi budaya Hindu di Bali. Berikut adalah penjelasannya:

Pakaian Pengantin Pria

  • Udeng: Hiasan kepala yang terbuat dari kain berwarna hitam atau putih, melambangkan kesucian dan kedewasaan.
  • Baju Kampuh: Baju atasan berwarna putih terbuat dari kain sutra atau katun, melambangkan kesucian dan kesederhanaan.
  • Saput: Kain selendang berwarna putih yang dililitkan di pinggang, melambangkan kesetiaan dan pengabdian.
  • Anting-anting: Hiasan telinga yang terbuat dari emas atau perak, melambangkan keseimbangan dan keselarasan.
  • Gelang: Hiasan tangan yang terbuat dari emas atau perak, melambangkan kekuatan dan kemakmuran.
  • Celana: Celana panjang berwarna putih terbuat dari kain sutra atau katun, melambangkan kesopanan dan kesederhanaan.
  • Upakara: Alas kaki yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau, melambangkan keteguhan dan kekuatan.

Pakaian Pengantin Perempuan

  • Gelung: Hiasan rambut yang terbuat dari bunga dan daun, melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
  • Mahkota: Hiasan kepala yang terbuat dari emas atau perak, melambangkan kewibawaan dan kemuliaan.
  • Kebaya: Baju atasan berwarna putih terbuat dari kain sutra atau katun, melambangkan kesucian dan kesederhanaan.
  • Selendang: Kain selendang berwarna putih yang dililitkan di pinggang, melambangkan kesetiaan dan pengabdian.
  • Anting-anting: Hiasan telinga yang terbuat dari emas atau perak, melambangkan keseimbangan dan keselarasan.
  • Gelang: Hiasan tangan yang terbuat dari emas atau perak, melambangkan kekuatan dan kemakmuran.
  • Kamen: Kain panjang berwarna putih terbuat dari kain sutra atau katun, melambangkan kesopanan dan kesederhanaan.
  • Upakara: Alas kaki yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau, melambangkan keteguhan dan kekuatan.

Setiap detail dalam pakaian tersebut memiliki makna dan filosofi yang mendalam, mencerminkan harapan dan doa bagi kebahagiaan dan kemakmuran kedua mempelai. Menarik sekali, ya, kini kamu sudah mengenali pernikahan adat Bali semoga artikel ini membantumu, ya!

Baca Juga: 30 Ucapan Pernikahan Kristen yang Penuh Kasih, Doa untuk Sahabat

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya