14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!

Dikenal dengan pernikahan mahal karena ada banyak prosesi

Pernikahan adalah sebuah prosesi sakral yang dilakukan oleh banyak orang, mencakup ikatan lahir dan batin pada setiap Individu. Pada dasarnya, Pernikahan adat menyatukan beragam bentuk sakral tersebut dalam balutan tradisi masing-masing daerah yang menjadi sebuah ciri khas bangsa Indonesia.

Batak Toba jadi salah satu suku yang memiliki banyak proses dan syarat tertentu untuk memberlangsungkan sebuah pernikahan. Bagi orang Batak Toba, proses adat pada saat pernikahan Suku Batak Toba sangatlah penting dan spesial untuk dilakukan. Nah, berikut prosesi pernikahan adat Batak Toba yang serba mewah!

1. Martandang

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak. (unpslash.com/Samidin Yabes)

Dilansir sebuah jurnal dengan judul "Peranan Dalihan Natolu dalam Adat Perkawinan Masyarakat Batak Toba Desa Sekar Mawar Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu" karya Mega Veronika Tamba, acara adat yang pertama adalah Martandang. Prosesi ini berarti kegiatan berkunjung ke rumah orang lain, yang dalam martandang ini
pihak laki-laki akan berkunjung ke rumah perempuan untuk berkenalan.

Istilah Martandang juga kerap disebut dengan Mangaririt Boru oleh silaki-laki. Mangaririt berasal dari kata 'ririt' yang artinya pilih. Di mana, pada saat martandang, calon mempelai laki-laki memiliki maksud dan ketertarikan untuk menjadikan perempuan pilihannya sebagai seorang istri kelak.

2. Mangalehon Tanda

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Mangalehon merupakan proses saat pihak laki-laki akhirnya memberikan tanda kepada perempuan pilihannya. Tentu saja hal ini dilakukan apabila ia telah sudah menemukan perempuan tepat sebagai calon istrinya.

Sebelum melakukan Mangalehon Tanda, sang perempuan harus sudah setuju dan menerima niat baik pasangannya itu. Dalam Mangalehon Tanda, pihak laki-laki biasanya
menyerahkan uang sebagai tanda, sedangkan dari pihak perempuan akan menyerahkan kain sarung ataupun ulos sitoluntuho sebagai balasannya.

3. Marhusip

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Arti harfiah dari Marhusip ialah berbisik-bisik. Pada acara ini, masing-masing pihak pasangan calon mempelai akan diwakili oleh perantara akan secara diam-diam berdiskusi mengenai lamaran pihak laki-laki kepada keluarga perempuan. Adapun bahasan yang dibicarakan adalah jumlah uang sinamot, apa saja yang harus disediakan, dan juga transparansi kemampuan pihak laki-laki.

Marhusip juga menjadi proses perkenalan yang penting antara pihak laki-laki dan pihak perempuan. Pembicaraan atau perundingan antara utusan keluarga calon pengantin pria dan perempuan ini bersifat tertutup.

4. Marhata Sinamot

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Prosesi selanjutnya adalah marhata sinamot, yaitu merupakan tahap penentu dalam pernikahan. Kegiatan ini membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak pria, hewan apa yang akan disembelih, berapa banyak ulos, undangan yang akan disebarkan, dan di mana dilaksanakannya upacara pernikahan tersebut.

Pada momen tersebut, pihak pangoli dan pihak oroan akan menjalin kesepakatan tentang tata cara pernikahan yang akan dilaksanakan serta wujud dari hak dan kewajiban masing-masing. Adat marhata sinamot bisa juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orangtua pria dan orangtua perempuan.

5. Pundun Saut

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Dalam prosesi ini, pihak kerabat pria akan mengantarkan ternak yang sudah disembelih untuk diterima oleh pihak parboru. Setelah melangsungkan makan bersama, dilanjutkan dengan kegiatan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat.
 
Gak hanya itu, di akhir kegiatan Pundun Saut, pihak keluarga perempuan dan pria bersepakat menentukan waktu Martumpol (pertunangan) dan Pamasu-masuhon (pemberkatan). Hal ini tentunya diharapkan akan mampu membuat kedua keluarga calon mempelai semakin dekat dan akrab menjelang hari-H pernikahan.

6. Martumpol

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Martumpol bagi orang Batak disebut juga sebagai acara pertunangan. Hanya saja secara harfiah, Martumpol merupakan momen di mana kedua pengantin diperkenalkan di hadapan pengurus jemaat gereja dan diikat dalam janji untuk melangsungkan pernikahan.

Upacara adat ini diikuti akan oleh orangtua kedua calon pengantin dan keluarga mereka, beserta para undangan yang biasanya diadakan di gereja. Pihak gereja juga memiliki peran penting dalam Martumpol agar diakui secara agama dan di hadapan jemaat.

7. Martonggo Raja

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Dalam masyarakat Batak Toba, pernikahan bukanlah hanya urusan ayah dan ibu pihak laki-laki saja, melainkan urusan semua keluarga. Martonggo Raja adalah kegiatan pra-upacara seremonial yang pasti dilakukan oleh penyelenggara dan bertujuan untuk mempersiapkan kemaslahatan pesta yang bersifat teknis dan non teknis.

Teman satu desa, Dongan Tubu (saudara), Pihak Hasuhato (tuan rumah) biasanya akan turut ambil andil dalam adat ini. Hasuhato meminta izin kepada masyarakat setempat, khususnya dongan Sahata (teman sedesa), untuk membantu menyiapkan dan menggunakan ruang publik untuk rencana upacara adat tersebut. Seluruh pihak yang hadir pun akan membciarakan mengenai pembagian tugas dalam seluruh prosesi pernikahan ke depannya. 

Baca Juga: Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!

8. Manjalo Pasu-Pasu Parbagason (Pemberkatan)

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pemberkatan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Tahap selanjutnya adalah Manjalo Pasu-Pasu Parbagason, yaitu prosesi yang sangat penting dan juga sakral dalam seluruh rangkaian prosesi pernikahan adat Batak Toba. Dalam acara ini, kedua mempelai akan menjalani ibadah pemberkatan yang dilayani oleh seorang pendeta dan para majelis di gereja. 

Menurut gereja, setelah pemberkatan pernikahan dilakukan, pasangan itu telah sah menjadi suami istri di hadapan Tuhan. Setelah pemberkatan gereja berakhir, kedua belah pihak akan kembali ke rumah atau gedung untuk selanjutnya mengadakan upacara adat Batak Toba, yang dihadiri oleh semua undangan pria dan perempuan.

9. Ulaon Unjuk (Pesta Adat)

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pernikahan adat Batak dari aktris Jessica Mila (instagram.com/jscmila)

Tak hanya menerima pemberkatan oleh gereja, kedua pengantin juga akan menerima pemberkatan adat dari seluruh keluarga, khususnya kedua orangtua. Dalam upacara adat inilah disampaikan doa-doa untuk kedua pengantin yang diwakili dengan pemberian ulos. Adapun jenis ulos yang berperan dalam upacara pernikahan antara lain adalah:

  • Ulos Hela (ulos pengantin)

Ulos Hela adalah simbol yang diberikan oleh orangtua pengantin perempuan atau pihak hula-hula (pemberi gadis). Ulos ini diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat sehingga disebut dengan nama Ulos Hela. Ulos Hela yang biasanya digunakan adalah Ulos Ragi Hotang. Pemberian ini memiliki makna bahwa orangtua pengantin perempuan telah menyetujui putrinya untuk menikah dengan pengantin pria.

  • Ulos Pansamot

Ulos ini adalah simbol yang diberikan oleh orangtua pengantin perempuan kepada orangtua pengantin pria saat pesta unjuk, sebagai pemberian awal dari mulainya hubungan kekerabatan. Ulos ini kemudian akan menjadi milik anaknya, yaitu hela dari si pemberi ulos.

  • Ulos Paramai

Ulos ini di berikan dari pihak perempuan (ito/kakak) kepada pihak laki-laki (ito/kakak). Ulos yang biasa digunakan adalah Ulos Sadum.

Pada hakikatnya, pemberian ulos ini merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk menentukan kedudukan seseorang atau kelompok, lambang kekerabatan dan juga simbol komunikasi dalam proses penyampaian pesan, berita, atau keinginan.

10. Dialap Jual

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Jangan berpikir bahwa prosesi adat pernikahan Batak Toba akan berakhir seusai kegiatan pesta adat. Masih ada beberapa rangkaian penting yang harus dilalui oleh kedua pengantin, misalnya Dialap Jual.

Dialap jual memiliki arti, jika pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin perempuan, maka akan dilaksanakan acara membawa pengantin perempuan ke tempat mempelai laki-laki. Hal ini juga menandakan bagaimana kedua pengantin telah menjadi kesatuan sebagai pasangan suami istri. 

11. Ditaruhon Jual

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Memiliki nama yang cukup sama, Dialap Jual dan Ditaruhon Jual adalah prosesi yang dilakukan untuk dua kondisi yang berbeda. Jika pesta pernikahan dilaksanakan di rumah laki-laki, maka pengantin perempuan akan diperbolehkan pulang ke kediaman orangtuanya.

Setelah prosesi itu, ia pun akan diantar kembali oleh para namboru (saudara) ke tempat sang suami. Setibanya pengantin perempuan beserta rombongan di rumah pihak laki-laki, maka diadakanlah acara makan bersama dengan seluruh undangan yang masih berkenan ikut ke rumah pengantin laki-laki.

12. Paulak Une

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Beberapa hari setelah hectic-nya pelaksanaan pemberkatan, pesta adat, dan prosesi pengantaran pengantin, akan dilakukan Paulak Une. Adat ini dimasukkan sebagai langkah untuk kedua belah pihak bebas saling berkunjung-mengunjungi setelah beberapa hari berselang upacara pernikahan dilaksanakan.

Kegiatan ini kerap diawali oleh pihak pengantin laki-laki bersama pasangan suami-istri akan mengunjungi rumah orangtua sang perempuan. Pada kesempatan inilah pihak perempuan akan mengetahui bahwa putrinya nyaman tinggal di rumah mertuanya. Setelah selesai acara Paulak Une, kedua pasangan baru itu akan kembali ke rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru.

13. Manjae

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Dalam Batak Toba, apabila anak laki-laki sudah menikah dan masih tinggal di rumah orangtuanya, maka akan segera dilakukan acara manjae atau disebut dengan 'dipajae' yaitu diberi bagian. Laki-laki tersebut akan diberikan 'panjaean', yakni bagian dari orangtuanya berupa sawah atau tanah milik orangtua. Bagian itu kelak diolah menjadi bekal hidup keluarga si anak di waktu yang akan datang.

Pada waktu mendatang, orangtua membagi luas tanah sesuai jumlah anak yang akan 'dipajae'. Mulai dari anak laki-laki 'sihahaan' atau sulung hingga anak laki-laki terakhir sebelum 'siampudan' atau bungsu.

14. Maningkir Tangga

14 Rangkaian Pernikahan Adat Batak Toba, Penuh Kebahagiaan dan Mewah!ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Setelah pengantin melaksanakan Manjae atau tinggal di rumah mereka, orangtua beserta keluarga pengantin datang untuk mengunjungi rumah mereka dan diadakan makan bersama. Hal ini menandakan kemandirian pasangan suami istri yang siap menyambut kehadiran keluarga besar mereka. 

Dengan prosesi Maningkir Tangga, maka berakhir pula seluruh prosesi pernikahan adat yang harus dilalui pasangan ber-suku Batak Toba. Memang panjang, namun tiap prosesnya memiliki makna dan nilai yang penting untuk mempersatukan keluarga dan meyakinkan kedua pasangan sebelum menjalin rumah tangga.

Menarik sekali ya seluruh proses pernikahan milik suku ini yang kaya akan budaya di tiap langkahnya. Meski terkesan berbelit-belit, menjalani seluruh prosesi di atas juga merupakan bentuk pelestarian budaya daerah yang harus dijaga. 

Baca Juga: 11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya