8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Dana

Pernikahan yang terkenal dengan uang Panai

Suku Bugis adalah salah satu suku terbesar di Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan. Suku ini terkenal dengan adat pernikahan, di mana kebanyakan dana pernikahan atau uang belanja dibebankan kepada pihak laki-laki, yang disebut sebagai uang panai.

Secara sosial, perempuan dalam Suku Bugis mempunyai kedudukan yang tinggi dan dihormati. Secara keseluruhan, uang panai merupakan hadiah yang diberikan calon mempelai laki-laki kepada calon istrinya untuk memenuhi keperluan pernikahan. Yuk, ketahui apa saja rangkaian pernikahan adat Suku Bugis yang kaya akan makna lewat ulasan berikut ini!

1. Mammanu'manu'

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/TheBrideDept)

Dilansir jurnal Wanita dan Keluarga bertajuk "Transisi Sosial Budaya Adat Pernikahan Suku Bugis Di Makassar" milik Universitas Gajah Mada (UGM), diketahui bahwa tahap pertama dalam pernikahan adat Bugis adalah Mammanu'manu'. Mammanu'manu' berarti melakukan kegiatan seperti burung yang terbang ke sana ke mari.

Tahap ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh orangtua laki-laki yang bermaksud mencarikan jodoh bagi anaknya. Setelah menemukan seorang perempuan yang menurut pertimbangan tepat dijadikan istri bagi anaknya, langkah selanjutnya adalah mappese'pese, yaitu menyelidiki keadaan sang calon mempelai. Kegiatan ini dilakukan oleh keluarga dekat perempuan tersebut untuk mengetahui bagaimana tingkah laku, kesehatan, dan informasi penting lainnya. 

2. Massuro

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/Tami)

Pada tahap ini pihak laki-laki mengutus orang yang dianggap disegani untuk mabbaja
laleng (merintis jalan) atau meminang sang calon pengantin perempuan. Jika pihak perempuan belum merasa puas dengan acara peminangan, mereka akan menelusuri lebih jauh tentang asal usul laki-laki (mattutung lampe).

Pihak laki-laki akan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan atau ekspetasi dari pihak perempuan agar setuju dengan permohonan peminangan. Setelah terjadi kesepakatan bahwa lamaran pihak laki-laki telah diterima dengan baik oleh pihak orangtua perempuan, maka ditentukanlah acara mappettu ada.

3. Mappetu Ada

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/Angga Ranggana Putra)

Mappetu Ada merupakan tahap di mana keluarga kedua mempelai akan membicarakan tanra esso (penentuan hari pernikahan), doi menre (uang belanja), dan sompa (mahar). Tanra esso adalah kesepakatan mempertimbangkan waktu-waktu yang luang bagi keluarga.

Biasanya yang paling berhak menentukan hari pernikahan adalah dari pihak perempuan, sementara pihak laki-laki cenderung akan menyesuaikan atau mengikuti. Dalam masyarakat Bugis Bone, hari-hari hajatan, termasuk pernikahan akan ditentukan oleh orang pintar di kampung itu.

Uang belanja (doi menre) merupakan uang yang akan digunakan sebagai biaya pesta. Besaran uang belanja sangat ditentukan oleh besar kecilnya rencana pesta dan harga yang berlaku di pasaran. Sedangkan, sundrang atau sompa (mahar) adalah pemberian pihak laki-laki kepada perempuan yang dinikahinya berupa uang atau benda sebagai syarat sah-nya perkawinan.

4. Mappasau Botting dan Cemme Pasih

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi mempelai perempuan Suku Bugis. (pinterest.com/Dian Amartani)

Proses selanjutnya dari rangkaian pernikahan adat Bugis adalah Mappasau Botting, yaitu merawat pengantin perempuan. Hal ini biasanya dilakukan selama tiga hari sebelum hari-H, dengan mandi uap juga menggunakan bedak hitam yang terbuat dari asam jawa dan jeruk nipis.

Usai melakukan perawatan, tahap selanjutnya adalah Cemme Passih yang disebut mandi tolak bala. Bertujuan untuk meminta perlindungan Tuhan selama menjalani proses pernikahan hingga menjalani bahtera rumah tangga kelak.

Baca Juga: 11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?

5. Mappanre Temme dan Mappaci

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/TheBrideDept)

Mappanre Temme menjadi tahapan berikutnya, yaitu kegiatan khatam Al-Qur'an serta memanjatkan doa kepada Allah SWT. Biasanya dilakukan di rumah dengan memberikan suguhan berbagai macam kue tradisonal suku Bugis.

Proses selanjutnya adalah Mappaci, perlengkapan yang harus disiapkan untuk proses ini berupa sarung tujuh susun sesuai derajat keningratan, daun pisang, daun pacar yang ditumbuk halus, rokok, dan jagung kering. Mappaci dilakukan dengan memberikan daun pacar ke calon pengantin sebagai bentuk doa restu.

6. Mappasili

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/DwiHarrySasono)

Hampir sama dengan mayoritas rangkaian pernikahan adat di Indonesia, dalam rangkaian pernikahan adat Bugis terdapat prosesi siraman yang disebut dengan Mappasili. Hal ini memiliki tujuan untuk membersihkan calon mempelai sekaligus menolak bala.

Air siraman yang digunakan diambil dari tujuh mata air dan berisi tujuh macam bunga serta koin. Setelah proses siraman ini selesai biasanya koin di dalam air akan di ambil dan diberikan kepada keluarga yang belum menikah, dengan harapan agar dimudahkan bertemu jodohnya.

7. Mappasikarawa

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/SophieKeiko)

Usai akad nikah dilaksanakan, mempelai pria akan dibimbing untuk masuk ke kamar pengantin dan bertemu dengan istrinya secara resmi. Sebelum memasuki kamar, akan ada pula ritual ketuk pintu dengan tujuan meminta izin kepada keluarga mempelai perempuan agar ia diizinkan masuk.

Setelah keluarga telah memberikan izin, akan dilanjutkan dengan Mappasikarawa, yaitu bentuk sentuhan pertama suami kepada istrinya. Biasanya sentuhan tersebut diutamakan ke pundak yang melambangkan kesetaraan dalam hubungan suami istri. Terakhir, ada prosesi pemakaian sarung yang kemudian dijahit dengan harapan pasangan yang baru menikah terus bersatu dalam pernikah tersebut.

8. Mapparola

8 Rangkaian Pernikahan Adat Bugis, Pria Wajib Persiapkan Banyak Danailustrasi pasangan Suku Bugis. (pinterest.com/D' Wedding)

Mapparola adalah prosesi terakhir yaitu saat di mana mempelai perempuan akan diantar oleh keluarga dan sanak saudaranya ke rumah keluarga laki-laki. Tahap ini dilaksanakan setelah akad nikah atau keesokan harinya dengan pakaian seperti pakaian pada hari pernikahan.

Pihak keluarga laki-laki akan memberikan sesuatu/hadiah kepada mempelai perempuan sebagai tanda syukur (mappaota). Prosesi ini juga kembali menjadi tanda bersatunya hubungan keluarga kedua pasangan suami-istri tersebut melalui pernikahan yang sudah sah dilakukan.

Nah, itulah tadi delapan prosesi rangkaian pernikahan adat Suku Bugis yang memiliki makna dan ciri khas khusus. Bagi kamu yang ingin menikah dengan seseorang dari suku Bugis wajib tahu, ya!

Baca Juga: Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya