Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kata Paling Sering Dipakai Gen Z, Artinya Bikin Kaget

ilustrasi gen z (pexels.com/Anna Shvets)
Intinya sih...
  • Kata-kata Gen Z memiliki makna lebih dalam dari sekadar gaya hidup dan ekspresi spontan
  • 'Gaskeun' merupakan plesetan dari 'gas kan,' mencerminkan gaya hidup cepat dan anti-ribet
  • 'Healing' digunakan untuk liburan atau staycation, tetapi tetap mencerminkan self-care ala Gen Z
  • 'Anjir' atau 'anjay' memiliki berbagai nuansa, dari kaget hingga lucu, dengan kesadaran kontekstual yang tinggi
  • 'Nolep' adalah singkatan dari 'no life,' sering dipakai bercanda tapi juga mencerminkan kompleksitas kehidupan sosial di era digital

Bahasa terus berkembang, apalagi di tangan Gen Z. Mereka kreatif menciptakan kata-kata baru, bahkan memelintir arti lama jadi sesuatu yang lebih relate dengan kehidupan sehari-hari. Seringnya sih kedengaran kocak, nyeleneh, atau terkesan gak penting, padahal, beberapa dari kata itu punya makna yang lebih dalam dan konteks sosial yang unik.

Buat kamu yang sering denger kata-kata ini di TikTok, Twitter, atau Instagram, tapi masih bingung maksud sebenarnya, yuk kenalan lebih dekat. Siapa tahu kamu gak cuma bisa pakai, tapi juga paham konteksnya. Berikut ini 5 kata paling sering dipakai Gen Z, lengkap dengan arti aslinya yang mungkin bikin kamu kaget!

1. Gaskeun

ilustrasi bersama sahabat (freepik.com/freepik)

Kata ini terdengar santai dan penuh semangat. Biasanya dipakai saat ajakan untuk melakukan sesuatu: 'Gaskeun nonton konser!' atau 'Gaskeun resign!' Tapi kalau ditelusuri, ini sebenarnya plesetan dari 'gas kan,' alias langsung jalan atau eksekusi tanpa banyak mikir.

Dibalik kesannya receh, kata ini mencerminkan gaya hidup Gen Z yang serba cepat, spontan, dan anti-ribet. Buat sebagian orang tua atau generasi sebelumnya, ini bisa terdengar kayak ajakan sembrono. Padahal buat Gen Z, ini ekspresi keberanian dan mental 'ayo coba dulu, gagal belakangan.'

2. Healing

ilustrasi seseorang sedang healing (freepik.com/jcomp)

Kata satu ini awalnya punya makna serius: proses penyembuhan luka, baik fisik maupun emosional. Tapi di tangan Gen Z, 'healing' jadi kata ajaib buat liburan, staycation, atau sekadar rebahan. Mereka bisa bilang, 'Aku ke Bali buat healing,' padahal isinya foto-foto estetik, ngopi cantik, dan santai-santai di pantai. Arti aslinya tetap ada, tapi konteksnya lebih cair.

Makna ini nunjukin bahwa Gen Z sadar pentingnya merawat diri, meskipun lewat cara-cara kecil yang gak selalu dramatis. Healing ala Gen Z adalah bentuk self-care yang dibungkus dengan gaya hidup kekinian.

3. Anjir/Anjay

ilustrasi bersama sahabat (freepik.com/freepik)

Meski awalnya terdengar kasar atau gak sopan, kata 'anjir' atau 'anjay' justru sekarang punya berbagai nuansa, dari ekspresi kaget, kagum, sampai lucu. Contohnya: 'Anjir, plot twist-nya gila banget!'

Asal katanya dari umpatan yang jelas tidak sopan, tapi diubah dengan nada main-main supaya bisa dipakai di media sosial tanpa dianggap ofensif. Bahkan beberapa kreator menjadikan 'anjay' sebagai signature phrase mereka. Tapi perlu diingat, gak semua orang nyaman dengan kata ini. Jadi Gen Z biasanya tahu kapan dan di mana boleh pakai. Di balik keisengan ini, ada kesadaran kontekstual yang tinggi.

4. Nolep

Ilustrasi anak bermain game (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Singkatan dari 'no life,' kata ini sering dipakai buat menyebut orang yang jarang keluar rumah, suka menyendiri, atau gak punya aktivitas sosial. Contoh: 'Dia mah nolep, main game doang tiap hari.'

Meski sering dipakai buat bercanda, istilah ini juga bisa mengarah pada kondisi mental tertentu seperti introvert ekstrem atau kelelahan sosial. Buat Gen Z, ini kadang jadi identitas atau justru cara untuk mengkritik ekspektasi sosial yang terlalu tinggi. Jadi meskipun terkesan lucu, kata ini juga nunjukin kompleksitas kehidupan sosial di era digital. No judgment, just label.

5. Flexing

ilustrasi seseorang mendapatkan cashback (freepik.com/drobotdean)

Flexing berarti pamer, baik itu harta, pencapaian, atau gaya hidup. Di TikTok, Instagram, atau YouTube, flexing bisa muncul dalam bentuk unboxing, outfit mahal, atau cerita kerja di perusahaan top.

Asalnya dari slang bahasa Inggris, kata ini berkembang jadi istilah umum di kalangan Gen Z Indonesia. Yang menarik, flexing gak selalu negatif. Kadang dianggap motivasi, kadang justru jadi bahan sindiran. Gen Z pintar membaca konteks. Mereka bisa bilang, 'Wah ini flexing sih,' dengan nada kagum atau nyinyir, tergantung siapa yang ngomong dan apa yang ditunjukkan.

Kata-kata Gen Z bukan sekadar gaya-gayaan atau bahasa lucu-lucuan. Di balik tiap istilah, ada refleksi dari cara mereka melihat dunia, lebih ekspresif, lebih terbuka, dan seringkali lebih jujur dari generasi sebelumnya.

Makna aslinya mungkin bikin kamu kaget, tapi itulah kekuatan bahasa: bisa berubah seiring zaman, menciptakan makna baru yang relevan dengan pengalaman hidup. Jadi kalau kamu mau nyambung ngobrol sama Gen Z, pahami dulu kata-kata mereka. Siapa tahu, kamu malah ikutan nagih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us