Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kebiasaan Numerasi yang Diajarkan di Sekolah Dasar

ilustrasi anak belajar numerasi (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Anak diajak menghitung benda nyata seperti pensil, kelereng, atau buah-buahan untuk belajar konsep jumlah, pengurangan, dan penambahan.
  • Guru SD tetap melatih anak baca jam analog biar mereka paham konsep waktu, menit, dan jam untuk melatih sense of time.
  • Permainan seperti ular tangga, dominos, atau tebak-tebakan angka secara gak langsung melatih kemampuan numerasi anak dengan membuat strategi dan memperkuat kemampuan berpikir logis.

Numerasi bukan cuma soal bisa menghitung cepat atau mengerti rumus matematika, tapi juga kemampuan berpikir logis, memahami data, dan membuat keputusan berdasarkan angka. Nah, pada tingkat Sekolah Dasar (SD), anak-anak mulai dikenalkan dengan kebiasaan numerasi yang simpel tapi powerful buat bekal mereka di masa depan. 

Gak perlu alat canggih atau soal rumit, cukup dibiasakan dari aktivitas sehari-hari yang dekat dengan dunia mereka. Seperti pada tujuh kebiasaan numerasi yang diajarkan di Sekolah Dasar berikut ini. Semuanya bisa kamu terapkan di rumah, loh!

1. Menghitung benda sehari-hari biar terbiasa dengan konsep jumlah

ilustrasi seseorang anak belajar numerasi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Anak-anak diajak menghitung benda nyata seperti pensil, kelereng, atau buah-buahan. Dari situ mereka belajar konsep dasar jumlah, pengurangan, dan penambahan tanpa harus ketemu soal duluan. Kebiasaan ini bikin mereka lebih akrab sama angka karena konteksnya dekat dengan kehidupan mereka. Gak cuma hafalan, tapi juga praktik langsung. Jadi anak gak takut sama matematika sejak dini.

2. Membiasakan baca jam analog, bukan cuma jam digital

ilustrasi seseorang anak menggunakan jam tangan (freepik.com/artursafronovvvv)

Meski banyak yang udah pakai jam digital, guru SD tetap melatih anak baca jam analog biar mereka paham konsep waktu, menit, dan jam. Ini penting banget buat melatih logika urutan dan estimasi. Misalnya, "Kalau sekarang jam 9 dan istirahat jam 10, berapa lama lagi harus menunggu untuk jam istirahat?". Ini melatih anak mikir tanpa harus langsung disuguhi operasi hitung. Kebiasaan sederhana ini ternyata efektif untuk melatih sense of time mereka.

3. Menggunakan uang mainan saat bermain jual beli di kelas

ilustrasi seseorang anak belajar numerasi (pexels.com/Yan Krukau)

Kegiatan jual beli dengan uang mainan bukan cuma seru, tapi juga latihan numerasi yang super berguna. Anak belajar menghitung total harga, memberi kembalian, dan membandingkan nilai uang. Ini salah satu cara paling menyenangkan untuk mengajarkan nilai ekonomi dasar. Selain itu, mereka juga terbiasa ambil keputusan berdasarkan angka, misalnya pilih mana yang lebih murah atau sesuai budget.

4. Mengenal pola dan urutan dari benda atau warna

ilustrasi seseorang anak belajar numerasi (pexels.com/Artem Podrez)

Anak SD sering diajak mengenali pola, entah itu dari warna, bentuk, atau angka. Contohnya seperti, "merah–kuning–merah–kuning, selanjutnya apa?". Ini bukan cuma soal hafalan, tapi melatih kemampuan berpikir terstruktur. Pola dan urutan adalah fondasi dari logika matematika. Melalui latihan ini, anak jadi lebih peka terhadap keteraturan dan prediksi yang nantinya bisa mereka gunakan dalam problem solving yang lebih kompleks.

5. Membandingkan ukuran atau berat benda di sekitar mereka

ilustrasi siswa di sekolah (pexels.com/Max Fischer)

Di kelas, anak SD dilatih membandingkan dua benda yakni mana yang lebih besar, lebih berat, atau lebih panjang. Tanpa alat ukur rumit, mereka bisa pakai logika dan pengamatan. Misalnya, "Mana yang lebih berat, botol air atau kotak pensil?". Ini membantu mereka memahami konsep pengukuran tanpa angka dulu. Setelah itu, baru diperkenalkan alat ukur seperti penggaris atau timbangan kecil.

6. Menggunakan grafik sederhana untuk belajar data

ilustrasi siswa di sekolah (pexels.com/Yan Krukau)

Anak-anak diajak bikin grafik batang dari hal sederhana, seperti jumlah warna favorit teman-teman sekelas. Ini latihan mengenal data, membaca visualisasi angka, dan membandingkan nilai. Kegiatan ini mengajarkan anak bahwa angka itu bisa divisualisasikan, dan grafik bukan sesuatu yang menakutkan. Mereka juga bisa belajar menarik kesimpulan dari data, misalnya warna apa yang paling disukai di kelas.

7. Bermain permainan numerasi yang melibatkan strategi

ilustrasi siswa di sekolah (pexels.com/RDNE Stock project)

Permainan seperti ular tangga, dominos, atau tebak-tebakan angka secara gak langsung melatih kemampuan numerasi anak. Tanpa sadar, mereka berhitung, mengukur risiko, dan membuat strategi.

Permainan ini juga memperkuat kemampuan berpikir logis dan prediktif. Anak jadi terbiasa mengambil keputusan berdasarkan angka, bukan cuma asal tebak. Dikarenakan hadir dalam kemasan berbentuk mainan, anak akan tetap merasa senang saat belajar.

Numerasi bukan soal rumus ribet atau hitung cepat semata. Di jenjang SD, justru yang paling penting adalah membiasakan anak berpikir dengan angka lewat aktivitas sehari-hari yang fun dan kontekstual.

Tujuh kebiasaan numerasi di atas tampak sederhana, tapi dampaknya luar biasa buat kemampuan anak memahami dunia dengan lebih terukur dan rasional. Terpenting, kebiasaan ini bisa dilanjutkan di rumah. Orangtua juga bisa ikutan bantu dengan mengajak anak berhitung saat belanja, baca jam bareng, atau main tebak angka.

Kalau sedari kecil sudah kebiasaan numerasi yang diajarkan di Sekolah Dasar, anak-anak bakal tumbuh jadi pribadi yang lebih siap mengatur uang, bikin keputusan, dan gak mudah dibohongi angka. Yuk, dukung terus kebiasaan numerasi sejak dini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us