Beberapa anak mungkin mengalami pengalaman pindah-pindah sekolah terlalu sering, bahkan beberapa kali dalam setahun. Terlalu sering pindah sekolah memang berguna untuk menambah relasi dan teman baru bagi si anak. Namun, kamu juga harus tahu kekurangannya.
Yuk, sama-sama menilik lima kekurangan yang akan kamu rasakan jika terlalu sering pindah sekolah! Pernah merasakan ini sebelumnya?
Saat kamu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, mungkin kamu perlu beradaptasi agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Sama seperti saat terlalu sering pindah sekolah, rasa asing ini pasti akan dirasakan dan mungkin kamu akan merasa kurang nyaman jika terlalu sering.
Melansir dari Ezy Schooling, penulis Riya Sree Kaishyap mengatakan, "Mengingat anak telah dikirim ke lingkungan yang benar-benar baru, dia mungkin merasa tersesat karena tidak berada dalam kelompok teman, guru, dan wajah lain yang dikenalnya. Fase ini mungkin berlangsung beberapa saat."
Kasus perundungan semakin marak terjadi di lingkungan sekolah. Beberapa anak mungkin akan mengalami pengalaman tidak menyenangkan ini saat melangkahkan kaki di tempat baru.
"Menjadi orang baru di sekolah mendatangkan banyak perhatian dan itu mungkin tidak selalu baik. Anak tersebut mungkin akan dirundung oleh teman sekelas atau seniornya," jelas Kaishyap.
Setiap sekolah pasti memiliki ketentuannya sendiri-sendiri, begitu juga dengan hal akademik. Kesulitan secara akademik bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dirasakan jika kamu terlalu sering pindah sekolah.
"Seluruh kurikulum akademik di sekolah baru mungkin menjadi sulit untuk ditangani oleh anak tersebut. Jika tidak diatasi, hal ini dapat berakibat pada menurunnya nilai yang pada akhirnya dapat memengaruhi rasa percaya diri anak," tambah Kaishyap.
Hubungan teman sebaya penting untuk kepercayaan diri dan keberhasilan akademis siswa di berbagai usia. Ketika seorang anak berpindah sekolah, dia mungkin meninggalkan lingkungan di mana dia mengenal sebagian besar teman-temannya dan memiliki beberapa hubungan yang kuat.
"Di sekolah baru, dia awalnya tidak mengenal siapa pun dan mungkin merasa terisolasi. Hal ini memberikan tekanan pada orangtua, siswa, guru baru, dan sekolah untuk membantu anak dengan cepat menyesuaikan diri dan terlibat dalam kegiatan sosial," jelas penulis pendidikan Neil Kokemuller, melansir dari Education Seattle.
Keberhasilan di sekolah sering kali dibangun atas kolaborasi yang kuat antara administrasi sekolah, guru, dan orang tua. Siswa yang berpindah sekolah secara berkala atau terus-menerus menjadikan tantangan bagi semua pihak yang terlibat untuk membangun hubungan yang kuat.
Guru mungkin memerlukan waktu untuk menilai kemampuan siswa agar dapat menempatkannya dengan tepat dalam kelompok membaca, matematika/sains, atau tim kerja. Sekolah juga mengandalkan transfer catatan pendidikan dan pribadi untuk mengasimilasi siswa yang dapat memakan waktu, terutama dengan banyak gerakan yang cepat.
Beberapa orang cukup beruntung mendapatkan banyak teman dari pindah-pindah sekolah terlalu sering. Namun, jika kamu merasa kesulitan dan tidak nyaman, ada baiknya kamu berkonsultasi kepada guru bimbingan konseling dan orang tuamu, ya! Jangan paksakan dirimu!