Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menulis jurnal di buku dapat mengasah kreativitas (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menulis jurnal di buku dapat mengasah kreativitas (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Menulis di jurnal fisik memberikan pengalaman sensorik yang memuaskan dan meningkatkan kreativitas serta hubungan emosional dengan jurnal.
  • Kebanyakan orang merasa bahwa buku jurnal lebih menyenangkan daripada digital karena memberikan kebebasan untuk berkreasi dan menjelajahi ide-ide baru.
  • Penelitian menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan daya ingat, refleksi yang lebih bermakna, dan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas non-digital.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat ini membuat jurnal menjadi kegiatan healing yang menyenangkan bagi banyak orang. Selain menyehatkan mental, menulis jurnal juga bisa membuat pikiran lebih tenang, lho. Kalau suka yang praktis, menulis jurnal bisa dilakukan secara digital melalui berbagai aplikasi jurnal. 

Meski begitu, menulis jurnal di buku fisik tetap jadi pilihan, lho. Tak sedikit yang menganggap cara ini membuat mereka seperti bicara dengan teman baik. Kamu bisa mengeluarkan semua pikiran, perasaan, dan ide tanpa merasa tertekan. Rasanya berbeda ketika kamu menulis dengan pena di atas kertas dibandingkan mengetik di layar. Nah, artikel ini akan membahas berbagai aspek mengapa buku jurnal lebih menyenangkan daripada jurnal digital, mulai dari pengalaman sensorik hingga kreativitas dan motivasi.

1. Pengalaman sensorik yang menyenangkan

ilustrasi menulis buku jurnal (pexels.com/Ahmed ツ)

Menulis di jurnal fisik memberikan pengalaman sensorikl yang menyenangkan. Saat kamu menulis dengan pena di atas kertas, kamu akan merasakan sensasi yang memuaskan dibandingkan dengan mengetik di layar. Suara halaman yang dibalik dan kehalusan permukaan kertas menambah kedalaman dalam proses menulis, tentu saja ini gak bakal kamu temukan dalam format digital. 

Pengalaman fisik ini gak hanya membuat proses menulis menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga dapat meningkatkan kreativitas dan hubungan emosional kamu dengan jurnal itu sendiri, lho. Saat kamu menulis di buku jurnal, kamu dapat menghias halaman dengan stiker atau gambar sesuai keinginanmu. Ini memberikan kontrol penuh pada jurnal yang kamu buat, kan?

2. Lebih kreatif dan personal

ilustrasi kreatif dalam membuat jurnal (pexels.com/Bich Tran)

Alasan lain mengapa buku jurnal lebih menyenangkan daripada jurnal digital adalah kebebasan untuk berkreasi. Kamu dapat dengan mudah menggabungkan berbagai bahan seperti washi tape, foto, dan gambar, menjadikan setiap halaman terasa unik dan penuh karakter. Pendekatan langsung ini tentu mendorong kreativitas kamu secara bebas.

Kreativitas dalam jurnal fisik juga memberi ruang bagi kamu untuk menjelajahi ide-ide baru dan konsep-konsep yang mungkin gak muncul saat kamu menulis di layar. Kamu bisa menggambar sketsa, membuat mind map, atau bahkan menulis puisi di tengah-tengah catatan harianmu. 

Nah, kebebasan ini gak hanya menyenangkan tetapi juga dapat meningkatkan inovasi dalam cara kamu berpikir dan menyusun ide-ide. Dengan begitu, kamu gak hanya menulis, tetapi juga menciptakan sesuatu yang berharga dan bermakna. Setuju?

3. Meningkatkan daya ingat

ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/MART PRODUCTION)

Penelitian memperlihatkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan daya memori. Proses menulis yang lebih lambat mendorong pemrosesan pikiran yang lebih dalam, yang bisa mengarah pada refleksi yang lebih bermakna. Saat kamu menulis dengan tangan, kamu terlibat secara aktif dalam apa yang kamu catat, dan ini bisa membantu kamu mengingat informasi lebih baik dibandingkan dengan hanya mengetik. 

Sebaliknya, mengetik dilakukan dalam kecepatan tinggi yang dapat mengurangi keterlibatan kamu dengan konten yang sedang ditulis. Ini bisa membuat tulisan terasa datar dan kurang bermakna, deh. 

Saat kamu menggunakan buku jurnal, kamu mempunyai kesempatan untuk meluangkan waktu dan benar-benar merenungkan apa yang kamu tulis, menjadikannya lebih berkesan. Pengalaman menulis ini bukan hanya tentang mencatat informasi, tetapi juga tentang memahami diri sendiri dan perjalanan yang kamu lalui, lho.

4. Screen break

ilustrasi menulis jurnal bisa menjadi momen jeda melihat layar gawai (pexels.com/SHVETS production)

Memakai jurnal fisik memberikan jeda dari layar, sesuatu yang semakin berharga di zaman digital ini. Banyak orang semakin sadar akan waktu yang mereka habiskan di depan layar dan menghargai kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas non-digital. Jangan salah, lho. Beberapa saat berhenti melihat layar bisa menjadi ajang mindfulness dan relaksasi, nih. 

Jadi, tak ada salahnya, menyediakan waktu untuk menulis di buku jurnal untuk merasakan ketenangan dan ketentraman yang sering kali hilang dalam rutinitas sehari-hari yang didominasi oleh perangkat elektronik.

Momen-momen ini gak hanya membantu mengurangi stres tetapi juga memberikan kesempatan untuk berhubungan kembali dengan diri sendiri. Dalam dunia yang penuh dengan distraksi digital, menemukan waktu untuk duduk dengan buku jurnal dan pena bisa menjadi cara yang efektif untuk menenangkan pikiranmu, lho. 

5. Nostalgia

ilustrasi membaca jurnal (pexels.com/Polina Kovaleva)

Jurnal fisik membawa rasa nostalgia, nihi. Ketika kamu membuka halaman-halamannya, kamu gak hanya melihat tulisanmu, tetapi juga mengingat kembali momen-momen yang pernah kamu alami. Buku jurnal bisa menjadi barang berharga yang menyimpan kenangan, pikiran, dan pengalaman dalam bentuk yang dapat kamu pegang. 

Ide untuk mewariskan jurnal kepada generasi mendatang tentu menambah nilai sentimental yang gak bisa ditawarkan oleh format digital karena mungkin berisiko menjadi usang atau gak dapat diakses karena perubahan teknologi.

Sentuhan fisik dari buku jurnal juga menciptakan koneksi emosional yang lebih kuat dengan isinya. Setiap halaman yang ditulis bukan hanya sekadar catatan, tetapi sebuah cerita yang penuh dengan pengalaman hidupmu. Kamu dapat mengingat momen-momen penting dalam hidupmu dengan cara yang lebih mendalam ketika semua itu tertuang dalam bentuk fisik. 

6. Alat motivasi yang efektif

ilustrasi menulis jurnal setelah bangun tidur (pexels.com/Polina Kovaleva)

Kehadiran fisik dari sebuah buku jurnal bisa berfungsi sebagai alat motivasi yang efektif, lho. Melihat jurnal yang belum terisi tentu mendorongmu untuk lebih sering menulis, kan? Saat kamu melihat buku jurnalmu menunggu untuk diisi, itu jadi pengingat yang kuat untuk mencurahkan pikiran dan perasaanmu ke dalamnya. Proses mengisi halaman-halaman tersebut menciptakan rasa pencapaian yang mungkin gak dapat diberikan oleh entri digital dengan cara yang sama.

Selain itu, jurnal fisik juga memberikan kamu ruang untuk mencatat tujuan dan harapanmu dengan lebih jelas. Dengan mencatat pencapaian, harapan, serta rencana masa depan, kamu menciptakan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri. Ini bisa menjadi dorongan tambahan untuk terus berkomitmen pada tujuanmu! 

Sekarang sudah tahu, kan, mengapa buku jurnal lebih menyenangkan daripada digital. Dengan berbagai keunggulan ini, jelas bahwa buku jurnal mempunyai daya tarik lebih dibandingkan digital. Jadi, ambil pena dan buku jurnalmu, dan mulailah menulis!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team