5 Kesalahan Menulis yang Bikin Pembaca Ilfeel

- Pembaca butuh kenyamanan saat membaca, hindari tulisan berat dan membingungkan
- Pembukaan harus langsung to the point dan menarik, hindari kalimat umum yang tak memberi nilai tambah
- Gunakan kalimat efisien, paragraf pendek, dan gaya bahasa natural agar pembaca betah membaca sampai habis
Menulis itu bukan cuma soal isi, tapi juga soal cara menyampaikannya. Sayangnya, banyak orang lupa kalau pembaca bukan cuma butuh informasi, tapi juga kenyamanan saat membaca. Akibatnya, tulisan yang sebenarnya bagus jadi terasa berat, membingungkan, atau bahkan bikin orang males lanjut baca.
Masalahnya bukan pada topik yang dipilih, tapi kesalahan-kesalahan kecil yang sering dianggap sepele. Padahal, justru dari sanalah kesan pertama pembaca terbentuk. Mau tulisanmu dibaca sampai habis? Hindari lima kesalahan ini dulu, ya!
1. Terlalu banyak basa-basi di awal

Pembaca zaman sekarang gak punya banyak waktu. Mereka pengin langsung tahu inti tulisanmu dalam beberapa kalimat pertama. Kalau kamu mengawali dengan paragraf panjang berisi pengantar yang muter-muter, besar kemungkinan mereka akan scroll ke tempat lain.
Bukan berarti pembuka gak penting. Justru pembuka adalah penentu apakah orang akan lanjut baca atau gak. Tapi pembuka yang baik harus langsung to the point, kasih konteks, dan bikin penasaran. Hindari kalimat seperti, 'Di era modern ini, kita semua tahu bahwa…' karena terlalu umum dan gak kasih nilai tambah apa-apa.
2. Nulis kepanjangan tanpa jeda

Kalimat panjang itu bukan tanda kamu pintar. Kalau terlalu panjang dan gak jelas arahnya, malah bikin pembaca capek. Apalagi kalau kamu nulis satu paragraf penuh tanpa spasi atau jeda logis. Rasanya seperti baca skripsi yang belum diedit.
Bagi pembaca, paragraf yang terlalu padat bikin mata lelah dan otak bingung. Mereka jadi gak tahu harus fokus ke mana. Lebih baik pakai kalimat yang efisien dan paragraf pendek yang rapi. Gak semua ide harus dimasukkan dalam satu kalimat. Berikan napas buat pembaca. Tulisan yang enak dibaca itu ritmenya nyaman, gak bikin ngos-ngosan.
3. Gaya bahasa yang terlalu ribet dan sok formal

Banyak penulis pemula terjebak ingin terlihat 'pintar' dengan menggunakan bahasa yang terlalu kaku atau penuh istilah asing. Hasilnya, tulisan malah terasa jauh, gak akrab, dan susah dicerna.
Gaya bahasa yang natural, santai, dan sesuai audiens justru lebih ampuh bikin pembaca betah. Apalagi kalau kamu nulis buat platform informal seperti blog, media sosial, atau konten lifestyle. Bukan berarti gak boleh pakai kata formal, tapi sesuaikan dengan konteks dan pembaca. Tujuan utama nulis itu supaya orang ngerti, bukan supaya terlihat keren.
4. Gak ada alur yang jelas

Tulisan yang baik harus punya struktur. Mulai dari pembuka yang menarik, isi yang runtut, sampai penutup yang kuat. Sayangnya, banyak tulisan yang isinya loncat-loncat dan gak nyambung antarparagraf.
Pembaca jadi bingung, ini sebenarnya mau ngomongin apa? Gak ada transisi yang mulus, dan kadang informasi penting malah terselip di tengah-tengah kalimat yang gak relevan. Sebelum nulis, coba bikin kerangka dulu. Minimal tahu tiga hal: mau bahas apa, urutannya gimana, dan penutupnya mau menyimpulkan apa. Ini kelihatan simpel, tapi ampuh banget bikin tulisanmu terasa solid.
5. Terlalu banyak typo dan salah ejaan

Kesalahan ketik memang manusiawi, tapi kalau terlalu sering muncul, pembaca bisa ilfeel. Typo bikin tulisan terkesan buru-buru, gak niat, dan kurang profesional. Bahkan satu huruf yang salah bisa mengubah makna, lho!
Sebelum publish atau kirim tulisan, selalu baca ulang. Kalau perlu, baca dengan suara keras supaya kamu bisa 'denger' alurnya. Banyak aplikasi juga bisa bantu koreksi ejaan secara otomatis. Gunakan itu buat bantu kamu lebih teliti. Ingat, pembaca gak cuma menilai isi, tapi juga cara kamu merawat tulisanmu.
Kesalahan-kesalahan di atas mungkin kelihatan sepele, tapi dampaknya besar banget ke kenyamanan pembaca. Menulis itu bukan cuma memindahkan isi pikiran ke layar, tapi juga soal menyampaikan dengan empati.
Kalau kamu pengin tulisanmu dibaca sampai habis, dihargai, bahkan di-share, cobalah mulai dari memperhatikan detail kecil ini. Gak perlu nunggu jago. Cukup peka dan terus belajar dari tiap kesalahan. Karena dibalik tulisan yang bikin betah, selalu ada penulis yang mau berusaha jadi lebih baik.