Catat, Ini 6 Kosakata dalam Bahasa Talaud yang Terdaftar di KBBI

Setiap acara pastinya diawali dengan upacara sebagai tanda diresmikannya acara tersebut. Begitu pula dengan masyarakat Talaud, mereka akan mengadakan "manee" atau upacara menangkap ikan di daerah Talaud, dengan menggunakan janur kelapa yang disambung dengan tali dan dilakukan oleh laki-laki dewasa dengan pembacaan mantra oleh ratumbanua.

Sudah tidak diragukan lagi, sagu menjadi salah satu makanan tradisional yang terkenal akan cita rasa yang khas dan bikin ketagihan. Sebagian masyarakat banyak juga yang menyukai berbagai olahan dari sagu. Dalam bahasa Talaud, untuk menyebut proses pembuatan sagu dari awal sampai siap diolah menjadi makanan ialah "masambia".

Di Indonesia masih banyak yang menggunakan cara tradisional untuk menangkap ikan. Hal ini bermaksud agar tidak merusak habitat ikan dan tetap menjaga ekosistem laut.

Salah satu cara menangkap ikan yang ramah lingkungan yaitu dengan "menguruma" atau mencari ikan dengan tombak sambil menyelam. Meski ikan yang didapat hanya sedikit, tetapi hal ini menjadi tradisi yang patut dilestarikan.

Adanya seorang pemimpin dalam suatu kelompok bertujuan untuk mengendalikan, mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk masyarakat Talaud sendiri, seorang pemimpin adat tertinggi yang disebut raja kampung dinamakan "ratumbanua".

"Sisata" adalah sebutan untuk pohon kayu besi berkualitas nomor dua. Dinamakan kayu besi karena pohon ini dikenal kuat dan awet jika dimanfaatkan sebagai bahan dasar bangunan maupun perabot. Meski banyak diminati masyarakat, hanya saja pertumbuhan pohon kayu besi relatif lama dan populasinya langka.

Jika sisata nomor dua, maka "watuline" adalah sebutan untuk pohon kayu besi berkualitas nomor satu dalam bahasa Talaud. Karena memiliki tekstur yang kasar, keras, dan daya tahan yang bagus, kayu besi ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan atau konstruksi.

Meski hanya segelintir kosakata dalam bahasa Talaud yang masuk dalam KBBI, setidaknya enam kata di atas membuka cakrawalamu untuk terus mempelajari dan melestarikan bahasa-bahasa daerah di Indonesia.