Bahasa Jaksel dan Pengaruhnya Terhadap Pergaulan Anak Millenial 

Memperkaya kosan kata bahasa Inggris, benarkah?

Halo, apa kamu sedang mengalami mental health issue dikarenakan terlalu over work di tempat kerja atau sekolah? Atau kini kamu sedang mengalami insecure akibat quarter life crisis? Mungkin kamu perlu healing untuk menangani itu semua. Nah, apakah kamu pernah mendengar kata bahasa Inggris itu dalam percakapan atau konten setiap hari?

Fenomena menyelipkan bahasa Inggris atau turunannya dalam tatanan bahasa Indonesia, sering dimaknai sebagai bahasa Jaksel. Mengapa daerah Jakarta Selatan sering diidentikkan dengan lifestyle Jakarta yang sesungguhnya? Apakah bahasa Jaksel ini membawa pengaruh bagi pergaulan anak millenial?

Baca Juga: Geger Poster 'Bungkus Night' di Jaksel, Polisi Tangkap 2 Orang 

Jakarta Selatan dan hadirnya lifestyle serta bahasa ala anak metropolitan 

Bahasa Jaksel dan Pengaruhnya Terhadap Pergaulan Anak Millenial ilustrasi belanja (pixabay.com/borevina)

Pertama, kamu perlu mengetahui mengapa daerah Jakarta Selatan menjadi pusat dari lifestyle ibu kota. Hal ini dikarenakan banyaknya perkantoran urusan luar negeri, pusat perbelanjaan, hingga restoran khas luar negeri yang ada di daerah Jakarta Selatan. Karena banyaknya orang luar yang bekerja di wilayah ini, makanya bahasa Inggris sering terdengar di wilayah ini.

dm-player

Maka dari itu, anak-anak yang tinggal di sekitar daerah ini pasti terbawa logat atau lifestyle dari orang-orang luar yang banyak tinggal di daerah Jakarta Selatan. Selain itu, topik pembicaraan orang-orang Jakarta Selatan sering mengarah ke pengembangan usaha, bisnis, dan juga fashion. Sehingga saat trend tanam saham online dan sebagainya, menjadi hal yang lekat dengan kaum pebisnis bahkan bagi mereka yang hanya mengikuti gaya hidup.

Ada yang mengatakan, bahwa Jaksel bukan melulu tentang daerah. Jika kamu tinggal di wilayah lain, namun selalu nongkrong di cafe dengan bahasa Inggris yang diselipkan, minum boba dan membahas crypto, maka kamu sudah mengadopsi gaya hidup anak Jaksel.

Pro dan kontra hadir apalagi jika menyoroti gaya bahasanya. Namun, sebenarnya bahasa Inggrisnya tidaklah salah, walau ada beberapa kata yang ditambahkan imbuhan bahasa Inggris, seperti jujurly. Jika berkomunikasi dengan orang luar, mereka pun akan mengerti istilah insecure, mental health, quarter life, gaslighting, dan sebagainya. 

Bahasa Jaksel sebenarnya sama saja dengan negara Singapura yang memiliki bahasa singlish, dimana warga Singapura mencampurkan dialek hokkian dengan bahasa Inggris ala orang Singapura. Hal ini sudah menjadi kewajaran dan menjadi ciri khas tersendiri, bahwa Singapura memiliki bahasa singlish yang sudah melekat di kehidupan sehari-hari. 

Hanya saja, masyarakat Indonesia belum terbiasa dengan fenomena pencampuran bahasa asing dengan bahasa lokal, sehingga banyak orang berpikir itu bahasa yang norak. Padahal jika dilihat dari sisi positifnya, kebiasaan menggunakan bahasa Jaksel juga membantu orang untuk belajar bahasa Inggris secara fun, bukan? 

Baca Juga: 5 Kafe di Fatmawati-Jaksel yang Nyaman untuk Nongkrong dan Kerja

Laurensius Aldiron Photo Verified Writer Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya