Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta
IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan sampah plastik untuk berbagai macam tujuan dan kegunaan, tetapi tahukah kamu jika sampah plastik memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai? Bagaimana jika dalam beberapa tahun ke depan sampah-sampah yang telah kita hasilkan masih utuh dan dapat mencemari lingkungan? Sangat mengerikan, ya! Karena itu, kami—Tim Jurnalispatu dengan penuh semangat positif mengajak teman-teman semua untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan agar bumi kita tetap bersih dan lestari melalui karya kami yang bertajuk “Bersih Lingkunganku Cantik Bumiku”.

Keredaksian Tim Jurnalispatu

Guru Pembimbing : Muhammad Jarkasih, S.Pd., M.Par.

Ketua Tim: Keyla Putri Tarisya Darmawan

Anggota Tim:

  • Ashya Valerie Gunawan

  • Desi Fadantya Maheswari

  • Nazma Asyifa

  • Rahmalilla Nurdina

  • Vivit Fitriani

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times

Latar Belakang

IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi kenyataan bahwa pemanasan global bukan lagi soal masa depan, tetapi sudah menjadi masalah nyata yang sedang dirasakan masyarakat sekarang. Data dari Climate Central yang dirilis melalui Bisnis.com mencatat bahwa 48,6 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 17% populasi di Indonesia, mengalami paparan panas ekstrem sepanjang Desember 2024 hingga Februari 2025. Bahkan Jakarta sedang dalam kondisi mengkhawatirkan, dengan catatan 69 hari panas ekstrem yang berdampak pada kesehatan, aktivitas harian, serta kualitas hidup masyarakatnya.

Situasi ini sejalan dengan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dimuat oleh Kompas TV Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah pencatatan suhu global, dengan rata-rata suhu bumi mencapai 1,55°C di atas era praindustri. Di Indonesia sendiri, suhu rata-rata nasional menembus 27,52°C, angka tertinggi sejak 1981. Pemanasan global merupakan penyebab utama musim penghujan bergeser, udara terasa semakin panas, dan risiko bencana meningkat, mulai dari kekeringan, kebakaran hutan, hingga penurunan kualitas udara.

Aktivitas manusia merupakan penyebab utama pemanasan global, terutama pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan emisi gas rumah kaca. Selain itu, penggunaan plastik sekali pakai, pembakaran sampah terbuka, dan penggundulan hutan untuk pemukiman, pertambangan, dan perkebunan sawit memperparah kondisi bumi, karena hal tersebut meningkatkan kadar karbon di atmosfer sekaligus mengurangi kapasitas bumi menyerap emisi. Sumber lain seperti sektor pertanian dan peternakan juga menghasilkan gas metana yang berasal dari kotoran ternak serta nitrogen oksida yang berasal dari penggunaan pupuk kimia, dan tentunya lebih berbahaya daripada karbon dioksida dalam menjebak panas di bumi.

Masalah pemanasan global ini tidak hanya terlihat pada data nasional, tetapi juga terasa dekat di lingkungan sekolah. Contohnya, sampah plastik sering menumpuk dan sulit dikelola. Kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai, seperti botol minum atau kemasan makanan, memperburuk persoalan lingkungan. Jika tidak ada pengelolaan yang baik, sampah ini akan berakhir di tempat pembuangan atau bahkan dibakar, yang justru menambah emisi gas rumah kaca ke udara. Kondisi ini menunjukkan bahwa persoalan besar di tingkat global sesungguhnya bermula dari kebiasaan kecil yang kita lakukan sehari-hari.

Akibat dari kondisi tersebut, bumi kita sedang menghadapi masalah besar yang tidak bisa lagi diabaikan. Pemanasan global membawa dampak nyata terhadap kehidupan. Masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit terkait suhu yang tinggi, aktivitas ekonomi menurun karena produktivitas terganggu, nelayan kehilangan sumber daya laut karena ekosistem rusak, dan petani kesulitan dengan pola tanam yang tidak menentu. Dapat disimpulkan, pemanasan global sangat merugikan aspek kesehatan, sosial, maupun ekonomi bangsa Indonesia.

Kesimpulan

IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta

Di tengah masalah besar ini, peran generasi muda sangatlah penting. Kita sebagai pelajar dapat ikut mengambil bagian dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global. Kesadaran yang ditanamkan sejak dini akan membentuk kebiasaan baik yang bertahan lama. Salah satu contoh nyata bisa dilihat dari program Save the Children (STC) di SMAN 41 Jakarta. Lewat kampanye pilah sampah plastik dan pelatihan ekonomi sirkular yang diikuti 50 perwakilan siswa, para pelajar bisa mempelajari cara memilih sampah plastik sekaligus mengubahnya menjadi produk bermanfaat, contohnya seperti tas. Kegiatan ini bukan hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga menambah nilai guna sampah plastik agar tidak langsung menjadi limbah melalui kreativitas dan inovasi.

Selain itu, salah satu guru pengampu mata pelajaran Biologi di SMAN 41 Jakarta, pernah memberi tugas praktik mendaur ulang sampah plastik. Setiap siswa diminta membuat kerajinan dari plastik bekas menjadi barang berguna. Hasilnya sangat beragam dan unik, mulai dari tempat tisu, tas, rompi, hingga topi. Kegiatan ini menunjukkan bahwa dengan langkah kecil, ide sederhana dan kreativitas, sampah plastik dapat diolah kembali untuk menambah nilai guna sehingga tidak langsung menjadi limbah.

Dengan memanfaatkan teknologi yang sederhana, kreativitas, serta kerjasama yang baik, para pelajar mampu melakukan langkah kecil namun nyata untuk mengurangi sampah plastik. Jika kegiatan ini terus dikembangkan, misalnya dengan membuat konten edukasi di media sosial, mengadakan tantangan ramah lingkungan antar kelas, atau memanfaatkan platform sekolah untuk kampanye kreatif, dampaknya bisa semakin luas.

Pada akhirnya, pemanasan global sebenarnya memang masalah besar yang menuntut kerja sama semua pihak. Tetapi, pelajar sebagai generasi muda memiliki peran yang penting untuk memulai perubahan. Lewat semangat, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi sehari-hari, kita bisa ikut mencari solusi yang sederhana tetapi berdampak besar. Mari jadikan sekolah sebagai titik awal perubahan dan buktikan kalau aksi kecil dari pelajar bisa memberi arti besar untuk masa depan bumi.

Infografik

IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta

Infografik ini menegaskan bahwa “Eco-Warrior Mode: ON!” bukan sekadar slogan, melainkan panggilan untuk jadi pahlawan bumi. Fakta menunjukkan hanya 9% plastik di dunia yang berhasil didaur ulang, sementara Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik per tahun dengan lebih dari 1,29 juta ton mencemari laut, sehingga menimbulkan ancaman serius berupa polusi dan mikroplastik yang masuk ke tubuh manusia. Di sisi lain, lebih dari 60% populasi muda berusia di bawah 35 tahun memiliki potensi besar sebagai agen perubahan, dan melalui akronim BERSIH yaitu Buang sampah pada tempatnya, Edukasi teman tentang lingkungan, Reduce-Reuse-Recycle, Stop plastik sekali pakai, Ikuti gerakan bersih lingkungan, serta Hijaukan sekitar dengan tanaman. Setiap langkah kecil seperti membawa tumbler, menolak kantong plastik sekali pakai, atau menanam pohon, jika dilakukan bersama-sama, akan menjadi kekuatan super yang mampu menyelamatkan bumi sekaligus membuat hidup lebih sehat dan nyaman.

Rubrik Disukusi: Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta

Inovasi menuju masa depan meliputi kegiatan inovasi Pertamina untuk energi bersih, masa depan tanpa polusi, energi bersih demi Indonesia hijau dan berkelanjutan. Pertamina juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertamina menawarkan sejumlah alasan mengapa green energy diperlukan untuk inovasi masa depan dengan ketersediaan infrastruktur dan prestasi yang telah didapatkan

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/Jurnalispatu_SMAN 41 Jakarta

Proses penyusunan dimulai dengan menentukan gagasan yang ingin disampaikan, setelah berunding dan bertukar pikiran sampailah kami kepada satu keputusan. Dilanjutkan dengan pembagian tugas yang harus dilakukan masing-masing anggota tim. Kata demi kata, desain dan elemen, hingga sumber referensi kami susun dan rangkai dengan penuh dedikasi hingga terbentuknya karya ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team