Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Ilmu dan Teknologi, Janji Muda untuk Bumi

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Halo, Penjaga Bumi! Dengan semangat muda yang penuh ide cemerlang, kami hadir lewat mading RECIS MAGIC untuk mengajak semua sahabat menjaga lingkungan agar tetap asri dan berseri. Ilmu dan teknologi menjadi sahabat terbaik kita membantu menciptakan inovasi hijau yang bisa menyelamatkan bumi dari ancaman polusi dan perubahan iklim. Mari kita wujudkan janji generasi muda: memanfaatkan pengetahuan dan teknologi sebagai cahaya harapan bagi masa depan bumi yang sehat dan lestari.

Tim redaksi kami terdiri dari:

Guru pendamping: Maria Prima Widyastuti, S.Pd.

Penulis: Gregorio Mackenzie Salim

Desainer visual: Gerardine Axelle Tanujaya dan Kelly Chandra

Fotografer: Yessa Tania Kamalia

Videografer: Retorika Putri Elbika

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.


Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Kita hidup di masa ketika perubahan iklim bukan lagi sekadar berita di layar televisi, melainkan sesuatu yang nyata kita rasakan sehari-hari. Cuaca yang semakin tidak menentu, hujan deras yang datang tiba-tiba, suhu udara yang makin panas, hingga banjir dan kekeringan yang kerap terjadi, semua itu adalah tanda-tanda bumi sedang berjuang. Menurut Susandi, dkk (2008) Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim dunia yang memicu ketidakstabilan atmosfer, terutama pada lapisan bawah dekat permukaan bumi. Kondisi ini terjadi karena meningkatnya kadar gas rumah kaca yang menjebak panas di atmosfer. Dalam KOMPAS.com - 19 Agustus 2025, 16:15 WIB, mengatakan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi dapat berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dari kondisi yang terjadi, bisa saja menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, misalnya banjir, tanah longsor, hingga berdampak pula pada transportasi darat, laut, bahkan udara.

Akan tetapi, di balik tantangan besar ini, ada secercah harapan. Indonesia memiliki jumlah generasi muda yang sangat besar, dan di tangan merekalah masa depan bumi ditentukan. Melalui edukasi, anak muda bisa menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui teknologi, mereka dapat melahirkan inovasi yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Karena itu, “Ilmu dan Teknologi, Janji Muda untuk Bumi” bukan hanya sebuah slogan, tetapi sebuah ajakan nyata bagi kita semua untuk beraksi sebelum terlambat. 

Edukasi sangat diperlukan dalam membangun kesadaran generasi muda dalam lingkungan. Dengan memberikan edukasi sejak dini anak-anak dan remaja dapat belajar bagaimana cara menjaga bumi. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah saat pelajaran sekolah, ekstrakurikuler, atau kampanye di media sosial. Namun edukasi lingkungan tidak hanya sebatas teori kita harus mempraktekkan edukasi lingkungan di kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, serta membiasakan diri untuk menggunakan transportasi ramah lingkungan saat bepergian jarak dekat. Semakin banyak anak muda yang terlibat, semakin banyak pula dampak positif bagi dunia serta masyarakat. Hal kecil yang sebetulnya nampak dan mudah dilakukan salah satunya menghemat energi, seperti ketika akan bepergian, kita perlu dan ingat untuk selalu mematikan lampu. Hal ini mudah, namun seringkali kita masih lalai.

Selain edukasi, teknologi juga berperan penting untuk menjawab perubahan iklim yang ada saat ini. Generasi muda yang akrab dengan dunia digital memiliki kelebihan dalam menciptakan inovasi yang berperan pada menjaga kelestarian lingkungan. Contoh nyata peran teknologi yang berperan menjawab perubahan iklim untuk memperkuat kesadaran dan aksi lingkungan saat ini adalah aplikasi pemantau kualitas udara, platform pengelolaan sampah, hingga media kampanye digital. Bahkan Teknologi terbarukan seperti panel surya, turbin angin, atau biogas yang bisa dikembangakan menjadi lebih luas oleh generasi muda sebagai alternatif untuk energi fosil yang merusak bumi.


Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Perubahan iklim memang menjadi tantangan besar bagi dunia, tetapi tantangan ini tidak boleh membuat generasi muda untuk menyerah. Justru, ini adalah waktu yang tepat bagi generasi muda untuk mengambil peran sebagai agen perubahan. Melalui edukasi muda yang menyebarkan pengetahuan dan menanam kebiasaan ramah lingkungan. Sementara itu melalui teknologi yang ada, mereka dapat membuat inovasi yang dapat mengurangi perubahan iklim yang sedang dialami pada saat ini.

Seperti yang disampaikan oleh Susandi (2008) perubahan iklim berdampak tidak langsung pada kerusakan manusia. Oleh karena itu, kerusakan bumi bukan hanya soal melestarikan alam di sekitar kita, tetapi juga tentang melestarikan kehidupan manusia itu sendiri. Sebab masa depan bumi berada di tangan generasi muda yang penuh semangat, teredukasi, serta memanfaatkan teknologi yang ada. Mereka mampu menjadi barisan paling depan dalam menyelamatkan bumi. Contoh yang mungkin tidak kita sadari yaitu menggunakan tablet sebagai pengganti kertas untuk mengurangi penebangan pohon secara berkala.


Infografik

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Infografik tersebut mengajak kita yang sering kali tidak menyadari perbuatan-perbuatan kecil yang biasanya tak kita acuhkan bisa berdampak besar bagi bumi kita, salah satu contoh yang biasanya kita abaikan seperti  tidak mematikan lampu saat tidak digunakan. Menurut Haryadi (2024:3), penggunaan energi yang boros juga bisa berdampak negatif terhadap lingkungan. penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik dan transportasi menghasilkan emisi rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu pembakaran fosil juga menghasilkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga Dengan melakukan perbuatan kecil seperti mematikan lampu saat tidak digunakan akan membantu pengurangan gas CO2 dan menghemat energi fosil yang merusak bumi.

Rubrik Diskusi—Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Pertamina tidak hanya hadir sebagai penyedia energi, tetapi juga hadir untuk mendukung masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui berbagai inisiatif, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menjelaskan, “Ke depan, PGE berkomitmen untuk terus mengupayakan akselerasi pertumbuhan bisnis menjadi perusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang 1 GW dan menjadi world geothermal leader. Dan untuk mencapai aspirasi tersebut kami akan terus meningkatkan standar operasional bisnis panas bumi yang sebagai energi hijau yang berkelanjutan, terus menghadirkan value creation dan memberikan dampak positif bagi negara, masyarakat dan lingkungan,” ungkap Julfi. Pertamina berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan lingkungan dan menjaga ketahanan energi. Dengan semangat itu, Pertamina terus berkontribusi nyata dalam menjaga bumi tetap lestari.

Rubrik Diskusi—Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Pertamina terus mengembangkan energi hijau, mulai dari panas bumi bioenergi, panel surya, hingga energi angin sebagai langkah nyata menuju masa berkelanjutan. Selain menghadirkan energi terbarukan, Pertamina juga mengajak masyarakat-masyarakat Indonesia untuk membiasakan diri agar hidup ramah lingkungan seperti menghemat listrik dan menggunakan transportasi ramah lingkungan. Dengan memadukan energi hijau dan kebiasaan sehari hari, kita dapat bersama sama menjaga dan merawat bumi untuk generasi generasi yang mendatang.


Foto Bercerita

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Melalui mading digital ini, kami ingin memperlihatkan bagaimana kepedulian terhadap lingkungan bisa tumbuh dari proses bersama. Dimulai dari pencarian ide, diskusi kelompok, hingga merancang aksi nyata, setiap langkah kami lakukan dengan semangat kolaborasi dan tanggung jawab. Kami belajar bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas individu, tetapi hasil dari kesadaran kolektif yang dibangun melalui komunikasi dan kerja tim.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta

Mading digital di atas menggambarkan alur diskusi dan langkah-langkah nyata yang telah kami lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Mulai dari ide awal, proses diskusi kelompok, hingga aksi konkret yang kami lakukan bersama. Kami percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil yang konsisten dan dilakukan bersama. Tim Magic berharap semoga apa yang kami bagikan dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk menjadi penjaga bumi yang lebih peduli dan bertanggung jawab.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Zodiak yang Justru Jadi Lebih Kuat setelah Putus Cinta

16 Sep 2025, 19:07 WIBLife
IDN TIMES Xplore/TeamVianney_SMA Vianney

[Mading] Save Our Home

16 Sep 2025, 17:39 WIBLife