Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Makna Ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi, Ini Awal Mulanya!

ilustrasi Nyepi (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi Nyepi (pexels.com/Ivan Samkov)

Seperti yang kita ketahui bersama, pada tanggal 29 Maret 2025 nanti warga Hindu Bali akan merayakan Nyepi. Mereka akan meninggalkan segala aktivitasnya untuk menyucikan diri. Sebelum perayaan sakral ini, sehari sebelumnya akan dilaksanakan pawai Ogoh-ogoh yang mengelilingi dewa atau wilayah tertentu.

Lalu, apa makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi? Untuk lebih lengkapnya kamu bisa menyimak ulasannya di bawah ini.        

1. Awal mula Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh Banjar Jemantang yang akan melakukan pawai di Simpang Enam, Jalan Teuku Umar, Denpasar. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)
Ogoh-ogoh Banjar Jemantang yang akan melakukan pawai di Simpang Enam, Jalan Teuku Umar, Denpasar. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)

Mengutip laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Ogoh-ogoh diambil dari bahasa Bali "ogah–ogah" yang artinya digoyang-goyangkan. Pada tahun 1983, mulai dibuat wujud-wujud Bhuta Kala yang berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali.

Ketika itu ada keputusan Presiden yang menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional. Sejak itu masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut ogoh-ogoh.

Budaya baru ini semakin menyebar ketika Ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII. Ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa yang diarak keliling desa menjelang malam sebelum Nyepi (ngerupukan). Perarakan ini diiringi dengan gamelan Bali yang disebut Bleganjur. Lalu pada akhir perjalanan Ogoh-ogoh akan dibakar.

2. Fungsi dari Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh Tualen Ngambul dari ST Mekar Sari, Banjar Kesambi. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Ogoh-ogoh Tualen Ngambul dari ST Mekar Sari, Banjar Kesambi. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Ogoh-ogoh ini sebagai representasi Bhuta Kala, yang dibuat menjelang Nyepi dan diarak pada senja hari Pangrupukan. Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat.

Kekuatan ini meliputi Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), hal ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk paling mulia.

3. Makna Ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi

Ilustrasi Ogoh-ogoh (dok. denpasarkota.go.id)
Ilustrasi Ogoh-ogoh (dok. denpasarkota.go.id)

Mengutip situs resmi Pemerintah Provinsi Bali, makna dari Ogoh-ogoh ini sebagai cerminan sifat negatif manusia. Ogoh-ogoh mengekspresikan nilai-nilai religius, ruan, dan waktu yang sakral berdasarkan literatur keagamaan. Selain itu, Ogoh-ogoh juga sebagai karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan.

Dalam pelaksanaan tradisi ini, dilakukan dengan cara diarak atau pawai. Pelaksanaan pawai sendiri memiliki filosofi bahwa manusia harus saling menjaga alam dan sumber daya yang ada serta tidak merusak lingkungan sekitar.

Itulah tadi makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh menjadi salah satu tradisi masyarakat Bali dalam rangka menyambut Nyepi. Tradisi ini juga memiliki makna dan sejarah tersendiri. Semoga artikel ini bisa menambah informasi baru, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Delvia Y Oktaviani
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us