Sudah Tahu Metode Pendidikan Agama Charlotte Mason? Ini Penjelasannya!

Agama bisa diajarkan melalui praktik kehidupan sehari-hari

Seperti diketahui bersama, pendidikan agama merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan manusia di Indonesia lho. Hal itu karena agama merupakan sesuatu yang telah melekat dalam kepribadian bangsa Indonesia, sehingga hampir bisa dipastikan bahwa tidak ada komunitas di  Indonesia yang tidak mengenal agama.

Karena itu, pendidikan agama juga bisa berbentuk pendidikan di luar sekolah. Nah, salah satu bentuk dari pendidikan di luar sekolah oleh keluarga dan masyarakat ialah homeschooling, yang memiliki asumsi dasar bahwa setiap keluarga memiliki hak untuk bersikap kritis terhadap definisi dan sistem eksternal pendidikan, serta demi menciptakan pendidikan yang disesuaikan dengan potensi dan lingkungan anak dan menghargai keanekaragaman.

Untuk itulah, IDN Times akan mengulas pendidikan agama dalam komunitas homeschooling di Jakarta yang menerapkan metode Charlotte Mason. Kira-kira seperti apa ya? Yuk, simak!

1. Pemikiran Charlotte Mason dipopulerkan para pendukung dan praktisi homeschooling di Indonesia

Sudah Tahu Metode Pendidikan Agama Charlotte Mason? Ini Penjelasannya!Sebuah keluarga tengah menerapkan homeschooling. (citizenhighschool.com)

Sesuai dengan namanya, metode pendidikan Charlotte Mason dikembangkan Charlotte Maria  Shaw Mason guys. Beliau seorang pendidik klasik dari Inggris yang hidup di peralihan menuju abad ke-20.

Di Indonesia, pemikiran Charlotte Mason dipopulerkan para pendukung dan praktisi homeschooling, yang kemudian mengorganisasi diri dalam sebuah sebuah komunitas yang  bernama Charlotte Mason Indonesia. Mereka beranggotakan keluarga-keluarga homeschooler dan kemudian membentuk simpul di berbagai kota/kabupaten di Indonesia

Menurut salah satu pengenal dan aktivis Charlotte Mason Indonesia, saat ini praktisi  homeschooling yang menggunakan metode Charlotte Mason di Indonesia mengalami  pertambahan yang signifikan lho.

Sejak diperkenalkan pada tahun 2017, jumlah keluarga yang mengadopsi metode Charlotte Mason mencapai 372 keluarga yang melibatkan sekitar 700 anak. Pada tahun 2019, di wilayah Jakarta dan sekitarnya, jumlah mereka diperkirakan mencapai 50-an keluarga. 

Baca Juga: Ibadah Haji Dibuka, Kemenag Tunggu Rencana Operasional Arab Saudi

2. Kitab suci sebagai bacaan wajib yang harus dilakukan anak didik

Sudah Tahu Metode Pendidikan Agama Charlotte Mason? Ini Penjelasannya!Orangtua sedang mengajarkan anaknya membaca kitab suci. (medium.com)

Melansir dari penelitian yang dilakukan Ali Noer Zaman dengan judul Pendidikan Agama Dalam Komunitas Homeschooling Charlotte Mason di Jakarta, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) 2020, komunitas homeschooling Charlotte Mason di Jakarta telah menjadikan kitab suci sebagai bacaan wajib yang harus dilakukan anak didik, yang terkonfirmasi dalam survei dan wawancara mendalam.

Kitab suci dianggap penting karena berisikan informasi ilahi yang sangat baik untuk membentuk karakter dan moralitas anak. Gaya bahasa sastrawi kitab suci akan memberikan kelembutan bahasa anak didik.

Kandungan kitab suci, yang sebagian besar berisikan pedoman moral dalam balutan kisah-kisah nabi/rasul dan orang-orang suci di masa lalu, amat sangat penting sebagai bahan pengajaran. 

Bagi keluarga homeschooling yang Muslim, tentu sikap dan pandangan yang tinggi terhadap kitab suci (Al-Qur’an) tidak mengejutkan, karena setiap keluarga Muslim pasti akan mengajarkan kitab suci, terutama kemampuan untuk membaca Al-Qur’an yang berbahasa  Arab tersebut. Apalagi, banyak anjuran dan kebaikan di dalam Islam tentang membaca,  menghafal, dan mempelajari Al-Qur’an.

dm-player

3. Agama bisa diajarkan melalui praktik kehidupan sehari-hari

Sudah Tahu Metode Pendidikan Agama Charlotte Mason? Ini Penjelasannya!Orangtua sedang mendidik anak. (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Selain itu, keluarga yang mempraktikkan homeschooling Charlotte Mason mempelajari agama tidak semata-mata melalui materi seperti kitab suci dan buku kisah-kisah para nabi/rasul ataupun puisi. Mereka menyadari agama itu bisa diajarkan melalui praktik kehidupan sehari-hari seperti ketaatan menjalankan ibadah (salat atau puasa).

Perilaku yang menunjukkan kasih sayang orangtua kepada anak, satu manusia terhadap manusia lain, serta terhadap lingkungan, juga bisa dianggap sebagai mengajarkan nilai-nilai agama.

Artinya, pengajaran agama tidak hanya ditekankan pada pengetahuan akademis, tetapi juga praktiknya dalam kehidupan. Ritual-ritual harus dipelajari dan dipraktikkan, tetapi anak tidak boleh berhenti pada praktik ritual tanpa memahami maknanya, sehingga tidak berelasi dan berimplikasi pada perilaku kehidupan sehari-hari.

4. Metode pengajaran kitab suci dalam komunitas Charlotte Mason

Sudah Tahu Metode Pendidikan Agama Charlotte Mason? Ini Penjelasannya!Seseorang sedang mengajarkan kitab suci. (time.com)

Metode pengajaran kitab suci dalam komunitas Charlotte Mason di Jakarta, termasuk  pengajaran kitab suci dan kisah-kisah nabi/rasul/puisi, juga dilakukan secara perlahan-lahan.  Waktu maksimal pengajaran kitab suci, sebagaimana mata pelajaran yang lain, adalah 5 hingga  10 menit dalam suasana anak yang siap menerima pelajaran dan tidak ada tekanan.

Metode belajar kitab suci selanjutnya ialah menarasikan apa yang disampaikan dalam  terjemahan atau tafsir tersebut. Narasi berguna sebagai upaya meresapi pengetahuan dan pesan moral yang disampaikan, serta juga bermanfaat melatih kemampuan berbicara anak,  melatih logika, dan kelancaran bahasa. Para orangtua homeschooling tidak setuju dengan metode ceramah satu arah yang akan menempatkan anak dalam posisi yang pasif. 

Hafalan terhadap kitab suci juga sangat ditekankan dalam komunitas homeschooling Charlotte Mason nih guys. Penghafalan diarahkan untuk meresapi pesan-pesan moral yang ada di dalam ayat-ayat kitab suci, yang sangat penting untuk menjadi petunjuk kelak ketika anak berada dalam kesulitan hidup.

5. Menganut metode pembelajaran yang dikenal dengan gentle art of learning

Sudah Tahu Metode Pendidikan Agama Charlotte Mason? Ini Penjelasannya!Seorang anak belajar membaca kitab suci. (Pexels/aichbus)

Hampir seluruh keluarga yang diteliti menyatakan bahwa komunitas homeschooling Charlotte Mason tidak menghadapi kendala yang signifikan dalam mengajarkan agama kepada anak. Apalagi tidak ada tekanan penilaian dalam bentuk angka karena mereka menganut metode pembelajaran yang dikenal dengan gentle art of learning, yakni mempelajari ilmu secara sedikit demi sedikit tapi konsisten disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak.

Charlotte Mason menekankan bahwa untuk menjadi pendidik, orang tidak perlu memiliki ijazah. Orangtua juga tidak perlu banyak menerangkan ketika anak-anak belajar karena perbuatan demikian seperti mengunyahkan makanan kepada anak, tetapi yang disampaikan kepada anak sebenarnya hanyalah sampah pengetahuan.

Dengan demikian, hal itu justru berakibat buruk pada proses pendidikan diri anak itu sendiri. Charlotte Mason percaya bahwa  anak lahir dengan rasa lapar akan pengetahuan dan kekuatan tak terbatas untuk memperhatikan pengetahuan. (WEB)

Baca Juga: Jokowi: Pendidikan Harus Memerdekakan Kehidupan Manusia

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya