Mahasiswa semester tua adalah mereka yang minimal sedang berada di semester tujuh. Kehidupan perkuliahan mulai banyak yang berubah di semester-semester tersebut. Terlalu santai dan malas-malasan sudah bukan lagi zamannya.
Seorang mahasiswa semester tua harus berusaha keras untuk menuntaskan studinya dengan mengerjakan skripsi. Di saat-saat seperti ini, paling umum mereka sedang mengalami enam hal berikut ini.
Bagi orang-orang yang tidak pernah mengenyam perkuliahan, mereka mengira semester tua adalah waktu yang tepat untuk bersantai. Bagaimana tidak, mahasiswa semester tua tidak lagi perlu ke kampus setiap hari. Jika dulu mereka sering berangkat ke kampus pagi buta, kini tidak lagi.
Mahasiswa yang berada di bawah semester tujuh juga sering mengira demikian. Mereka menganggap semester tua memang waktu yang sangat fleksibel. Mahasiswa semester tua tidak lagi harus repot-repot masuk kelas.
Namun, siapa sangka bahwa semester tujuh merupakan waktu yang sibuk. Mahasiswa yang berada di semester ini dihadapkan dengan tugas skripsi. Untuk mengerjakan skripsi tentu membutuhkan waktu dan pemikiran yang ekstra.
Alhasil, waktu fleksibel yang tersedia bukanlah untuk terlalu bersantai. Sebaliknya, waktu tersebut harus digunakan sebaik mungkin agar tugas skripsi segera tuntas.
Menjelang akhir semester enam, tidak jarang suatu kelompok kelas perkuliahan mengadakan acara pesta. Hal tersebut biasa mereka lakukan dengan berlibur bersama satu kelas, bahkan sampai menyewa vila.
Tidak lain, tujuan kegiatan semacam itu untuk merayakan kebersamaan selama enam semester terakhir. Sebab, di semester tujuh, mereka tidak akan lagi satu kelas. Mata kuliah yang tersisa hanyalah skripsi dan biasanya magang.
Saat dosen pembimbing skripsi diumumkan, kebersamaan benar-benar akan hilang. Mereka tidak lagi satu kelas dan bertemu setiap hari. Alhasil, tidak jarang mahasiswa semester tujuh merasa kesepian. Sering kali, mereka ingin mengulang masa-masa kebersamaan sewaktu menjadi maba.
Dosen juga manusia biasa. Mereka memiliki banyak kegiatan. Selain itu, tidak ada yang bisa menebak suasana hati seorang dosen. Kadang, mahasiswa terlalu lemah untuk menerima realitas sang dosen pembimbing skripsi.
Seabrek kegiatan yang dimiliki dosen pembimbing skripsi tentu akan berdampak pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Mahasiswa akan sulit bertemu dosen untuk melakukan bimbingan. Bahkan, meskipun sudah melakukan janjian untuk bertemu, tiba-tiba sang dosen bisa ada kegiatan. Gagal bertemu pun harus mahasiswa rasakan.
Saat melakukan bimbingan, tidak jarang mereka akan dimarahi dosen karena kesalahan dalam mengerjakan skripsi. Belum lagi jika sang dosen sedang banyak pikiran, biasanya mereka akan bertindak tidak seperti biasanya.
Sebagai mahasiswa, selain tugasnya mengerjakan skripsi, mereka juga harus banyak mendoakan dosen. Bagaimanapun, dosen merupakan guru yang harus dihormati. Jurnal yang sulit dicari dan jadwal penelitian yang tak kunjung jelas, turut menguji kesabaran seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
Banyaknya buku referensi yang harus dibaca membuat mahasiswa harus wajib untuk datang ke perpustakaan. Tidak jarang, mereka harus pergi pagi pulang malam untuk sekadar pergi ke perpustakaan. Banyak waktunya dihabiskan di perpustakaan.
Keharusan mengakses internet untuk mencari jurnal ilmiah juga membuat mahasiswa selalu datang ke perpustakaan. Sebab, fasilitas Wi-Fi gratis yang ada di perpustakaan biasanya sangat bagus dan ada colokan untuk terus membuat laptop hidup.
Saat stres melanda akibat mengerjakan skripsi dan seabrek masalah lainnya, berlibur merupakan hal yang patut dilakukan. Pergi ke tempat wisata alam tampaknya sangat menarik. Hal tersebut selain dapat mengembalikan suasana hati, tentu juga membuat pikiran menjadi segar.
Setelah liburan dilakukan, bukan rasa puas yang datang. Sebaliknya, rasa ingin mengulangi kegiatan liburan terus mengintai pikiran. Alhasil, bukan malah mengerjakan skripsi, mahasiswa tua justru asyik mengeksplorasi berbagai wisata alam yang ada di daerahnya. Tidak jarang, hal demikian sangat menyita waktu.
Selain liburan, melakukan hal baru, semisal memperdalam hobi juga dilakukan mahasiswa semester tua. Jika sudah terlalu asyik, tidak jarang mereka melupakan tanggung jawab mengerjakan skripsi. Skripsi pun dianggurkan.
Selain fokus dengan kegiatan mengerjakan skripsi dan beberapa kegiatan perkuliahan di semester tua, mereka juga sedang disibukkan dengan apa yang akan mereka lakukan di kehidupan setelah lulus sarjana.
Mereka mulai mencari-cari informasi mengenai pekerjaan impian. Selain itu, mereka juga mulai berpikir, apakah melanjutkan ke jenjang master merupakan sebuah pilihan yang tepat atau sebaliknya.
Rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri menjadi lebih besar. Mahasiswa semester tua tidak ingin mengecewakan banyak pihak, terutama orangtua. Apa pun rela mereka lakukan. Semua itu demi meraih hal terbaik setelah lulus sarjana.
Itulah keenam hal yang sedang dialami oleh mahasiswa semester tua. Di saat seperti itu, sejatinya mereka sedang membutuhkan doa dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terlebih adalah doa dan dukungan yang datang dari orang tua serta keluarga.
Rasa lelah tidak akan menghentikan semangat mahasiswa semester tua untuk terus berjuang menyelesaikan studi. Bagi kamu yang sedang berada di semester tujuh hingga seterusnya, keenam hal tersebut sedang kamu alami juga, gak?