Kenali 5 Gejala Shopping Addiction yang Sering Disepelekan

Kamu mengalami gejala kecanduan belanja?

Gila belanja atau shopping addiction bukanlah gejala yang sepele. Kebiasaan ini bisa berdampak negatif pada keuangan, hubungan sosial, dan bahkan kesehatan mentalmu.

Kamu bisa selalu ingin belanja terus, meskipun tidak perlu belanja ataupun memiliki cukup uang. Relate dengan kondisimu sekarang, gak? Atau kamu curiga dirimu mengalami shopping addiction? Yuk, scroll ke bawah untuk cari tahu gejalanya!

1. Gak belanja, bikin bad mood

Kenali 5 Gejala Shopping Addiction yang Sering Disepelekanilustrasi kecanduan shopping (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi para shopping addict, belanja bukan hanya memenuhi kebutuhan. Namun juga untuk meredakan emosi negatif seperti stres, kecemasan, dan kesepian.

Ketika mereka tidak bisa berbelanja, perasaan negatif tersebut akan semakin memburuk dan memicu ledakan emosi. Hal ini bisa membuat mereka sulit mengendalikan diri dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

2. Bad mood dikit, wajib shopping!

Kenali 5 Gejala Shopping Addiction yang Sering Disepelekanilustrasi bad mood (pexels.com/Liza Summer)

Saat berbelanja, penderita shopping addiction akan merasa senang dan bahagia. Hal ini karena otak mereka melepaskan hormon dopamin yang memberikan rasa senang.

Namun, efek ini hanya sementara. Ketika efeknya habis, perasaan negatif mereka akan kembali muncul dan mendorongnya untuk berbelanja lagi. Akibatnya, mereka terjebak dalam siklus kecanduan yang merusak.

Belanja bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan, tapi untuk meredakan emosi negatif. Hal ini tentu dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan keuangan mereka.

Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Kecanduan Belanja, Pernah Jadi Shopaholic?

3. Shopping top priority. Kerjaan entar dulu, deh!

Kenali 5 Gejala Shopping Addiction yang Sering Disepelekanilustrasi kecanduan shopping (pexels.com/cottonbro studio)

Belanja menjadi prioritas utama bagi penderita shopping addiction. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan hubungan sosial demi memuaskan hasrat berbelanjanya.

Hal ini tentu dapat berdampak negatif pada kinerja sekolah, pekerjaan, dan hubungan mereka dengan orang lain. Kecanduan belanja dapat menyebabkan pertengkaran dan keretakkan hubungan dengan keluarga dan teman.

Kebiasaan berbelanja yang berlebihan dapat membuat mereka terlilit hutang dan mengabaikan tanggung jawabnya. Hal ini tentu akan menimbulkan rasa kecewa dan frustrasi bagi orang-orang di sekitar.

4. Pengeluaran segunung

Kenali 5 Gejala Shopping Addiction yang Sering Disepelekanilustrasi pengeluaran (pexels.com/Monstera Production)

Belanja dianggap sebagai sarana pemuasan hasrat bagi shopping addiction. Mereka tidak peduli dengan harga dan terus berbelanja tanpa memikirkan konsekuensinya.

Hal ini tentu dapat berdampak negatif pada keuangan mereka. Kecanduan belanja dapat menyebabkan mereka terlilit hutang dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Jika terjadi terus-menerus, tentu akan menimbulkan stres, kecemasan, dan depresi. Akibatnya, kesehatan mental dan kehidupan sosial mereka pun akan terancam.

5. Bodo amat jika diingatkan oleh orang lain

Kenali 5 Gejala Shopping Addiction yang Sering Disepelekanilustrasi bodo amat jika diingatkan (pexels.com/RDNE Stock project)

penderita shopping addiction memandang belanja bukan sekadar aktivitas transaksional, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan identitas mereka. Mereka terus mencari barang baru untuk dibeli, bahkan saat mereka tidak punya uang.

Ketika mereka mencoba untuk menahan diri, mereka akan merasa gelisah dan cemas, dan akhirnya kembali pada habit belanja mereka. Kecanduan belanja dapat membuat mereka sulit untuk lepas dari kebiasaan ini, bahkan ketika orang-orang di sekitar sudah merasa khawatir dan menasehati.

Mereka mungkin menyangkal bahwa mereka memiliki masalah dan merasa bahwa tidak ada yang bisa membantu mereka. Hal ini tentu dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, keuangan, dan hubungan sosial mereka.

Jika kamu merasa bahwa kamu atau orang di sekitarmu memiliki gejala shopping addiction, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Semakin cepat kamu mencari bantuan, semakin cepat kamu bisa keluar dari gejala mental ini.

Shopping addiction adalah gejala mental yang serius, tetapi masih bisa diatasi. Dengan kesadaran, edukasi, dan dukungan, kamu bisa terbebas dari gila belanja dan menjalani hidup yang lebih baik.

Baca Juga: 5 Tanda Seseorang Kecanduan Belanja Online, Kamukah?

Referensi :

Andreassen, C. S., Griffiths, M. D., Pallesen, S., Bilder, R. M., Torsheim, T., & Aboujaoude, E. (2015, September 17). The Bergen Shopping Addiction Scale: reliability and validity of a brief screening test. Frontiers in Psychology, 6.

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

A girl with ADHD and still learn to manage it!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya