Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lebah (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Metode reproduksi hewan tanpa perkawinan memiliki dua jenis, yaitu seksual dan aseksual.
  • Aseksual memiliki beberapa metode, salah satunya adalah parthenogenesis yang memungkinkan betina menghasilkan keturunan tanpa melalui perkawinan dengan pejantan.
  • Parthenogenesis dapat bekerja melalui dua cara, yaitu apomiksis dan automiksis, namun memiliki kelebihan dan kekurangan.

Setiap makhluk hidup memiliki sistem reproduksi yang berguna untuk melestarikan keturunannya. Bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun memiliki sistem reproduksi.

Dikutip e-bookMengenal Reproduksi pada Hewan dan Tumbuhan’ oleh Kim Bryan, dkk., cara hewan bereproduksi atau menghasilkan keturunan sama beragamnya dengan bentuk kehidupan di bumi itu sendiri. Sebagian makhluk bertelur, sebagian lainnya melahirkan anak. Kemudian, sebagian spesies memiliki jantan dan betina, sementara spesies lainnya tidak.  

Selain perbedaan-perbedaan tersebut, cara reproduksi dibagi menjadi dua jenis, yakni reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Berbeda dengan reproduksi seksual yang melibatkan peleburan sel kelamin jantan dan betina atau disebut pembuahan, reproduksi aseksual menciptakan keturunan dengan tidak melibatkan peleburan sel-sel kelamin.

Reproduksi aseksual sendiri memiliki beberapa metode, salah satunya adalah parthenogenesis. Pada artikel ini akan dibahas lebih jauh mengenai parthenogenesis, termasuk pengertian hingga cara kerjanya. Yuk, simak!

1.Pengertian parthenogenesis

ilustrasi komodo (pexels.com/abimanyu photowork)

Dikutip ThoughtCo., istilah parthenogenesis diambil dari kata bahasa Yunani, yakni parthenos yang berarti “perawan” dan genesis yang berarti “asal”. Sehingga, jika kedua kata tersebut digabungkan, maka memiliki arti virgin birth atau kelahiran perawan.

Masih dikutip laman yang sama, parthenogenesis adalah proses reproduksi aseksual, di mana gamet betina atau sel telur berkembang menjadi inividu baru tanpa adanya pembuahan. Dengan kata lain, metode reproduksi ini memungkinkan betina untuk menghasilkan keturunan tanpa perlu melalui perkawinan dengan pejantan.

Kebanyakan organisme yang bereproduksi dengan cara parthenogenesis juga bereproduksi secara seksual. Jenis parthenogenesis ini disebut juga sebagai parthenogenesis fakultatif. Sedangkan, hewan yang termasuk ke dalam perkembangbiakan ini antara lain; kutu air, hiu, udang karang, komodo, dan ular.

2.Bagaimana cara kerja perkembangbiakan parthenogenesis?

ilustrasi katak (pexels.com/Diego Madrigal)

Dilansir Britannica, parthenogenesis dapat bekerja melalui dua cara, yakni:

  • Apomiksis

Parthenogenesis apomiksis adalah proses perkembangbiakan yang tidak membutuhkan meiosis lengkap. Sebaliknya, sel kelamin betina melakukan proses duplikasi sel melalui mitosis untuk menghasilkan dua sel telur diploid yang identik secara genetik dengan induknya.

Dikarenakan sel-sel tersebut mempunyai materi genetik (kromosom) yang lengkap untuk bisa berkembang menjadi embrio dan menghasilkan keturunan yang sama persis dengan induknya. Maka, parthenogenesis apomiksis sering disebut dengan istilah kelahiran klon. Hewan yang mengalami metode reproduksi ini adalah kutu daun.

  • Automiksis

Berbeda dengan proses apomiksis, parthenogenesis automiksis mengalami fase meiosis. Artinya, pada proses perkembangbiakan ini, keturunan yang dihasilkan oleh sel telur induk tidak terbagi secara merata, sehingga terbentuklah sel kecil bernama badan kutub.

Karena proses meiosis tersebut, sel telur induk yang berupa setengah kromosom (haploid) tadi, kemudian bergabung dengan badan kutub untuk mengisi kekosongan kromosom (materi genetik) jantan. Sehingga, terbentuklah embrio dan berkembang.

Akan tetapi, proses automiksis ini tidak menghasilkan keturunan yang identik atau sama persis dengan induknya. Melainkan, keturunan yang dihasilkan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya sebagai akibat dari proses meiosis.

3.Kelebihan dan kekurangan proses parthenogenesis

ilustrasi ikan pari (pexels.com/Tom Fisk)

Sudah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa parthenogenesis merupakan bentuk reproduksi aseksual. Meskipun tergolong unik, namun proses parthenogenesis memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut berapa kelebihan dan kekurangannya:

1.     Kelebihan

Beberapa kelebihan dari proses parthenogenesis yang dihimpun melalui laman ThoughtCo., di antaranya:

  • Perkembangbiakan parthenogenesis dianggap sebagai strategi adaptif, yaitu memungkinkan organisme bisa terus bereproduksi ketika kondisi tidak mendukung melakukan reproduksi seksual.
  • Parthenogenesis juga bermanfaat bagi organisme yang mengharuskannya tetap berada di lingkungan tertentu atau di tempat yang jumlah pasangannya sangat sedikit (langka).

2.     Kekurangan

Selain manfaat, metode reproduksi parthenogenesis juga memiliki kekurangan, yaitu.

  • Reproduksi jenis ini menyebabkan kurangnya variasi genetik yang diakibatkan tidak adanya perpindahan gen dari satu populasi ke populasi lainnya.
  • Dikutip BBC, tidak semua spesies mampu beradaptasi dengan baik terhadap parthenogenesis, misalnya kadal whiptail. Di samping itu, keturunan yang dihasilkan melalui reproduksi ini cenderung berumur pendek. Misalnya, keturunan parthenogenesis pada hiu.

Itulah tadi ulasan mengenai parthenogenesis, mulai dari pengertian hingga cara kerjanya. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team