Panen padi (IDN Times/ Muchammad Haikal)
1. Gotong royong menolong
Menurut Bintarto (1980), gotong royong tolong-menolong merupakan tolong-menolong yang terbatas dalam lingkungan beberapa keluarga tetangga atau satu dukuh, misalnya dalam hal kematian, perkawinan, mendirikan rumah, dan sebagainya.
Sifat dari gotong royong menolong adalah sukarela tanpa campur tangan pemangku kebijakan desa. Gotong royong semacam ini terlihat sepanjang masa, bersifat statis karena merupakan suatu tradisi saja, merupakan suatu hal yang diterima secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
2. Gotong royong kerja bakti
Bentuk gotong-royong kedua, yakni kerja bakti, adalah satu aktivitas pengerahan tenaga tanpa bayaran untuk suatu proyek yang bermanfaat untuk umum atau yang berguna untuk pemerintah. Kerja bakti berasal dari zaman kerajaan kuno, di mana rakyat desa dapat dikerahkan untuk bekerja tanpa bayaran dalam proyek pembangunan bagi raja, bagi agama, atau bagi kerajaan.
Menurut Koentjaraningrat (1990, hlm. 60), dalam penjajahan, sistem kerja bakti ini dipergunakan untuk mengerahkan tenaga bagi proyek-proyek pemerintah kolonial.