5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remaja

Musuh tersembunyi prestasi dan sosial pada remaja

Apakah kamu pernah merasa sangat lelah, bosan, dan tidak bersemangat dalam belajar? Apakah kamu sering merasa takut, stres, dan tidak percaya diri dalam menghadapi ujian? Apakah kamu merasa tidak peduli, tidak tertarik, dan tidak nyaman dengan teman-temanmu? Jika jawabanmu ya, mungkin kamu sedang mengalami burnout.

Burnout adalah kondisi psikologis yang ditandai oleh tiga hal: kelelahan emosional, sikap sinis, dan penurunan rasa percaya diri. Burnout biasanya terjadi karena tekanan akademik yang terlalu tinggi, seperti tugas yang menumpuk, ujian yang sulit, persaingan yang ketat, dan harapan orang tua yang tinggi. Burnout bukanlah hal yang sepele. Burnout bisa merusak prestasi dan sosial remaja. Bagaimana caranya? Mari kita simak lima dampak buruk burnout berikut ini.

1. Prestasi akademik menurun

5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remajailustrasi berpikir (pexels.com/Julia M Cameron)

Salah satu dampak burnout adalah prestasi akademik yang menurun. Burnout membuat remaja kehilangan motivasi, konsentrasi, ingatan, dan kreativitas dalam belajar. Remaja yang burnout akan merasa belajar itu membosankan, melelahkan, dan sia-sia.

Mereka akan sulit untuk mengerti pelajaran, menghafal informasi penting, dan menyelesaikan tugas dengan baik. Akibatnya, nilai mereka akan anjlok dan mereka bisa gagal atau putus sekolah.

2. Kecemasan akademik meningkat

5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remajailustrasi membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dampak lain dari burnout adalah kecemasan akademik yang meningkat. Burnout membuat remaja merasa takut, stres, dan tidak percaya diri dalam menghadapi situasi akademik. Remaja yang burnout akan merasa tidak mampu, tidak siap, dan tidak yakin dengan kemampuan mereka.

Mereka akan mudah panik, gelisah, dan khawatir akan gagal atau mendapat penilaian negatif dari orang lain. Akibatnya, mereka akan menghindari atau menunda belajar, mengalami kesulitan dalam ujian, dan merasa tidak puas dengan hasilnya.

3. Hubungan sosial terhambat

5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remajailustrasi teman (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Dampak selanjutnya dari burnout adalah hubungan sosial yang terhambat. Burnout membuat remaja menjadi sinis, apatis, dan isolasi diri dari lingkungan sekitar. Remaja yang burnout akan merasa tidak peduli, tidak tertarik, dan tidak nyaman dengan orang lain.

dm-player

Mereka akan kurang berkomunikasi, berinteraksi, dan bekerja sama dengan teman sebaya, guru, atau keluarga. Akibatnya, mereka akan merasa kesepian, terasingkan, dan tidak mendapat dukungan sosial.

Baca Juga: 6 Tanda Kamu Kewalahan Beban Kerja, Bisa Memicu Burnout!

4. Perilaku bermasalah muncul

5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remajailustrasi teman (unsplash.com/Greg Raines)

Dampak berikutnya dari burnout adalah perilaku bermasalah yang muncul. Burnout membuat remaja menjadi tidak puas, frustrasi, dan marah terhadap diri sendiri atau orang lain. Remaja yang burnout akan merasa tidak bahagia, tidak berharga, dan tidak berdaya.

Mereka akan mudah tersinggung, agresif, dan konflik dengan orang lain. Akibatnya, mereka akan melakukan perilaku negatif seperti bolos sekolah, merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkoba.

5. Kesehatan fisik dan mental terancam

5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remajailustrasi bercermin (unsplash.com/Elisa Photography)

Dampak terakhir dari burnout adalah kesehatan fisik dan mental yang terancam. Burnout membuat remaja mengalami penurunan daya tahan tubuh, gangguan tidur, dan depresi. Remaja yang burnout akan merasa lemah, sakit-sakitan, dan mudah terserang penyakit.

Mereka juga sulit untuk tidur nyenyak, bangun pagi, dan menjaga pola hidup sehat. Akibatnya, mereka akan mengalami penurunan kualitas hidup dan berisiko untuk mengalami gangguan psikologis seperti depresi.

Burnout adalah kondisi psikologis yang bisa merusak prestasi dan sosial remaja. Burnout bisa menurunkan prestasi akademik, meningkatkan kecemasan akademik, mengganggu hubungan sosial, menyebabkan perilaku bermasalah, dan mengancam kesehatan fisik dan mental remaja.

Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengatasi burnout dengan cara mengenali gejala-gejalanya, mengelola stres, meningkatkan rasa percaya diri, menjaga keseimbangan antara belajar dan bermain, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan. Jangan biarkan burnout menjadi musuh tersembunyi yang merampok masa depanmu.

Baca Juga: 6 Hal yang Memicu Academic Burnout pada Mahasiswa, Segera Hentikan

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya