Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
giphy.com
giphy.com

Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa yang populer di Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari banyaknya masyarakat Indonesia yang merantau ke Jawa Barat, baik untuk menempuh pendidikan atau mencari pendidikan. Hal tersebut pastinya membuat mereka mau tidak mau harus memahami bahasa Sunda.

Bagi kamu yang sedang merantau ke Jawa Barat dan ingin belajar bahasa Sunda, salah satu cara untuk mempelajari bahasa tersebut ialah dengan menghafalkannya berdasarkan suatu kategori, seperti nama penyakit.

Bisa menambah kosakata, berikut sepuluh nama penyakit dalam bahasa Sunda.

1. Dalam bahasa Sunda, untuk menyebutkan sakit kepala atau pusing, kamu dapat mengatakan jangar atau rieut

freepik.com/cookie_studio

2. Untuk mengatakan mimisan dalam bahasa Sunda, kamu cukup mengatakan mimiseun, mudah kan?

emergencyphysicians.org

3. Kalau bahasa Sunda dari meriang atau panas dingin adalah muriang, catat ya!

freepik.com/jcomp

4. Sudah tahu bahasa Sunda dari sakit flu? Benar, kamu dapat mengatakan salesma

freepik.com/katemangostar

5. Dalam bahasa Sunda, kamu dapat menyebut sakit perut dengan peujit koreseiun. Cukup unik, bukan?

freepik.com/diana.grytsku

6. Kalau bahasa Sunda dari cegukan adalah sisidueun. Hafalkan, ya!

thieunien.vn

7. Seperti bahasa Indonesia, bahasa Sunda dari sariwan ialah sariawan

cmihospital.com

8. Untuk menyebutkan campak, sakit kulit atau gatal-gatal dalam bahasa Sunda, kamu cukup mengatakan tampek

ilustrasi gatal-gatal (freepik.com/wayhomestudio)

9. Dalam bahasa Sunda, mengi merupakan penyebutan bagi orang yang sakit pernafasan atau keluar suara saat bernafas

health.clevelandclinic.org

10. Kalau hileudeun merupakan sebutan dalam bahasa Sunda dari penyakit pada kuku

freepik.com/freepik

Nah, itu dia sepuluh nama penyakit dalam bahasa Sunda yang wajib kamu ketahui. Bagi kamu para perantau, jadi tak usah ragu lagi kalau ingin membicarakan suatu penyakit dengan masyarakat suku Sunda. Semoga dapat menambah wawasan kamu, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team