5 Novel Sastra Terbaik dari Austria, Saatnya Bertualang
.jpg)
- Stefan Zweig menulis Beware of Pity, novel romansa tragis yang menggugah dengan penggunaan kata ganti pertama.
- A Whole Life karya Robert Seethaler adalah novela minimalis dengan lanskap alam yang menawan dan efek healing yang tak main-main.
- The Man Without Qualities oleh Robert Musil adalah novel epik sepanjang seribu halaman yang mengikuti perjalanan intelektual dan psikologis Ulrich.
Saat mengobrolkan sastra, kamu mungkin melewatkan Austria. Mereka memang lebih dikenal lewat musiknya, mengingat ada musisi legendaris datang dari negara tetangga Jerman itu. Sebut saja Mozart, Gustav Mahler, dan Johann Strauss II.
Namun, siapa sangka kalau diulik lebih teliti, Austria ternyata punya penulis yang karyanya layak disertakan dalam antrean bacamu. Klasik sampai modern, tahun ini mungkin waktu yang tepat untuk berkenalan dengan semesta sastra Austria.
1. Beware of the Pity (Stefan Zweig)
.jpg)
Kamu wajib kenalan dengan penulis Austria bernama Stefan Zweig. Ia adalah sosok di balik novel romansa Beware of Pity yang terbit pada 1939. Kamu akan menyelami pergumulan batin Toni Hofmiller, personel militer yang secara tak sengaja bikin seorang perempuan dari keluarga berada jatuh cinta padanya. Semua bermula dari rasa ibanya pada si gadis dan akhirnya berakhir tragis. Memakai kata ganti pertama, novel ini jadi lebih hidup dan menggugah.
2. A Whole Life (Robert Seethaler)

A Whole Life adalah novela terbitan tahun 2014 yang mengikuti kehidupan seorang pria dari kecil hingga masa tuanya. Andreas Egger, si tokoh diceritakan sebagai bocah yatim yang diadopsi kerabatnya. Sejak itu ia tak pernah meninggalkan Pegunungan Alpen yang jadi rumah dan saksi hidupnya. Dengan lanskap alam yang menawan, ini novel minimalis dengan efek healing yang tak main-main. Tentu tidak seperti novel Jepang, ia lebih realis, bahkan cenderung miserabilis.
3. The Man Without Qualities (Robert Musil)
.jpg)
Berlatarkan beberapa tahun sebelum hancurnya Kerajaan Austro-Hungaria dan pecahnya Perang Dunia I, The Man Without Qualities mengikuti perjalanan intelektual dan psikologis Ulrich. Ia adalah saintis yang mengalami krisis eksistensial dan merasa dirinya tak punya kualitas menonjol. Itu beriringan dengan beberapa peristiwa politik yang mengguncang Eropa dan dunia. Dikemas dengan sentuhan satire dan beberapa karakter pendukung yang tak kalah dinamis, ini novel epik sepanjang seribu halaman yang mungkin bisa jadi tantangan baru untukmu.
4. The Trial (Franz Kafka)
.jpg)
Kalau belum siap baca novel tebal, coba The Trial milik Kafka sebagai alternatif. Novelis Austria yang melegenda ini juga siap menantang kemampuan intelektualmu. Novel spekulatif ini mengikuti perspektif Josef, pegawai bank biasa yang tiba-tiba ditangkap dan harus menghadiri persidangan atas kasus kriminal yang menurutnya tak dilakukannya. Bersama Josef, kamu dibuat bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang dan pernah terjadi. Seperti biasa, Kafka bakal membuatmu mengalami dilema moral hebat.
5. Woodcutters (Thomas Bernhard)
.jpg)
Kurang dari 200 halaman, Woodcutters bisa jadi media ideal untuk berkenalan dengan sastra Austria. Di sini, Thomas Bernhard sebenarnya sedang mendiskusikan kehidupan para seniman di Wina yang tak selamanya ideal. Naratornya adalah seseorang yang diundang ke acara makan malam mewah seorang komposer dan istri sosialitanya. Di situlah ia ditampar kenyataan, sosok-sosok yang pernah dipujanya ternyata tak sesuai dengan ekspektasinya selama ini.
Belum banyak dibahas, semesta sastra Austria ternyata menarik juga. Ragam sudut pandang dan dinamika latarnya menciptakan cerita-cerita yang menggugah hati dan menantang kemampuan intelektualmu. Jadi, kapan mau bertualang ke Austria lewat buku?