Men in the Sun karya Ghassan Kanafani (amazon.com)
Men in the Sun adalah novella yang mengikuti tiga pria Palestina yang berusaha melarikan diri dari kamp pengungsi di Irak untuk mencari pekerjaan di Kuwait melalui rute yang berbahaya. Novel ini menggambarkan bukan hanya kesulitan fisik perjalanan mereka, tetapi juga tekanan psikologis dan absurditas kondisi hidup mereka sebagai pengungsi tanpa tanah.
Ghassan Kanafani menggunakan narasi sederhana namun menohok untuk menunjukkan bagaimana impian migrasi bagi kehidupan yang lebih baik sering berbenturan dengan realitas brutal. Ending ceritanya terkenal karena kesunyian dan tragedinya, sebuah kritik tajam terhadap kondisi yang memaksa karakter bertindak di luar kewajaran demi harapan yang tipis. Walau novelnya singkat, pesan dan dampaknya sangat kuat, membuatnya jadi karya penting dalam sastra Palestina.
Membaca novel tentang Palestina bukan sekadar soal memahami konflik, tetapi tentang memahami kehidupan yang terus berjalan di tengah konflik itu sendiri. Lewat cerita-cerita ini, pembaca diajak melihat bagaimana sejarah besar memengaruhi hidup kecil, dan bagaimana orang-orang tetap membangun makna di tengah keterbatasan.
Sastra memberi ruang untuk empati yang lebih dalam, bukan dengan memaksa kita berpihak, tapi dengan mengajak kita memahami. Dan dari pemahaman itulah, sering kali lahir cara pandang yang lebih jujur dan utuh tentang dunia.