5 Novel tentang Pernikahan yang Berakhir dengan Pembunuhan

- An American Tragedy – Theodore Dreiser: Clyde Griffiths berniat membunuh pacarnya yang hamil untuk menikahi perempuan kaya, menggambarkan tekanan sosial dan keserakahan manusia.
- The Colour of Murder – Julian Symons: Kisah John Wilkins merencanakan pembunuhan terhadap istrinya, memperlihatkan medan perang antara moral dan keinginan.
- A Suspension of Mercy – Patricia Highsmith: Sydney Bartleby berpura-pura membawa mayat istrinya dalam gulungan karpet, menjelajahi abu-abu antara fiksi dan kenyataan.
Cinta yang seharusnya jadi sumber kehangatan kadang justru berubah menjadi mimpi buruk. Dalam sastra, tema pernikahan yang berakhir dengan pembunuhan selalu menarik untuk dijelajahi, karena mengungkap sisi gelap hubungan manusia. Tema ini memperlihatkan bagaimana keintiman bisa berubah jadi jebakan berbahaya yang mendorong seseorang melakukan hal ekstrem.
Novel seperti menyajikan narasi yang kompleks dan memikat tentang cinta yang busuk dari dalam. Setiap cerita bukan sekadar tentang tindakan keji, tapi juga tentang kondisi batin manusia saat cinta bercampur dengan ambisi dan kebencian. Inilah lima novel tentang pernikahan yang berakhir dengan pembunuhan tragis. Membacanya bikin trauma!
1. An American Tragedy – Theodore Dreiser

Meski bukan tentang pembunuhan dalam pernikahan secara langsung, novel ini menggambarkan kehancuran moral seorang pria yang terobsesi dengan status sosial. Clyde Griffiths, seorang mandor pabrik, berniat membunuh pacarnya yang sedang hamil agar bisa menikahi perempuan kaya. Novel ini memperlihatkan bagaimana ambisi bisa menggantikan hati nurani.
Kisah ini menjadi potret tajam tentang tekanan sosial dan keserakahan manusia. An American Tragedy dianggap sebagai karya besar yang memengaruhi banyak penulis setelahnya, termasuk film dan novel bertema kejahatan psikologis. Dreiser menulis dengan detail mengerikan tentang bagaimana keputusan kecil bisa membawa seseorang menuju kehancuran total.
2. The Colour of Murder – Julian Symons

Novel kriminal Inggris ini menyajikan kisah John Wilkins, pria yang merasa terjebak dalam pernikahan tak bahagia. Ia mulai tergila-gila pada seorang pustakawan dan dalam pikirannya, perlahan merencanakan pembunuhan terhadap istrinya. Julian Symons menghadirkan perpaduan antara satir sosial Inggris kelas menengah dan kegelapan psikologis.
Dengan gaya penulisan yang cerdas dan ironis, Symons memperlihatkan bagaimana pikiran seseorang bisa menjadi medan perang antara moral dan keinginan. Pembaca diajak masuk ke kepala karakter utama yang rapuh, penuh ilusi, dan perlahan kehilangan kendali atas realitas. Ceritanya lucu sekaligus mengerikan, sehingga menjadikan novel ini salah satu karya paling menarik di era 1950-an.
3. A Suspension of Mercy – Patricia Highsmith

Patricia Highsmith terkenal dengan kisah-kisah tentang obsesi dan moral yang kabur, novel ini salah satu contoh terbaiknya. Tokoh utamanya, Sydney Bartleby, seorang penulis cerita kriminal, terbiasa memainkan adegan-adegan kekerasan untuk bahan tulisannya hingga ia berpura-pura membawa mayat istrinya dalam gulungan karpet.
Namun, saat sang istri benar-benar menghilang, semua sandiwara itu berubah menjadi bumerang. Novel ini bermain di wilayah abu-abu antara fiksi dan kenyataan. Highsmith mengeksplorasi bagaimana imajinasi dan rasa bersalah bisa bercampur hingga membuat seseorang tak tahu lagi mana kebenaran.
4. A Shock to the System – Simon Brett

Dalam novel satir kelam ini, Simon Brett memperkenalkan tokoh utama yang tampak biasa, tapi menyimpan potensi kebrutalan. Setelah membunuh seorang tunawisma dalam keadaan mabuk dan lolos dari hukuman, ia mulai merasa dirinya kebal terhadap hukum. Ia melanjutkan aksinya dengan membunuh siapa pun yang dianggap mengganggu kehidupannya, termasuk istrinya sendiri.
Dengan gaya humor gelap yang tajam, Brett menunjukkan bagaimana kekuasaan dan impunitas bisa memunculkan monster dalam diri manusia. A Shock to the System bukan hanya cerita kriminal, tetapi juga kritik sosial terhadap moralitas palsu kelas menengah. Novel ini bahkan diadaptasi menjadi film pada 1990 dengan Michael Caine sebagai pemeran utama.
5. Dolores Claiborne – Stephen King

Salah satu karya Stephen King yang paling underrated ini menceritakan kisah Dolores, seorang janda tangguh dari pulau kecil fiksi Little Tall. Ia dituduh membunuh majikannya, namun pengakuannya justru membawa pembaca ke masa lalu saat ia harus mengambil keputusan ekstrem untuk mengakhiri kekerasan dalam rumah tangganya.
Semua berpuncak pada malam gerhana matahari total yang menjadi saksi tragedi mengerikan. King menulis Dolores Claiborne dengan pendekatan monolog yang intens, sehingga membuat pembaca merasakan langsung beban emosional sang tokoh utama.
Kisah ini bukan hanya tentang pembunuhan, tetapi juga pembebasan seorang perempuan dari penderitaan panjang. Dengan nuansa gotik dan kemarahan yang membara, novel ini menjadi refleksi kuat tentang kekerasan domestik dan keberanian untuk melawan.
Dari realisme sosial hingga thriller psikologis, semuanya mengajarkan bahwa hubungan paling intim pun bisa menyembunyikan kegelapan terdalam. Membaca buku-buku ini mungkin membuat kita bertanya-tanya bagaimana bisa pernikahan bisa berakhir menjadi pembunuhan. Apakah kamu tertarik untuk membaca salah satu novel di atas?


















