Tri Suci Waisak: Pengertian dan Asal-usul Perayaannya

Di Indonesia ada tiga acara pokok perayaan Waisak

Intinya Sih...

  • Waisak adalah hari besar umat Buddha yang diperingati setiap tahunnya, jatuh pada Kamis, 23 Mei 2024.
  • Perayaan Waisak mengingatkan umat Buddha pada tiga peristiwa penting, termasuk kelahiran Bodhisattva Siddharta Gautama dan wafatnya Buddha Gotama.
  • Di Indonesia, perayaan Hari Raya Waisak dijadikan sebagai hari libur nasional dan dilaksanakan dengan tiga rangkaian acara pokok.

Hari Raya Waisak sering disebut juga dengan istilah Tri Suci Waisak. Ini merupakan hari besar umat Buddha yang diperingati setiap tahunnya. Di tahun ini, Hari Raya Waisak akan jatuh pada Kamis, 23 Mei 2024.

Lantas, apa itu Tri Suci Waisak dan bagaimana asal-usul perayaannya? Yuk, simak penjelasan di bawah untuk tahu jawabannya!

1. Apa itu Tri Suci Waisak?

Tri Suci Waisak: Pengertian dan Asal-usul Perayaannyapatung buddha gautama (pexels.com/ Suraphat Nuea-)

Dilansir laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, kalangan umat Buddha menyebut Waisak sebagai Hari Raya Trisuci Waisak. Hal tersebut dikarenakan ada tiga peristiwa penting yang diperingati, yakni:

  1. Kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM (Sebelum Masehi).
  2. Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna di Bodh pada tahun 588 SM.
  3. Wafatnya Buddha Gotama (Maha Parinibbana) di Kusinara. 

Pada perayaan Waisak, umat Buddha biasanya sering melakukan berbagai kegiatan, seperti bersih-bersih Vihara, ziarah ke makam leluhur, dan bersih-bersih makam pahlawan. Pada saat Hari Waisak, umat Buddha melaksanakan puja pada detik-detik bulan purnama. Kegiatan lomba atau pentas kesenian juga dilaksanakan untuk memeriahkan perayaan Waisak.

Baca Juga: Apa Itu Buddhist Era? Ada dalam Perayaan Hari Raya Waisak

2. Asal-usul Tri Suci Waisak

Tri Suci Waisak: Pengertian dan Asal-usul Perayaannyailustrasi berdoa di depan Buddha (pexels.com/Swastik Arora)

Hari Raya Tri Suci Waisak atau Vesak Day diperingati tiap tahunnya oleh umat Buddha di seluruh dunia. Momen ini mengingatkan umat Buddha pada tiga peristiwa penting, di antaranya; Lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, serta Buddha Gautama parinibbana.

Perayaan Hari Raya ini pertama kali dilaksanakan di Sri Lanka pada tahun 1950, berdasarkan keputusan yang dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhist Sedunia (World Fellowship of Buddhist) atau dikenal juga dengan sebutan WFB. Hingga saat ini, perayaan Waisak diperingati setiap tahunnya dan di tahun ini Hari Raya Waisak jatuh pada 23 Mei 2024.

Di Indonesia, peringatan Hari Raya Waisak juga dijadikan sebagai hari libur nasional yang dirayakan setiap tahunnya. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

3. Perayaan Tri Suci Waisak di Indonesia

Tri Suci Waisak: Pengertian dan Asal-usul PerayaannyaCandi Borobudur (unsplash.com/Mario La Pergola)

Umat Buddha di Indonesia memiliki tradisi tahunan perayaan Waisak yang biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ada tiga rangkaian acara pokok yang dilakukan untuk perayaan Hari Raya Waisak, di antaranya:

  1. Pengambilan air berkat dari mata air Jumprit di Kabupaten Temanggung, serta penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
  2. Ritual "Pindapatta", yang merupakan ritual pemberian dana makanan kepada para biksu oleh umat. Tujuannya adalah memberi kesempatan kepada umat untuk melakukan kebajikan.
  3. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama yang ditentukan berdasarkan perhitungan falak. Sehingga, puncak bulan purnama bisa terjadi di siang hari.

Demikianlah penjelasan seputar Tri Suci Waisak, mulai dari pengertian hingga asal-usulnya. Semoga bisa menjawab pertanyaanmu, ya!

Baca Juga: 5 Aktivitas Spiritual yang Biasa Dilakukan Selama Waisak

Nurkorida Aeni Photo Verified Writer Nurkorida Aeni

Hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya