Belakangan ini, industri kecantikan semakin mirip dengan industri fashion. Mereka memproduksi barang dalam konsep fast beauty, di mana produk baru dirilis begitu cepat hingga terkadang kita tidak sempat memikirkan apakah kita benar-benar membutuhkannya. Di sisi lain, muncul banyak perdebatan mengenai siapa yang harus bertanggung jawab atas fenomena overconsumption ini
Ada yang menyalahkan brand karena terus-menerus menggoda konsumen dengan produk baru. Ada pula yang menyalahkan influencer atau reviewer karena dianggap mempromosikan barang demi bayaran. Namun, ada juga argumen bahwa semua ini terjadi karena konsumen tidak bijak dalam memilih dan akhirnya terjebak dalam rasa takut ketinggalan (fear of missing out atau FOMO). Jadi, sebenarnya salah siapa?