5 Alasan Kenapa Kita Gak Boleh Sembrono saat Menafsirkan Karya Puisi

Wajib banget, nih, buat diperhatikan #IDNTimesLife

Peminat sastra, terutama puisi, pasti akan punya ketertarikan yang besar terhadap makna di balik sebuah karya. Bahkan saking besarnya keinginan untuk mengupas makna yang tersirat dalam sebuah puisi, orang kerap mudah memberi tafsir dari sudut pandang mereka sendiri. Bukan tidak boleh, hanya saja memberi tafsir sendiri tanpa mempertimbangkan sederet hal terasa agak sembrono dan gegabah.

Penting untuk diperhatikan, berikut beberapa alasan kenapa kita tidak boleh kelewat sembrono saat menafsirkan karya puisi orang lain.

1. Banyak kemungkinan makna yang tersirat dalam puisi 

5 Alasan Kenapa Kita Gak Boleh Sembrono saat Menafsirkan Karya PuisiIlustrasi puisi (Unsplash.com/Nicolas Messifet)

Setiap karya puisi yang dilahirkan oleh penyair tentu membawa maknanya sendiri-sendiri. Beberapa mungkin akan disampaikan secara gamblang dan jelas hingga orang mudah memahami keseluruhan makna dalam sekali baca.

Namun, ada juga makna yang disampaikan secara tersembunyi hingga terasa rumit diartikan. Bahkan jika menggunakan diksi yang mudah sekalipun, makna keseluruhan puisi tetap bisa beragam. Pada akhirnya, semua yang tertulis belum tentu menyiratkan hal yang semudah itu.

2. Tafsir sejati hanya milik penulis

5 Alasan Kenapa Kita Gak Boleh Sembrono saat Menafsirkan Karya PuisiIlustrasi penulis (Unsplash.com/Marcos Paulo Prado)

Munculnya berbagai kesan dan pesan yang tertangkap lewat sebuah karya puisi tak pelak menimbulkan banyak tafsir. Hal ini akan dipengaruhi oleh adanya perbedaan sudut pandang masing-masing orang.

Namun, sejatinya tafsir yang paling benar tentulah datang dari si pembuatnya. Tentu boleh saja mengartikan dari sudut pandang kita sendiri, tapi belum tentu akan sejalan dengan makna yang sebenarnya diinginkan oleh si penulis puisi tersebut.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Produktivitas dalam Menulis, Kamu Pasti Bisa!

3. Kita gak pernah tahu latar belakang terciptanya puisi tersebut 

dm-player
5 Alasan Kenapa Kita Gak Boleh Sembrono saat Menafsirkan Karya PuisiIlustrasi puisi (Unsplash.com/Debby Hudson)

Bukan asal mencipta, setiap karya puisi pasti memiliki ‘cerita’ yang melatarbelakanginya. Mulai dari kebenaran kisah di dalamnya, alasan dibuat, sampai untuk siapa puisi dibuat, kita tidak pernah benar-benar tahu. Sejauh ini, kita hanya bisa menikmati setiap karya puisi yang sudah dilahirkan oleh sang penenun kata.

Boleh jadi kita mengira bahwa puisi tersebut berdasar kisah nyata yang pernah benar-benar terjadi. Di sisi lain, memang ada penyair yang mampu merangkai kata dengan apik hingga barisan kata terasa nyata. Well, semua kebenaran akhirnya kembali lagi pada sang empunya. 

4. Menafsirkan sendiri tanpa mencoba mendalami sama saja ingin melampaui si penyair 

5 Alasan Kenapa Kita Gak Boleh Sembrono saat Menafsirkan Karya PuisiIlustrasi membaca (Unsplash.com/Ben White)

Saat kita mencoba menafsirkan sebuah puisi, ada upaya untuk mengenali pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Gak jarang kita akan mengira dapat memahami pemikiran si penyair saat membuat puisi tersebut.

Sayangnya, terkadang muncul keangkuhan dalam menerjemahkan barisan kata didalamnya. Kita akan merasa paham atau bahkan ‘menilai’ pembuatnya, bukan lagi sekedar memaknai puisinya. Jangan sampai begitu, ya.

5. Kita hanya bisa menduga, bukan mengklaim kebenarannya 

5 Alasan Kenapa Kita Gak Boleh Sembrono saat Menafsirkan Karya PuisiIlustrasi menulis (Unsplash.com/Cathryn Lavery)

Setelah membaca sebuah karya puisi, dari barisan kata dan bait tersebut kita hanya mampu menebak makna dibaliknya. Semua kemungkinan akan berkutat dalam pikiran kita. Tentu saja ini tetap diperbolehkan dan menjadi hak pembaca yang menikmati puisi tersebut.

Hanya saja, kita tidak berhak mengklaim kebenaran makna yang kita pikirkan. Pikiran kita belum tentu sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh si penyair saat membuat puisi tadi. Menebak boleh, tapi jangan pernah menganggap benar pemikiran dan penafsiran kita.

Nah, itu tadi kelima alasan kenapa kita tidak boleh kelewat sembrono saat menafsirkan makna karya puisi. Perhatikan, ya. Jangan gegabah mengklaim kalau kita benar-benar paham layaknya seorang ahli sastra.

Baca Juga: 9 Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Biasa Dilakukan Saat Menulis

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya