Ilustrasi analisis bisnis (pexels.com/Vlada Karpovich)
Berdasarkan rumus di atas, ada dua cara untuk menghitung payback period. Pertama adalah arus kas yang sama, dan kedua untuk arus kas berbeda. Agar lebih mudah memahami berikut contoh menghitungnya.
Contoh perhitungan untuk arus kas yang sama:
Kamu memutuskan untuk investasi di Perusahaan 123 dengan modal awal sebesar Rp350 juta. Keuntungan bersih yang bisa didapatkan per tahunnya adalah Rp50 juta. Maka berapa periode pengembalian modal untuk investasi tersebut?
Untuk menghitungnya menggunakan rumus pertama, yaitu nilai investasi / arus kas x 1 tahun.
= Rp350.000.000,00 / Rp50.000.000,00 x 1 tahun
= 7 tahun
Jadi, periode pengembalian modal untuk investasi di Perusahaan 123 adalah 7 tahun.
Contoh perhitungan untuk arus kas yang beda:
Kamu ditawari investasi senilai Rp700 juta dengan umur ekonomis 5 tahun. Syarat periode pengembaliannya adalah 3 tahun dan arus kas di tahun pertama sebesar Rp350 juta, tahun kedua sebesar Rp300 juta, tahun ketiga Rp250 juta, tahun keempat Rp200 juta, dan di tahun kelima sebesar Rp150 juta.
Maka cara menghitungnya menggunakan rumus kedua, yaitu n + (a / b) x 1 tahun.
= 3 + ((Rp700.000.000,00 - Rp650.000.000) / (Rp900.000.00, - Rp650.000.000,00)) x 1 tahun
= 3 + 0.4 x 1 tahun
= 3.4 tahun
Jadi, periode pengembalian modal untuk investasi adalah 3,4 tahun atau 3 tahun 4 bulan.
Jadi bisa disimpulkan secara sederhana, payback period adalah jangka waktu pengembalian modal dalam dunia bisnis atau investasi. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kamu, ya!