Perbedaan Antagonis dan Protagonis, Jangan Sampai Tertukar!

Sebelum mengetahui perbedaan antagonis dan protagonis, kamu wajib memahami pengertian antagonis dan protagonis. Antagonis dikenal sebagai tokoh atau pelaku jahat yang kerap memunculkan konflik dalam cerita.

Umumnya, tokoh antagonis ingin berbuat hal jahat kepada tokoh protagonis. Tokoh antagonis biasanya digambarkan sebagai sosok yang pendendam, sombong, iri, keras kepala, dan sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, antagonis diartikan sebagai orang yang suka menantang. Dalam sebuah karya sastra, tokoh tersebut menjadi musuh dari tokoh utama alias menjadi lawan.

Misalnya, dalam sebuah pementasan drama, akan selalu ada karakter yang menentang tokoh utama. Dengan hadirnya tokoh ini, maka akan terjadi konflik yang membuat cerita menjadi semakin seru untuk disaksikan.

Sementara itu, tokoh protagonis umumnya menjadi pemeran yang baik dan dijadikan sebagai pelaku utama dalam sebuah novel, drama, atau film. Protagonis adalah julukan untuk karakter yang memiliki sikap positif seperti jujur, rendah hati, sabar, dan sebagainya.

Dalam sebuah cerita, karakter yang berwatak baik ini banyak disukai oleh penonton atau pembaca. Ia kerap mendapat perlakuan jahat dari tokoh antagonis, yaitu musuh utamanya. Namun, karena digambarkan sebagai orang yang pemaaf, dalam banyak kasus, protagonis jarang menganggap antagonis sebagai sosok jahat.

Nah, setelah memahami perbedaan antagonis dan protagonis, kamu juga harus mengetahui jenis karakter ketiga, yakni tritagonis. Selain dua tokoh di atas, terdapat tokoh pembantu atau yang dikenal sebagai tritagonis. Karakter ini umumnya muncul saat protagonis sedang berusaha menyelesaikan konfliknya dengan antagonis.

Bukan cuma itu, tritagonis juga sering disebut sebagai orang ketiga dalam sebuah cerita. Bahkan, tokoh ini tak jarang dipercaya oleh antagonis dalam hal apa pun. Jadi, fungsi dari pelaku tritagonis bisa jadi penengah antara dua karakter yang sedang berselisih.

Terkadang, pembaca merasa bingung untuk menentukan apakah karakter dalam cerita itu antagonis atau protagonis. Sebenarnya, cara untuk menentukannya cukup mudah terlepas dari perannya sebagai tokoh utama atau bukan.

Tokoh protagonis dalam novel akan dijelaskan dalam narasi panjang, sehingga pembaca bisa memahaminya dengan mudah bagaimana karakternya. Sedangkan jika dalam sebuah film atau serial, biasanya akan ditunjukkan melalui tindakannya yang baik atau buruk.

Sementara itu, dalam peran antagonis, penulis akan membuat narasi, dialog, atau tindakan yang menggambarkan berbagai rencana buruk dari tokoh antagonis itu sendiri. Bagaimana? Mudah sekali untuk menentukannya, bukan?

Kini kamu sudah tau perbedaan antagonis dan protagonis. Untuk mendalami tokoh antagonis, simak contoh-contoh antagonis dalam film atau kartun di bawah ini. Yuk, simak!

1. Suneo

Bagimu yang hobi menonton Doraemon di Minggu pagi, pasti tak asing dengan tokoh Suneo. Sahabat Giant yang kaya raya ini kerap membuat Nobita kesal karena sombong dan meremehkan orang lain. Akibatnya, Nobita sering mengadu pada Doraemon untuk dipinjamkan sebuah alat yang mampu mengalahkan Suneo.

2. Giant

Giant memiliki badan yang gempal dan dikenal sebagai sosok yang menakutkan. Keberadaannya selalu membuat Nobita pasrah untuk melakukan apa pun yang diperintahkan. Misalnya, sering terdengar ancaman Giant yang akan memukul Nobita jika tak mau menurutinya. 

3. Voldemort

Potterhead pasti langsung berdecak kesal ketika mendengar nama tersebut. Yap, Voldemort merupakan sosok penyihir hitam yang terkenal kejam dalam serial film dan novel Harry Potter. Digambarkan juga di serial tersebut, Voldemort tidak segan untuk melakukan apa saja demi mendapatkan keinginannya meskipun harus mengambil nyawa seseorang.

Selanjutnya adalah contoh karakter protagonis yang sering jadi favorit penonton. Inilah dia!

1. Spongebob Squarepants 

Sebagai tokoh utama dalam film Spongebob Squarepants, Spongebob dikenalkan kepada kita sebagai sosok yang rajin dan pekerja keras. Ia juga jadi karakter yang digambarkan memiliki hati baik, setia kawan, pemaaf, dan ceria. Darinya, kita sebagai penonton bisa mengambil sisi positifnya yang selalu semangat dalam bekerja.

2. Patrick Star

Masih ingat dengan si bintang laut, sahabat dekat Spongebob? Nah, meskipun Patrick sering bertindak bodoh dan sesuka hati, sahabat sejati Spongebob ini punya sisi yang baik. Ia digambarkan sebagai orang yang selalu penasaran dan bertanya. Tak cuma itu, ia juga terkenal dengan kejujurannya dalam hal apa pun.

3. Harry Potter

Semua orang pasti paham dengan tokoh protagonis sekaligus tokoh utama dalam serial Harry Potter. Digambarkan dalam serial tersebut, Harry merupakan sosok yang pemberani, selalu membantu teman-temannya yang dalam kesulitan, dan tidak takut menghadapi bahaya demi menegakkan kebenaran.

Supaya makin paham dengan perbedaan antagonis dan protagonis, berikut contoh tokoh tritagonis yang akan membantu kamu membedakan ketiga jenis karakter tersebut.

1. Sandy

Masih ingat dengan tokoh Sandy dalam serial Spongebob Squarepants? Nah, tokoh tupai yang jago taekwondo tersebut termasuk dalam tokoh tritagonis karena seringkali menjadi penengah atas permasalahan yang dihadapi setiap tokoh. Contohnya, saat Spongebob dan Squidward bertengkar, Sandy berusaha agar mereka berdua segera berbaikan.

2. Dekisugi

Tokoh murid teladan nan pintar dalam serial Doraemon ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki watak kalem, pintar, dan bijaksana. Oleh karena itu, Dekisugi seringkali terlihat menjadi penengah ketika Nobita, Giant, dan Suneo sedang bertengkar atau memperebutkan sesuatu.

3. Vermouth

Tokoh satu ini memang terkenal membingungkan di kalangan penggemar serial Detective Conan. Vermouth merupakan tokoh yang tergabung dalam organisasi jahat bernama Organisasi Hitam. Namun, di serial tersebut, Vermouth juga sering membantu tokoh protagonis sekaligus tokoh utama, Conan Edogawa atau Shinichi Kudo untuk menghancurkan organisasi tersebut.

Nah, demikian perbedaan antagonis dan protagonis hingga contohnya dalam sebuah serial film, novel, dan animasi anak-anak. Semoga kamu semakin paham, ya!