ilustrasi seseorang membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Masih dikutip laman resmi Direktorat SMP, terdapat perbedaan yang signifikan di antara membaca intensif dan eksteansif jika dilihat dari segi strategi untuk meningkatkan kecakapan dan memperkuat literasi. Berikut beberapa strategi membaca intensif:
- Strategi memprediksi isi bacaan
Strategi ini akan membantu pembaca untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki, sehingga pembaca dapat menggabungkan materi yang telah diketahui dengan materi baru dalam suatu bacaan.
- Strategi gambar dengan keterangan
Strategi ini dilakukan dengan cara melihat dan menuangkan isi bacaan ke dalam sebuah gambar atau ilustrasi yang disertai dengan tulisan sebagai penjelasannya.
Strategi kosa kata dapat diterapkan saat prabaca dan pascabaca. Pada saat prabaca, akan mengaktifkan skemata untuk mengetahui sejauh mana pembaca mengetahui istilah sulit atau memahami topik bahasan. Sedangkan, bila diterapkan pada pascabaca dapat menggunakan frayer model untuk mengetahui seberapa paham pembaca terhadap istilah sulit atau konsep tertentu.
- Strategi membaca dialogis
Sesuai namanya, strategi ini diterapkan melalui proses dialog, yaitu melibatkan guru dan siswa. Guru sebagai fasilitator, berperan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait teks bacaan yang telah dibacanya, mulai dari menanyakan definisi suatu istilah sampai meminta siswa untuk menceritakan kembali isi teks tersebut. Pada strategi ini, seorang guru akan menilai apakah siswa tersebut benar-benar memahami teks yang sudah dibacanya atau tidak.
Adapun beberapa strategi membaca ekstensif, di antaranya sebagai berikut:
1. Sumber bacaan
Sumber bacaan dianggap sebagai salah satu yang dapat memengaruhi minat baca seseorang. Sumber bacaan juga dibagi menjadi beberapa kategori, yakni teks fiksi, teks informasi, teks berjenjang, teks tidak berjenjang, dan genre bacaan.
Teks fiksi cukup sering direkomendasikan sebagai salah satu sumber bacaan menarik yang mampu meningkatkan minat baca seseorang karena di dalamnya memuat unsur hiburan. Teks berjenjang dibuat untuk mengakomodasi keterampilan pembaca yang beragam, dilihat dari panjang cerita, kompleksitas struktur, bahasa, serta diksi yang digunakan.
Sedangkan, teks tidak berjenjang meliputi novel, artikel, cerita pendek, majalah, dan lain sebagainya. Terakhir, teks berdasarkan genre, artinya pembaca dapat memilih jenis genre bacaan sesuai ketertarikan masing-masing, misalnya horor, komedi, romansa, fantasi, dan lain-lain.
2. Teknik memilih bacaan
Teknik The Five Finger Rule (TFFR) merupakan teknik memilih bacaan yang sering digunakan dalam membaca ekstensif. Teknik ini cukup sederhana dan mudah diingat, di mana seorang guru mengajak peserta didik membuka sebuah halaman pada buku terpilih, sampai mereka menemukan teks bacaan yang cocok.
Saat membaca, peserta didik juga diminta untuk menghitung kosa kata yang sulit. Jika mereka menemukan lima kosa kata yang sulit dalam 1 halaman, maka peserta didik diminta untuk mencari bahan bacaan lain yang setidaknya memiliki maksimal 3 kosa kata sulit dalam suatu halaman.