Performative Activism: Pengertian, Dampak, dan Contohnya

Secara singkat, performative activism adalah aksi yang dilakukan untuk meningkatkan citra atau status sosial seseorang. Tindakan performative activism cenderung dilakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Lebih lanjut, berikut IDN Times sajikan rangkuman lengkap seputar performative activism mulai dari pengertian, dampak, serta contohnya. Simak selengkapnya di IDN Times!
1. Apa itu performative activism?
Melansir Jurnal Penn State University Press: What Is Performative Activism? yang ditulis oleh A. Freya Thimsen, performative activism adalah "a critical label that is applied to instances of shallow or self-serving support for social justice causes". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, performative activism atau aktivisme performatif merupakan label kritis yang diterapkan pada contoh-contoh dukungan kecil atau mementingkan diri sendiri untuk keadilan sosial.
Jika dijelaskan lebih lanjut, performative activism mengacu pada bentuk aktivisme yang menitikberatkan pada tindakan-tindakan simbolis atau peragaan visual. Contohnya seperti menggunakan platform media sosial untuk menunjukkan dukungan terhadap suatu isu atau gerakan, tanpa adanya keterlibatan lebih lanjut dalam memperjuangkan isu tersebut.
Seseorang yang melakukan performative activism biasanya hanya menunjukkan tindakan seperti mengubah foto profil dengan simbol khusus, membagikan kiriman dukungan di media sosial, atau mengikuti tren viral yang berkaitan dengan isu tertentu.
Dikutip Boston Medical Center, seseorang yang melakukan performative activism merupakan seseorang yang lebih suka dan ingin dirinya disebut sebagai orang yang tidak rasis, seksis, homofobia, dan lain sebagainya. Mereka yang melakukan tindakan tersebut semata-mata hanya untuk membentuk branding atau jati diri pribadi, yang mana tidak secara sungguh-sungguh berusaha untuk melakukan perubahan dalam suatu wilayah maupun negara.
2. Dampak performative activism
Tindakan ini pastinya akan memberikan dampak positif, karena secara tidak langsung seseorang yang melakukan performative activism menjadikan isu yang ia angkat semakin dikenali dan disadari oleh khalayak luas.
Meskipun begitu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tindakan ini cenderung mengabaikan fokus pada tujuan inti dari aktivisme yang mana lebih mengacu kepada tujuan individu untuk membangun citra diri sendiri, dengan upaya untuk terlihat sebagai agen perubahan atau perwakilan suatu isu.
Performative activism justru berdampak negatif yang tidak jarang merugikan, terlebih kepada komunitas yang sungguh-sungguh memperjuangkan isu yang diangkat.
3. Contoh performative activism
Ada beberapa contoh tindakan performative activism yang mungkin beberapa di antaranya sudah kamu ketahui. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini IDN Times sajikan beberapa contohnya.
- Tindakan vokalis band The 1975, Matty Healy yang mencium rekan sesama jenis di Malaysia, di mana pada tindakan tersebut Matty secara tidak langsung mencoba membantah undang-undang LGBT di Malaysia.
- Aktivis iklim yang melempar sup ke lukisan karya Van Gogh.
- Aktivis vegan yang menumpahkan ratusan produk susu di supermarket.
- Beberapa perusahaan di seluruh dunia yang ingin mendapatkan publisitas positif dengan menambahkan pelangi (simbol LGBT) dalam logo mereka, namun pada saat yang sama memberikan sumbangan besar kepada legislator yang aktif dalam upaya mengurangi keselamatan dan hak asasi LGBT.
- Meramaikan hashtag #BlackLivesMatter atau #BlackOutTuesday tanpa sepenuhnya memahami esensi pentingnya, sehingga informasi penting terkait donasi dan petisi dalam gerakan yang sangat penting dapat terabaikan.
Memang merupakan sebuah hal yang baik apabila kita peka dan turut menyebarluaskan isu yang sedang terjadi agar banyak orang dapat lebih awas lagi. Namun, sebaiknya kamu terlebih dahulu melakukan riset supaya dapat memahami lebih jelas mengenai isu dan tujuan dari gerakan tersebut, jadi bukan hanya semata-mata ikut-ikutan saja, ya.
Demikianlah penjelasan mengenai performative activism mulai dari pengertian, dampak, hingga contohnya. Semoga bermanfaat, ya!
Penulis: Natasya Yolanda