Lucu dan Unik, 10 Peribahasa Ini Menggunakan Nama Hewan, Lho!

Ada beragam cara memberi nasihat kepada seseorang. Salah satunya dengan peribahasa. Beragam peribahasa dalam khazanah bahasa Indonesia memiliki segudang makna yang berhubungan sekali dengan keseharian.
Tak hanya kaya arti, peribahasa dalam bahasa Indonesia juga unik. Termasuk adanya pemakaian nama hewan di dalamnya. Nah, sepuluh peribahasa ini di antaranya menggunakan nama satwa. Apa saja, sih?
1. Bagai katak dalam tempurung

Jika mendengar kata "katak", apa yang terlintas di benak kamu? Hewan berlendir, amfibi, dan menjijikkan. Semua anggapan itu memang sering muncul bila memikirkan binatang tersebut.
Namun di balik itu semua, katak dipakai dalam peribahasa. Salah satunya, yaitu "bagai katak dalam tempurung" yang bermakna seseorang yang kurang wawasan serta ilmu pengetahuan.
2. Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga

Dalam kartun Spongebob, Sandy jadi salah satu karakter dari daratan yang hidup di bawah air. Mengenakan pakaian ala astronot, tupai satu ini begitu pintar dan memiliki sejumlah penemuan hebat.
Kehebatan Sandy dalam menciptakan penemuan kadang kala menemui hambatan dalam hidupnya, termasuk ketika harus menciptakan temuan baru. Hal itu sesuai dengan peribahasa "sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga". Sebab, arti peribahasa ini ialah seseorang yang hebat sekalipun pasti punya kekurangan.
3. Anjing menggonggong kafilah berlalu

Bagi banyak orang, anjing adalah sahabat manusia. Mereka begitu patuh dan membantu manusia dalam keadaan yang berbahaya. Bahkan, penggambaran tersebut sering diangkap dalam beberapa judul film.
Sikap baik, patuh, serta gigih yang ditunjukkan anjing selaras dengan makna peribahasa "anjing menggonggong kafilah berlalu". Peribahasa ini bermakna meski rintangan atau cemoohan menerpa, namun tak pernah menghiraukan dan tetap berusaha sebaik mungkin.
4. Ada gula ada semut

Pernahkah kamu melihat kawanan semut mengerubungi makanan manis yang tumpah di lantai? Jika iya, kamu tak perlu heran. Sebab, itu adalah salah satu cara mereka mendapatkan persediaan makanan.
Ramainya semut yang berdatangan ke makanan, terutama yang manis, juga tercermin pada peribahasa "ada gula ada semut". Makna peribahasa ini, yaitu di mana ada banyak kenikmatan, di situ banyak orang yang berdatangan. Mirip seperti sifat semut, ya?
5. Kuda yang pantas tiada berkehendak akan cemeti

Dalam berbagai kebudayaan, kuda dianggap sebagai hewan yang cerdas, cekatan, serta mandiri. Sifat-sifat itu pula tercermin pada peribahasa "kuda yang pantas tiada berkehendak akan cemeti".
Maknanya, seseorang yang rajin dan pandai tak perlu diawasi dalam bekerja. Kira-kira kamu sudah punya perilaku seperti ini belum?
6. Hendak menangguk ikan, tertangguk akan batang

Tak hanya hewan darat saja yang ada dalam peribahasa bahasa Indonesia. Hewan air pun juga masuk, salah satunya ikan. Hewan yang memiliki beragam jenis ini ada dalam peribahasa "hendak menangguk ikan, tertangguk akan batang".
Arti peribahasa ini ialah seseorang yang mengharapkan keberuntungan, namun malah mendapatkan kesialan. Hayo, ada yang pernah mengalami situasi serupa?
7. Tikus jatuh ke dalam gudang beras

Anggapan tikus sebagai hewan yang selalu melakukan aksi sembunyi-sembunyi sepertinya tergambar dalam arti peribahasa "tikus jatuh ke dalam gudang beras". Pasalnya, peribahasa ini menggambarkan seseorang yang memperoleh keberhasilan namun tak memberi kabar kepada orang lain. Wah, main rahasia nih rupanya?
8. Harimau puntung kena penjara, pelanduk kecil menolakkan mara

Kadang kala dalam cerita dongeng sebuah binatang besar seperti harimau dibantu oleh hewan yang secara tubuh dan kekuatan tak sebesar dirinya. Begitulah gambaran arti dari peribahasa "harimau puntung kena penjara, pelanduk kecil menolakkan mara".
Ada waktunya, seseorang yang kuat dan berkuasa mendapat pertolongan dari orang biasa untuk mencapai tujuan bersama. Kalau kamu sendiri punya sifat suka menolong orang lain, tidak?
9. Gagak dimandikan tujuh kali sehari pun, takkan putih bulunya

Sisi gelap dari burung gagak yang kerap dikaitkan dengan hal-hal buruk tampaknya juga muncul dalam peribahasa "gagak dimandikan tujuh kali sehari pun, takkan putih bulunya". Peribahasa tersebut menunjukkan orang jahat yang meskipun diberi kesenangan akan melakukan perbuatan tidak baik jika ada kesempatan. Waduh, bahaya juga, ya?
10. Elang terbang mengawan, agas hendak mengawan juga

Disimbolkan sebagai burung yang pemberani dan pemangsa ulung, elang juga masuk dalam jajaran peribahasa yang memakai nama hewan. Satu di antaranya, "elang terbang mengawan, agas hendak mengawan juga".
Arti dari peribahasa ini ialah orang yang tidak mampu berusaha mengikuti orang lain yang lebih mampu dalam berbagai hal. Ada yang suka berbuat seperti ini gak? Hati-hati nanti malah menyusahkan kamu sendiri, lho.
Sepuluh peribahasa mengandung nama hewan ini menggambarkan betapa unik dan beragam bahasa Indonesia itu sendiri. Mari lestarikan bahasa Indonesia, ya!