3 Pidato Maulid Nabi SAW Singkat dan Lucu, Menghibur!

- Pidato mengajak meneladani Rasulullah dengan humor dan makna.
- Pidato lucu yang menyelipkan ayat-ayat Al-Qur'an untuk menebarkan kasih sayang tanpa pamrih.
- Pidato yang menyelipkan pantun menghibur untuk teruskan cinta kepada Rasulullah SAW.
Maulid Nabi SAW tidak hanya menjadi momen penuh syukur, tetapi juga kesempatan untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan lewat berbagai cara, termasuk pidato. Menariknya, pidato dalam peringatan Maulid tidak harus selalu kaku atau serius. Sentuhan humor bisa membuat suasana terasa hangat sekaligus menghibur para pendengar.
Dengan gaya yang singkat, lucu, namun tetap sarat makna, pesan tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW justru bisa lebih mudah diterima. Audiens pun tidak hanya terhibur, tetapi juga pulang membawa hikmah yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pidato yang mengajak untuk meneladani rasul

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati, para guru/rekan kerja, panitia yang luar biasa kreatif, dan hadirin yang wajahnya berseri-seri seperti habis gajian.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kita nikmat kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul pada hari ini. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW.
Hadirin yang dirahmati Allah, memperingati Maulid Nabi ini, mari kita belajar salah satu akhlak mulia beliau, yaitu sifat kasih sayang. Nabi Muhammad SAW dikenal sangat lembut, bahkan kepada anak-anak. Kalau kita? Kadang lihat adik minta minum saja, kita jawab: "Ambil sendiri, kakimu masih ada, kan?" Padahal mencontoh Nabi itu ya ringan, dari hal-hal kecil seperti berbagi dan membantu.
Kalau dipikir-pikir, kita sering bilang cinta Rasulullah. Akan tetapi, kalau disuruh salat Subuh, masih negosiasi kayak mau beli motor second. Alarm sudah bunyi tiga kali, kita masih bilang, "5 menit lagi ya Allah, kayak promo e-commerce." Padahal Rasulullah justru selalu bangun lebih awal untuk salat malam.
Tapi tenang, Allah itu Maha Penyayang. Kalau kita berusaha memperbaiki diri sedikit demi sedikit, Insya Allah dicatat sebagai kebaikan. Jadi, jangan cuma sayang ke doi yang tiap hari kasih kita read doang, tapi sayang juga sama Allah dan Rasulullah dengan memperbaiki ibadah kita.
Akhir kata, mari kita jadikan Maulid Nabi ini sebagai momentum untuk belajar menjadi pribadi yang lebih sabar, penyayang, dan rajin ibadah. Ingat, sabar itu pahit di awal, tapi manis di akhir. Kalau cintamu pahit di awal dan di akhir, berarti bukan jodohmu, itu cobaan.
Sekian pidato yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Pidato lucu yang menyelipkan ayat-ayat Al-Qur'an

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati, para guru/rekan kerja, panitia yang murah hati, mudah-mudahan nasi kotaknya bukan cuma nasi, tapi ada ayamnya. Lalu. tentu saja hadirin sekalian yang wajahnya berseri-seri.
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, kita bisa berkumpul dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga acara ini menjadi keberkahan bagi kita semua. Selawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW.
Hadirin yang berbahagia, Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
"Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam," QS. Al-Anbiya: 107.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Nabi Muhammad SAW diutus bukan untuk segelintir orang saja, tapi untuk seluruh alam. Bukan cuma manusia, tapi juga binatang, tumbuhan, bahkan alam semesta. Tapi kita? Kadang, jadi manusia yang kurang rahmat, terutama kalau lihat temen bawa bekal enak, langsung wajah berubah kayak sinetron tersakiti.
Kalau Rasulullah penuh kasih sayang, kita kadang kasih sayangnya bersyarat. "Aku baik sama kamu kalau kamu traktir aku." Itu namanya bukan kasih sayang, tapi cash is sayang.
Maka, momentum Maulid Nabi ini mari kita belajar menebarkan kasih sayang tanpa pamrih. Jangan sampai kita lebih sabar nunggu loading WiFi daripada sabar menghadapi teman sendiri. Jangan sampai kita lebih rajin scrolling daripada ngaji.
Ingatlah, rahmat Rasulullah itu luas. Kalau kita meneladani walaupun sedikit saja, insyaAllah kita akan ikut merasakan keberkahannya. Jadi, jangan cuma hapal ayatnya, tapi juga praktikkan. Jangan sampai hafalnya QS. Al-Anbiya: 107, tapi praktiknya QS. Al-Mageran: 24 jam rebahan.
Sekian yang bisa saya sampaikan. Semoga kita semua bisa meneladani Rasulullah dengan penuh kasih sayang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Pidato yang menyelipkan pantun menghibur

Bapak/Ibu yang saya hormati, hadirin yang saya cintai,
Alhamdulillah kita berkumpul di sini dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. Kalau biasanya pidato isinya serius semua, kali ini saya ingin sedikit berbeda. Supaya tidak mengantuk, mari kita mulai dengan pantun dulu:
"Jalan-jalan ke pasar pagi,
Beli rambutan dapatnya durian.
Kalau hati selalu ingat Nabi,
InsyaAllah hidup penuh keberkahan."
Hadirin sekalian, pantun ini sederhana tapi bermakna. Mengingat Nabi itu bukan hanya di Maulid, tapi setiap hari. Karena kalau kita lupa, bisa-bisa sibuk sama dunia, tapi lupa bekal akhirat.
Nah, biar tambah semangat saya kasih lagi satu pantun hiburan:
"Ayam berkokok di waktu subuh,
Suaranya nyaring bikin terbangun.
Kalau cinta Nabi tak pernah surut,
Di dunia tenang, di akhirat pun aman."
Jadi, sambil senyum-senyum dengan pantun, mari kita teruskan cinta kita kepada Rasulullah SAW. Mudah-mudahan dengan menghibur, pesan dakwah tetap bisa sampai ke hati.
Itu dia beberapa pidato yang singkat dan lucu untuk Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga bisa dijadikan inspirasimu, ya!