Ban Tanpa Udara yang Tahan Terhadap Paku (Dok. Poltekad)
Kepala Jurusan Telekomunikasi, Teknik Komunikasi Poltekad, Desyderius, mengungkapkan bahwa pembuatan ban tanpa udara ini terinspirasi dari kebutuhan rekan-rekan TNI di medan perang. “Sering kali saat bertugas, mereka menghadapi kendala saat ban kendaraan yang ditumpanginya tertembak peluru,” tutur Desyderius.
Berangkat dari sanalah, Desyderius bersama rekan-rekan dosen Poltekad, tebesit untuk membuat ban yang antibocor. Hanya saja, persoalannya saat itu, belum adanya referensi yang lengkap dari ban tanpa udara ini di lingkup penelitian. Akan tetapi, Desyderius tidak kehabisan akal. Ia pun mulai melirik untuk mempelajari produk mobil rintis tentara Amerika yang sudah mengembangkan ban dengan teknologi tanpa udara.
Selain ban tanpa udara, Poltekad juga membuat inovasi rompi anti-peluru yang terbuat dari pelepah pisang. Rompi ini mampu mendeteksi pergerakan dan detak jantung prajurit sehingga bisa menunjang tugas dan misi operasi, terutama di kawasan terpencil dan sulit dijangkau.
Rompi anti-peluru tracking dan monitoring personel ini berbasis Internet of Things (IoT). Fungsinya, bukan hanya sebagai perlindungan diri dari tembakan lawan, tetapi juga pemantauan prajurit saat menjalani operasi. Selain kamera, rompi ini dilengkapi ethernet shield, GPS, sensor detak jantung, dan pemrograman. “Rompi ini dibuat agar tidak terjadi hilang kontak saat operasi militer,” ujar Desyderius.