Ini 5 Hikmah Terpendam Berhadapan sama Dosen Pembimbing Killer

Tuh, sudah berterima kasih pada beliau?

Bagi seorang mahasiswa tahun akhir, skripsi rentan dicap sebagai suatu momok tersendiri. Nah, berbicara terkait skripsi tentunya kurang lengkap apabila tidak membahas soal dosen pembimbing. Para mahasiswa bimbingan pasti sudah kadung lazim dengan karakteristik masing-masing dosennya. Mulai dari yang dilabeli sebagai yang paling ramah pada mahasiswa hingga yang tersadis dan kerap memberi nilai E.

Eits, jangan patah semangat dulu apabila proses merampungkan skripsimu ternyata dibimbing oleh seoramg dosen yang terkenal killer. Sebab lima keuntungan berikut dapat dipetik jika kamu luwes, lho.

1. Mentalmu menjadi lebih tangguh

Ini 5 Hikmah Terpendam Berhadapan sama Dosen Pembimbing Killertimesunion.com

Satu hal yang pastinya akan dilalui oleh mahasiswa bimbingan dengan dosen pembimbing yang killer adalah sebentuk ujian mental. Ketika berhadapan dengan dosen yang seperti ini kamu tak hanya dituntut untuk sekedar 'pandai' saja melainkan harus pula piawai 'berpandai-pandai'.

Mulanya kamu beranggapan beliau sengaja menguji-uji kadar sabarmu dengan berdalih yang beragam setiap kamu hendak bimbingan skripsi. Dengan kata lain, beliau mempersulit langkahmu mengecap gelar sarjana padahal kamu bahkan telah mengerjakan semua revisi yang diinstruksikannya.

Akan tetapi, pada akhirnya kamu justru berterima kasih padanya sebab darinyalah kamu belajar bahwa masa depan memang harus diperjuangkan. Mentalmu ditempa dengan nyata sehingga ketika menghadapi dunia kerja kelak kamu sudah tak begitu canggung apabila dihadapakan dengan atasan yang garang.

2. Ilmumu menjadi lebih dalam

Ini 5 Hikmah Terpendam Berhadapan sama Dosen Pembimbing Killertheconversation.com

Dosen pembimbing yang killer tersebut kerap menyuruh merevisi skripsi tanpa memberi penjelasan detail tentang letak kekeliruan dalam pokok-pokok pikiranmu dan justru hanya memintamu memperbanyak membaca literatur terkait itu. Alhasil, kamupun harus gencar mengumpulkan materi baik dari perpustakaan ataupun melalui dunia maya.

Apalagi jika beliau juga memiliki kebiasaan menguji mahasiswa bimbingannya terkait revisi tersebut untuk menakar sejauh mana anak didiknya itu menguasai bidangnya. Pantas saja kamu wajib mengisi kepalamu dengan padat sebelum berhadapan kembali dengan beliau.

Imbas positifnya, ilmumu terkait topik itu akan lebih kaya sehingga kamu tak akan terlalu kewalahan ketika sidang skripsi kelak. Sebab dosen pembimbingmu paham betul bahwa tak ada yang sejatinya dapat membantumu selain dirimu sendiri. Beliau mengajarkanmu untuk siap terjun ke dunia kerja dengan bekal wawasan yang mumpuni, bukan sekedar gelar semata.

Beliau memberimu kesempatan untuk menggali potensimu yang mungkin selama ini tak kamu sadari. Akan tetapi ternyata potensi terpendam itu terbaca olehnya dan beliau berusaha mengoptimalkannya walaupun caranya tampak sangar bagimu.

3. Peluang pasca-wisuda menjadi lebih lapang

dm-player
Ini 5 Hikmah Terpendam Berhadapan sama Dosen Pembimbing Killerdivinity.cam.ac.uk

Proses merampungkan skripsi bersama seorang dosen pembimbing yang terkenal killer memang terasa begitu terjal. Kamu harus jatuh dan bangun untuk memperoleh gelar sarjana. Mentalmu harus tegar dan wawasanmu harus lapang.

Akan tetapi, hal tersebut juga tampaknya berpeluang lebih lapang untuk langkahmu selepas wisuda kelak. Misalnya, dosen pembimbingmu menyaksikan sikap pantang menyerahmu dan isi kepalamu yang melimpah. Kemudian kamu ditawari peluang beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang magister atas rekomendasinya yang ternyata memiliki daya saing yang mumpuni. Ataupun dia malah menawarkanmu peluang kerja dari salah satu relasinya.

Dengan kata lain, kamu sukses membuatnya tergugah dengan kesungguhanmu. Sebab dia menyadari betul bahwa dunia kerja memang tak sekedar mengandalkan otak semata tapi juga sikap gigih. Dan dia melihat itu semua dari dalam dirimu.

4. Relasimu menjadi lebih luas

Ini 5 Hikmah Terpendam Berhadapan sama Dosen Pembimbing Killeraacc21stcenturycenter.org

Beliau yang akhirnya mengakui potensimupun membuatnya tak lagi terkesan begitu sangar dan justru bersikap sebaliknya padamu. Misalnya beliau malah membantu memperlancar urusan administrasi untuk jadwal sidang skripsimu ketika sudah mendekati deadline. Atau memberimu nasehat layaknya seorang ayah atau ibu kepada anaknya ketika kamu menemuinya terakhir kali sebagai seorang mahasiswa bimbingan dan dosen pembimbing.

Kamu juga bahkan merasa agaknya terharu ketika tersadar bahwa kamu nyatanya mampu melalui semua rintangan dalam meraih satu langkah menuju mimpi masa depanmu itu. Kamu bahkan mungkin merasa sedih akan berpisah dengan sosok yang telah mengajarkanmu esensi berjuang meraih mimpi tersebut.

Sosok yang mendapuk pribadimu menjadi lebih kuat hingga membekalimu dengan ilmu yang lebih komprehensif. Pada akhirnya, dosen pembimbing yang semula kamu takuti itu menjadi sosok yang kamu panuti. Sisi dingin dari luarnya tersebut justru terasa begitu hangat ketika kalian saling mengenal satu sama lain. Oleh sebab itu, tampaknya relasimu bertambah menjadi lebih luas sebab kamu berhasil mendapatkan afeksi akan kesungguhanmu itu.

5. Pribadimu menjadi lebih berbudi

Ini 5 Hikmah Terpendam Berhadapan sama Dosen Pembimbing Killer.shutterstock.com

Apabila kamu cukup bijak menyikapi ulah dosen pembimbingmu yang killer itu, kamupun belajar menjadi sosok yang lebih menghargai usaha seseorang sebab kamu persis rasakan bagaimana susahnya perjuangan.

Kamu menjadi sosok berhati lapang yang bahkan tak sungkan membantu orang lain sebab kamu sadari bahwa memang tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri saja ketika mengerjakan skripsi tersebut. Kamu juga lebih berempati dengan sesama ketika melihat rekan-rekanmu memperjuangkan skripsinya lengkap dengan suka-dukanya masing-masing.

Kamu menjadi pribadi yang lebih baik dimana sedikit-banyaknya adalah sejak dipertemukan dengan seorang dosen pembimbing yang dicap killer tersebut. Kamu menyadari bahwa otak saja tidak cukup dalam menjalani hari. Sebab sikap juga krusial dalam menjalin suatu interaksi. Dan kamu berusaha mengoptimalkannya dengan trik 'pandai dan berpandai-pandai'.

Akan tetapi, jangan pula lantas menjadikan momen susahnya lepas dari bangku kuliah itu sebagai ajang balas dendam apabila kelak kamu juga berprofesi sebagai dosen ya. Nah, sudahkah kamu berterima kasih pada beliau?

Rahmadila Eka Putri Photo Verified Writer Rahmadila Eka Putri

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mari terhubung melalui Facebook (Rahmadila Eka Putri), Instagram (@rahmadilaekaputri), ataupun Twitter (@ladilacious), kritik dan sarannya juga dipersilahkan, lho!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya