Ibu. Mama. Bunda. Kadang, ada juga yang memanggilnya Malaikat Tanpa Sayap. Dia yang sering kali hanya berada di belakang layar sebuah kehidupan bernama keluarga. Tangisnya, suka duka dan lelahnya, kadang tak dianggap. Nasibnya selalu dibandingkan, padahal tiap rintangan yang dihadapi tiap-tiap ibu tak pernah sama. Ini adalah sebuah antologi cerpen tentang ibu—di mana kisahnya tak selalu manis; terkadang mengharu-biru, terkadang membakar hingga hangus.
5 Rekomendasi Antologi Fiksi Paling Ramah untuk Pembaca Pemula

- Makhluk Tuhan Paling Sensi karya Suci Syahira Fauzi (2025)
- Cerita Mamah Muda: Insecure karya Ken Terate (2025)
Antologi adalah buku yang menghimpun kumpulan karya sastra sejenis, seperti puisi, esai, atau cerpen, dengan tema yang sama, kemudian dibukukan dan diterbitkan. Meskipun umumnya melibatkan banyak penulis, antologi juga bisa ditulis oleh satu penulis. Pembuatan antologi pun dapat dilakukan melalui kolaborasi antar penulis atau melalui kompetisi dan sayembara.
Buku antologi sangat cocok untuk pembaca pemula karena menyediakan beragam cerita pendek, dan setiap cerita memiliki durasi baca yang lebih singkat dibandingkan novel. Pembaca juga tidak perlu membaca buku dari awal hingga akhir untuk memahami ceritanya, karena setiap cerita umumnya berdiri sendiri.
Kamu ingin mulai membaca, tapi tidak punya cukup waktu? Tenang! Artikel ini telah merangkum lima daftar rekomendasi buku fiksi antologi untuk pembaca pemula, yang cocok dibaca di sela-sela waktu luang. Keep scrolling!
1. Makhluk Tuhan Paling Sensi karya Suci Syahira Fauzi (2025)

Buku “Makhluk Tuhan Paling Sensi” adalah buku debut penulis bersama Mediakita yang terbit pada September 2025. Namun, perlu dicatat bahwa frasa ini tidak merujuk pada makhluk ciptaan Tuhan tertentu, melainkan merupakan judul dari sebuah karya sastra.
Buku 146 halaman ini adalah kumpulan tulisan yang terdiri dari puisi, prosa pendek, kutipan, dan percakapan. Penulis menyajikan tema-tema eksentrik yang familier dalam kehidupan sehari-hari, serta fokus pada eksistensi perempuan dan hubungan dengan Tuhan. Dalam buku ini, penulis juga tidak segan untuk menyindir, menguliti, dan membahas hal-hal yang dianggap tabu, seperti yang dijelaskan dalam deskripsi buku.
Cerita yang disajikan berupa humor yang ringan dan menyentil demi menjaga suasana bacaan tetap menyenangkan, serta mencegah cerita menjadi terlalu melankolis atau membosankan. Jadi, kamu cukup menikmati mood dan pesan dari tiap cuplikannya saja. Lebih dari itu, buku antologi ini memiliki konsep unik yang membedakannya dari buku-buku lain, yaitu dibaca dari belakang atau kanan. Menarik, bukan?
2. Cerita Mamah Muda: Insecure karya Ken Terate (2025)

“Cerita Mamah Muda: Insecure” sangat relatable, terutama untuk audiens dewasa muda dan ibu baru. Sebagai antologi, buku ini mengeksplorasi isu umum insecure—alias rasa tidak nyaman dan tidak cukup—yang menghantui kehidupan sehari-hari. Melalui kisah lima ibu muda, buku ini mengangkat berbagai sumber insecurity, antara lain perbedaan kelas sosial, rasa tidak pernah benar dalam mengasuh anak, persaingan dengan mantan istri atau anak tiri, menghadapi tekanan dari netizen atau sahabat yang negatif, serta rasa tidak sepadan dengan pasangan.
Meskipun temanya cukup dalam, buku ini disajikan dalam fiksi slice-of-life kontemporer yang ringan dan mudah dipahami. Karena ini adalah antologi yang melibatkan banyak kontributor, kamu akan disuguhi berbagai perspektif tentang insecurity. Kamu juga akan melihat bahwa "insecure" bisa datang dalam banyak bentuk, bukan hanya dari satu masalah, yang sangat bermanfaat untuk pemahaman diri.
3. Hal yang Tak Kau Bawa Pergi Saat Meninggalkanku karya J.S. Khairen (2025)

Buku “Hal yang Tak Kau Bawa Pergi Saat Meninggalkanku” adalah rekomendasi yang sangat tepat untuk pembaca pemula, terutama mereka yang menyukai tema cinta, kenangan, dan slice-of-life. Buku ini berisi 28 cerita, banyak di antaranya sangat ringkas dan diberi nomor—misalnya, No. 119, No. 071, No. 029, No. 015, No. 009. Setiap fragmen cerita berdiri sendiri, sehingga kamu bisa membaca secara acak tanpa kehilangan benang merah cerita dan bisa menyelesaikan satu cerita dalam waktu singkat.
Fokus utama ceritanya adalah kenangan kecil yang ditinggalkan oleh seseorang, seperti aroma parfum, karcis bioskop, atau harapan sederhana, yang relatable bagi hampir semua orang, terutama kalangan muda. Buku ini juga membawa berbagai emosi, mulai dari tawa, sedih, nostalgia, hingga berbunga-bunga, yang memungkinkan kamu untuk mengalami berbagai spektrum emosi tanpa merasa stuck dalam satu mood yang berat.
4. Antologi Cerpen: Pesta karya Indonesia Book Party dan Yusuf Mahessa Dewo (2024)

Buku “Antologi Cerpen: Pesta” merupakan karya kolaborasi multi-penulis yang menyajikan spektrum cerita yang luas di bawah satu tema. Kamu akan disuguhi beragam gaya penulisan dan diksi untuk menemukan penulis favorit tanpa harus membeli banyak buku. Lebih dari itu, buku ini hadir untuk membawamu keluar dari zona reading slump, yaitu kondisi jenuh atau kehilangan minat dan motivasi untuk membaca.
Jika satu cerpen terasa kurang cocok, kamu bisa langsung pindah ke cerpen berikutnya yang ditulis oleh penulis lain dalam buku ini. Sebab, membaca perspektif yang berbeda tentang satu tema dapat melatih pembaca pemula untuk meningkatkan empati dan melihat dunia dari kacamata yang berbeda-beda.
Buku 192 halaman ini menyajikan 20 kisah yang mengeksplorasi tema "Pesta" lebih dari sekadar perayaan, dengan menyoroti kepelikan dan kontras emosi yang terjadi di dalamnya. Melalui beragam cerita, kamu akan dibawa ke panggung pesta di mana perasaan terasing, hati yang tak terjangkau, dan pertanyaan tentang kebahagiaan sejati tampil apa adanya. Antologi ini menyuguhkan awal, berlangsungnya, hingga akhir sebuah pesta dengan cara yang unik di setiap kisah, hingga meninggalkan kejutan yang membekas bagi pembaca.
5. Kisah dari Halaman Belakang karya Wacaku (2023)

Buku antologi “Kisah dari Halaman Belakang” merupakan hasil kolaborasi antara Wacaku dan Roomansa. Berisi 30 cerpen terpilih dari lomba menulis bertema ibu, yang menyuguhkan berbagai cerita menyentuh mengenai ibu, mulai dari pengalaman yang manis hingga yang pahit. Buku ini juga kaya akan variasi perspektif, sekaligus mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
Kata “halaman belakang" dalam buku ini adalah metafora untuk hal-hal yang tersembunyi atau personal. Oleh karena itu, buku ini secara alami mengajak pembaca pemula, khususnya kamu, untuk merenung dan berpikir kritis tentang fenomena sosial atau emosi tertentu dalam format cerpen yang ringan.
Fiksi antologi adalah buku paling menyenangkan untuk memulai. Jadi, tunggu apa lagi? Jangan biarkan minat dan motivasi membacamu hilang. Pilih satu dari lima rekomendasi di atas, siapkan snack favoritmu, lalu nikmati sensasi menyelesaikan satu cerita dalam waktu singkat. Saatnya berhenti menunda, dan mulai membaca!


















